Januari 2024.
Sabtu pagi yang cerah.
Hari ini, Hongjoong memulai agenda Sabtunya dengan membuat ruang mushola di rumahnya. Bukan tanpa alasan, hal ini ia lakukan karena ia sering didatangi mimpi yang sama selama dua minggu berturut-turut (tau kan yang mimpi ketemu Seonghwa di pantai itu? Iya, dia mimpi itu terus!). Namun, sebelum itu, ia terlebih dahulu mencari inspirasi ruang mushola yang estetik dan adem di media sosialnya. Setelah itu, barulah ia membuat daftar barang yang akan ia beli di toko bangunan nantinya, di sebuah buku kecil. Dan akhirnya, ia langsung berangkat ke sana untuk belanja barang-barang yang sudah dicatat sebelumnya.
Sepulangnya dari toko bangunan, iapun mulai merombak gudang kosong yang berada di dekat taman belakang rumahnya menjadi ruang mushola yang indah. Mulai dari mengganti lantai hingga mengecat dinding, semua ia kerjakan sendiri. Empat jam kemudian, pekerjaan itupun selesai. Belum selesai sepenuhnya, sih. Baru selesai mengganti lantai keramik biasa dengan lantai marmer.
"Huh, kelar juga, akhirnya!" gumamnya. "Eh, bentar lagi mau Dzuhur, nih. Sholat dulu, dah!"
Lantaran badan dan pakaiannya dipenuhi oleh debu semen, Hongjoong memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, baru mengambil wudhu dan mengenakan baju koko beserta sarung.
Eh, gue udah lama nggak ke masjid yang pertama kali gue datengin sebelum jadi mualaf. Gue sholat di sana aja, dah, batinnya.
Dengan menggunakan motor, Hongjoong segera berangkat menuju masjid At-Taqwa.
****
Di masjid At-Taqwa.
Sesampainya di sana, tanpa sengaja Hongjoong bertemu dengan Jongho yang sedang duduk bersila di atas sajadah miliknya sembari menunggu waktu sholat Dzuhur tiba.
"Eh, Jongho! Assalamualaikum" sapanya.
"Eh. Wa'alaikum salam, bang" ucap Jongho.
"Gimana kabar lo sekarang?"
"Alhamdulillah, sehat wal 'afiat, bang. Kalo masih nggak sehat mah, nggak bakalan ke sini, gue"
"Hehehe. Alhamdulillah deh, kalo begitu. Oh ya, ngomong-ngomong, lo sering sholat di sini?"
"Iya, bang. Kadang sholat, kadang suka ngaji juga di sini"
Wait? Ngaji? Apa jangan-jangan, suara bapak-bapak ngaji itu... suaranya Jongho?!, batin Hongjoong.
"Oh ya, bang. Tumben sholat di sini. Biasanya di masjid deket komplek mulu" sahut Jongho.
"Hehe, iya, nih. Entah kenapa, gue jadi flashback waktu pertama kali dateng ke sini. Jadilah gue sholat di sini" kata Hongjoong.
"Ooh, begitu... Eh, bentar lagi mau mulai, nih. Gue mau adzan dulu ya, bang?"
"Oh! Oke!"
Jongho bangkit kemudian melangkahkan kakinya menuju standing mic yang berada di samping mimbar. Usai mengatur nafas, iapun mulai melantunkan adzan.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar..."
Suaranya Jongho saat adzan pun sangat merdu. Bahkan Hongjoong pun sampai terharu mendengarnya. Singkatnya, usai Jongho melantunkan adzan, beberapa jemaah mulai berdatangan. Dan saat itu pula, sholat Dzuhur akhirnya dimulai.
Seusai melaksanakan sholat Dzuhur, Hongjoong hendak kembali ke rumahnya. Tanpa sengaja, ia menguping pembicaraan antara Jongho dengan seorang marbot masjid itu.
"Eh? Mendadak banget, pak. Kenapa?" tanya Jongho kepada sang marbot tersebut.
"Tadi, istri bapak ngasih tahu. Anak bapak lagi sakit. Maka dari itu bapak harus pulang ke kampung, besok" jawab sang marbot tadi.
"Astaghfirullah... Sakit apa, kalo boleh tahu?"
"Demam berdarah, dek"
"Ya Allah..."
"Cuma... Bapak sekarang lagi bingung. Gimana caranya supaya bisa pulang ke kampung, tapi ongkos buat pulang nggak punya?"
Hongjoong yang mendengarnya pun ikut merasa kasihan. Tiba-tiba, entah dari mana, ia mendapatkan sebuah ide. Buru-buru ia langsung pulang ke rumah dengan motornya.
****
Malam harinya.
Di depan masjid, sang marbot masjid terlihat sedang mengobrol dengan seorang ustad. Tapi, tiba-tiba mereka dihampiri oleh Jongho.
"Assalamualaikum, pak!" sapanya sambil mencium tangannya marbot masjid sekaligus tangannya ustad tadi.
"Wa'alaikum salam" jawab mereka berdua.
"Maaf, Pak Ustad, kalo mengganggu. Saya... Boleh ngobrol sebentar sama Pak Udin? Ada perlu, soalnya"
Ustad itu mengangguk seraya berkata, "Oh, boleh, dek Jongho. Saya juga cuma sebentar di sini. Mas Udin, saya pulang dulu, ya?"
"Baik, Pak Ustad!" kata sang marbot.
Setelah ustad itu berpamitan dan pulang, kini tinggal Jongho dan sang marbot masjid yang masih berada di sana.
"Ada apa ya, dek?" tanya sang marbot itu.
"Jadi gini, pak. Mumpung besok katanya bapak mau pulang ke kampung... Ini, saya mau ngasih uang buat ongkos pulang. Mudah-mudahan cukup buat bapak" jawab Jongho sambil memberikan sejumlah uang padanya.
Tampak sang marbot masjid itu kaget sekaligus terharu.
"Ya Allah, dek... Makasih, ya. Duh, jadi ngerepotin, hehe" ucapnya.
"Gapapa, pak. Sama-sama" kata Jongho. "Sebenarnya, ini amanah dari temen saya. Katanya, dia nggak sengaja dengerin obrolan kita tadi siang. Dan dia kasih amanah ke saya buat ngasih ini"
"Masya Allah. Beruntung adek punya temen sebaik dia. Mudah-mudahan, kebaikan kalian berdua dibalas oleh Allah"
"Aamiin"
Sebelumnya...
Di kosan, di saat Jongho sedang menonton TV, tiba-tiba ada telepon masuk dari Hongjoong. Buru-buru ia langsung menjawab telepon itu. Siapa tahu penting.
"Halo, assalamualaikum" ucapnya.
"Wa'alaikum salam. Jongho, gue boleh minta tolong, nggak?" tanya Hongjoong lewat sambungan telepon.
"Hah? Minta lontong?"
"Minta tolong, Hoho! Kuping lu, ye? Suka rada-rada"
"Hehe. Maaf, bang. Minta tolong apa nih, bang?"
"Anu... Gimana gue ngomongnya, ya? Jadi gini, gue udah transfer duit ke lu. Tolong kasih ke pak marbot itu, ya?"
"Eh? Maksudnya?"
"Jadi gini. Abis Dzuhur, gue nggak sengaja dengerin obrolan kalian. Nah, gue inisiatif buat ngasih duit ke bapak itu"
"Lah, kenapa nggak langsung aja ke pak marbotnya?"
"Anu... Nggak enak gue, kalo ngasih secara langsung"
"Oh, iya. Paham, paham. Ya udah, abis ini gue mau ke supermarket buat narik duit, abis itu langsung kasih ke bapaknya"
"Oke. Makasih ya, Ho. Assalamualaikum"
"Iya. Wa'alaikum salam"
Usai mendapat amanah dari Hongjoong lewat telepon tadi, Jongho bergegas menuju supermarket untuk mengambil uang di ATM sebelum memberikannya ke sang marbot masjid.
****
1 episode lagi menuju episode terakhir!
KAMU SEDANG MEMBACA
l o g i n || ATEEZ (Hongjoong) [✓]
Fanfiction[The prequel of "SATU ATAP"] "Hongjoong, lu abis login, ya?" "Login? Lu kata Facebook?" Karena mendengar lantunan ayat suci Al-Quran, Hongjoong memutuskan untuk menjadi mualaf. Setelahnya, banyak kejadian unik dan aneh yang menguji keimanannya. Akan...