Keesokan harinya, jam 12 siang.
Bumjoong dan Hongjoong berangkat ke rumah sakit untuk menjenguk Jongho dengan mobil milik Bumjoong. Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba Bumjoong melontarkan sebuah pertanyaan kepada adiknya itu.
"Eh, dek. Lo kenapa deh, semalem tidur di sajadah?" tanya Bumjoong.
"Hah? Oh, itu... Gue kan abis sholat Isya' tuh, terus gue berasa ngantuk banget. Lantaran gue males tidur di kasur, jadi deh gue tiduran di sajadah. Niatnya sih buat sementara doang, eh malah ketiduran" jawab Hongjoong panjang × lebar × tinggi.
"Yeeu, pantesan. Asal lo tahu, ya? Gara-gara itu gue sampe ngira lo pingsan, tauk!"
"Oh ya? Hehehe. Maaf ya, bang"
"Hmm. Ya udah. Gapapa"
Singkatnya, sesampainya di rumah sakit, Bumjoong dan Hongjoong langsung masuk ke kamar pasien yang ditempati oleh Jongho. Rupanya, ada Seonghwa, Yeosang, dan Wooyoung di sana yang sedang menemani 'adiknya' itu.
"Eh? Udah bangun?" tanya Hongjoong setelah melihat Jongho yang sedang duduk di atas ranjang.
"Udah dari tadi pagi, bang" jawab Jongho.
"Ooh... Gimana keadaan lo sekarang? Udah membaik?"
"Alhamdulillah, bang. Udah"
"Alhamdulillah deh, kalo gitu. Semoga lo cepet sembuh ya, Ho"
"Aamiin"
Bumjoong menyahut, "Oh ya, Jong. Gue mau nanya sama lo. Kok bisa sih, lo sampe kena radang usus buntu?"
"Beomgyu, temen kosan kita, nawarin seblak jeletot level 10 ke kita. Ya kita terima, dong. Namanya juga rejeki. Eh, malah diembat sama dia" jawab Wooyoung.
"Ya gimana gue nggak embat, bang? Orang lo langsung oper ke gue, kata lo nggak doyan seblak. Ya udah, gue makan aja" sahut Jongho.
Mendengar cerita mereka, Hongjoong hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Abis ini jangan sering-sering makan pedes ya, Ho. Nggak bagus buat perut" ujarnya ramah.
"Iya, bang" kata Jongho singkat.
Tiba-tiba, perhatian Hongjoong teralihkan pada Seonghwa yang sedari tadi diam saja sambil menopang dagu.
"Hey, Seonghwa. Lo nggak lihat di samping lo ada siapa? Diem-diem aja dari tadi" ucapnya. "Kenapa nih orang?"
"Tauk, tuh. Dari tadi diem aja. Mungkin lagi sariawan" sahut Yeosang.
Hongjoong pun langsung menepuk pundak Seonghwa.
"Astaghfirullah! Ah elah, bikin kaget aja lu, Joong!" ucap Seonghwa kaget.
"Kenapa lo, Hwa? Diem-diem aja dari tadi?" tanya Hongjoong.
"Gapapa. Lagi bingung aja"
"Bingung kenapa?"
Wooyoung tiba-tiba nyeletuk, "Gue tahu. Lo masih mikirin hair dryer di TV, ya?"
"Ish! Apaan dah, lu?!" sahut Seonghwa kesal.
"Hah? Emang ada apaan sama hair dryer?" tanya Hongjoong bingung.
"Anu... Bang Seonghwa lagi nonton TV, tiba-tiba ada iklan hair dryer lewat. Jadi kepincut, deh. Pengen beli" jawab Yeosang.
Hongjoong melirik ke arah Seonghwa, "Emang hadiah hair dryer yang gue kasih ke lo waktu lo ulang tahun itu kenapa? Rusak?"
Seonghwa langsung menatap tajam ke Wooyoung dan Yeosang. Sedangkan yang ditatap mulai merasa panik.
"Hair dryer-nya rusak abis direbutin bang Wooyoung sama bang Yeosang" ungkap Jongho.
KAMU SEDANG MEMBACA
l o g i n || ATEEZ (Hongjoong) [✓]
Fanfiction[The prequel of "SATU ATAP"] "Hongjoong, lu abis login, ya?" "Login? Lu kata Facebook?" Karena mendengar lantunan ayat suci Al-Quran, Hongjoong memutuskan untuk menjadi mualaf. Setelahnya, banyak kejadian unik dan aneh yang menguji keimanannya. Akan...