THE DARK WORLD - BAB 21

7 0 0
                                    

Tidak terasa hari sudah malam, aku masih sendiri di tempat ini sambil menatap langit yang sudah berubah menjadi gelap. Jonathan menghampiriku dengan wajah penuh makna. Dia duduk di sampingku dengan tatapan ragu.

"Valencia, aku minta maaf untuk kesekian kalinya," ujarnya penuh kesungguhan.

Aku memberikan senyuman. "Aku hanya terkejut saja, Jo."

"Aku akan mengerti, jika kamu ingin meninggalkanku." Dia meneteskan air mata.

Aku langsung mengubah duduk untuk menghadapnya dan menghapus air matanya. "Nggak ada yang punya niatan itu." Aku langsung mencium bibirnya. Ciuman ini tidak berlangsung lama, aku menyudahinya beberapa saat setelah itu. "Jadi selama ini, pacarku Om-Om?" tanyaku dengan nada bergurau.

Dia tertawa lepas dan mencolek hidungku. "Aku mencintaimu anak kecil."

"Aku juga mencintaimu, Om!"

Dia memelukku erat. "Aku lega kamu bisa menerimaku. Aku takut, kamu akan meninggalkanku setelah tahu perihal tadi."

Aku melepas dekapan. "Sebenarnya aku juga takut, kamu nggak akan mencintaiku lagi, ketika aku menua nantinya," lirihku.

Dia mencubit daguku. "Mau setua apa pun kamu. Di pandanganku kamu tetap yang paling cantik, Valen. Aku menunggu kehadiranmu datang butuh waktu berpuluh-puluh tahun, jadi jangan terkejut jika aku takut kehilanganmu."

"Okay, Om satu ini, jago juga merayu anak kecil ini sampai dimabuk cinta." Kami tertawa bersama setelah itu. Aku menjadi lega mendengar langsung penjelasannya. Sekarang aku tidak takut akan kehilangannya hanya karena wajah yang mulai keriput dan rambut yang mulai memutih nantinya.

"Kamu besok mau ikut denganku, nggak?"

Aku mengerutkan dahi. "Memangnya kita mau ke mana?"

"Mau mencari keberadaan Revan, suami Sabrina. Terakhir aku dengar dia menetap di rumah yang dulu disinggahi. Perjalanan mungkin akan sangat jauh, tapi kali ini Aldo memberikan kita tumpangan untuk memakai mobilnya yang ada di rumah sakit miliknya."

"Lho, rumah sakit miliknya?" Aku tercengang.

Jo mengangguk. "Iya, dia punya rumah sakit dan dia adalah seorang dokter bedah."

"Wah, keren sekali, Aldo! Pasti dia sangat pintar."

Jo mengangguk. "Sudah pasti kalau itu. Jadi bagaimana? Kamu ikut untuk menemui Revan?"

Aku mengangguk. "Boleh, siapa saja yang ikut?"

"Sabrina, Aldo, Rachel, aku, dan juga kamu."

"Okay, kalau gitu," sahutku semangat.

Kami akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan yang lainnya di api unggun setelah itu. Di sini hanya ada Alita, Rachel, Aldo, dan Sabrina. Sepertinya kaum jania yang lain tidak terbiasa untuk tidur terlalu larut.

"Aldo, bagaimana keadaan wicked pada saat kamu di sana? Apakah kamu lebih nyaman dengan kehidupanmu sekarang?" tanya Alita.

"Tidak ada yang lebih baik selain satu jalan dengan Sabrina." Aldo menatap wajah Sabrina dengan senyuman yang mendampingi. "Dia menarikku untuk membelok ke jalan yang seharusnya." Aldo dan Sabrina saling menatap satu sama lain dengan senyuman bahagia. "Kalau ditanya bagaimana keadaanku di sana, kamu bisa lihat sendiri seberapa banyak bekas luka yang aku dapat." Aldo mengembalikan pandangan ke Alita.

THE DARK WORLD: THE POWER OF NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang