05 - Tom and Jerry🌜

93 13 0
                                    

27-07-2024

『••✎••』

Sesampainya di sekolah, Amel terus menanyakan perihal pertanyaan Rey sebelum mereka berangkat tadi. Amil tak mau menjawab, ia hanya bisa menyumpal telinganya dengan headset bluetooth. Bahkan tak segan-segan menyanyikan sebuah lagu yang terputar di playlistnya.

"Mili, jawab kenapa sih?! Gue nanya, Kak Rey beneran chat lo atau orang yang kemarin chat gue itu Kak Rey?" cerocos Amel.

Amil tak menghiraukannya, ia justru berjalan santai sembari menikmati udara segar selama perjalanan menuju kelas. Ia juga memasukan tangan kanannya ke saku. Untung saja keadaan di lorong sekolah masih sepi karena mereka berangkat lebih awal tadi.

Amel geleng-geleng kepala. Kemudian ia menarik tangan kiri Amil hingga gadis itu hampir terhuyung ke belakang.

"Eh-eh, apa sih lo?" tanya Amil sedikit kesal. "Sopan lo begitu?" Lanjutnya.

"Ya lo dari tadi gue ngomong ngga lo dengerin. Itu kuping denger gue ngomong ga sih?" balas Amel tak kalah sengit.

"Sorry gue pake headset jadi ngga denger Lo ngomong apa," ujar Amil dengan watadosnya.

Amel menghela napas lelah. Ia menengadahkan tangan kanannya. "Minta headset lo," pinta Amel. Ia sudah lelah meladeni kembarannya yang keras kepala itu.

"Buat apa?" tanya Amil.

"Udah jangan banyak cincong!"

Amil pun menyerahkan headset bluetoothnya pada Amel. Amel pun menyimpannya dengan baik di sakunya. "Headset lo gue sita sampai kita pulang nanti. Jangan harap gue bakal ngasih ke lo sebelum itu!"

"Hah? What? Eh-eh enak aja! Balikin nggak!"

"Nggak!"

"Balikin Mel!"

"Nggak! Sebelum lo jawab pertanyaan gue tadi, gue nggak akan kasih ini headset!" ancam Amel.

"Iya-iya gue ngaku, kemarin Kak Rey minta nomor gue tapi gue sengaja ngetik nomor lo. Puas sekarang? Mana headset gue?" ujar Amil dengan watadosnya. Amel melotot tajam sepertinya akan terjadi perang saudara diantara mereka.

"Enteng banget ya, minta digeprek tangan lo? Hah?!"

"Ya abis, gue masih kesel sama Kak Rey. Lo tau kejadiannya juga kan, yang waktu Kak Rey mandi di kamar gue," ujar Amil mulai menyesali perbuatannya. Ia melakukannya semata-mata karena kekesalannya saja. Toh moodnya pada saat itu masih down. Ia menunduk pasrah jika harus dimarahi oleh kembarannya.

Amel menghela napas panjang. Ia tak habis pikir, kenapa ia memiliki saudara kembar yang moodyan atau cepat sekali berubah mood seperti Amil. Kadangkala ia merasa Amil bukanlah kembarannya melainkan orang lain karena sifatnya sangat bertolak belakang dengannya.

"Astaghfirullah, yaudah nanti gue bilangin ke Kak Rey. Tapi nanti lo harus minta maaf sama Kak Rey! Gue ga mau tau alasan apapun itu dari lo!" titah Amel. Amil sempat ingin memotong ucapan Amel. Namun melihat tatapan tajam Amel tertuju padanya seketika nyalinya menjadi ciut.

"Iya, maafin gue, ya?" pinta Amil masih menundukan kepala.

"Yaudah gue maafin. Jangan diulangi lagi," titah Amel. Amil tak menjawab, ia masih betah menundukkan kepalanya sembari mengangguk pelan.

"Ayo ke kelas," ajak Amel sembari mengulurkan tangannya.

Amil tertegun, seketika ia mendongakkan kepalanya. Melihat ekspresi terkejut Amil, Amel terkekeh pelan. Ia segera meraih tangan kiri Amil lalu menariknya menuju ke kelas. "Cepetan ih jalannya!" dumel Amel.

Love Hate Relationship (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang