03-08-24
『••✎••』
Seminggu menginap di rumah keluarga Arthama, kini keluarga Anggara akan pulang ke Korea. Yups, memang tempat tinggal mereka aslinya ada di Seoul, Korea Selatan. Mereka hanya sekedar berkunjung saja setelah pekerjaan Ayah Farhan selesai di Jakarta.
"Yudha, terimakasih sudah mau menampung kami di rumahmu," ujar Ayah Farhan.
"Sama-sama bang. Lain kali mampir lagi kesini. Rayyan dan Rey katanya udah betah banget disini," sindir Papa Yudha pada kedua anak laki-laki Ayah Farhan dan Bunda Meghan. Rey yang sibuk memilih ujung jaketnya pun tersadar. Memang benar bahwa ia sudah betah tinggal di rumah keluarga Arthama. Rasa-rasanya ia tak ingin kembali ke Korea.
"Hehe, suasana disini beda om nggak kaya di Korea," ujar Rey.
"Bilang aja kamu malas kuliah Rey!" sindir Bunda Meghan. Seketika semua orang tertawa melihat raut wajah Rey seperti maling tertangkap basah.
Rey hanya bisa tersenyum kikuk. Sementara keluarga Arthama masih menertawakannya. Ia malu sekali, lebih baik ia segera masuk ke mobil daripada harus ditertawakan lagi oleh keluarga pamannya.
Rey dan Rayyan pun segera menyalami Papa Yudha dan Mama Adhisti. Sedangkan pada Amil dan Amel, Rey hanya tersenyum sekilas lalu pergi.
Berbeda dari abangnya, Rayyan justru meminta digendong oleh Amil. Bocah itu seakan tak mau lepas dari kakak sepupunya. "Kakak, Rayyan bakal kangen banget sama kakak," ujar Rayyan dengan wajah sedihnya.
"Kakak kembar juga pasti bakal kangen banget sama kamu Rayyan, iya kan Mel?"
"Iya dong, kapan-kapan kalau kamu datang lagi kesini kita main sepuasnya, ya," ujar Amel. Ia mencoba menghibur anak kecil itu agar tak terlalu sedih karena harus berpisah dengannya dan Amil.
Rayyan tersenyum lalu mengangguk lucu. "Okey, janji ya kak?"
"JANJI!" seru si kembar.
Mereka tertawa bahagia, Rayyan merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Amil tapi beberapa saat kemudian ia juga merentangkan tangan kanannya agar Amel ikut masuk ke dalam pelukannya. Mereka bertiga berpelukan ala teletubbies, lucu sekali.
Setelah drama sebelum pulang itu, akhirnya keluarga Anggara pun pergi meninggalkan pekarangan rumah keluarga Arthama menuju bandara. Rumah keluarga Arthama kini terasa sepi karena tidak ada lagi suara Rayyan yang berteriak sepanjang hari.
"Pa, rumah jadi sepi, ya?" celetuk Amel.
"Siapa bilang sepi? Nih gue kasih tau caranya biar rumah jadi ramai lagi," ujar Amil menggantung. Tentu saja sang kembaran, papa dan mamanya penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Amil.
Tiba-tiba saja, Amil mendekati sang mama. "Ma, maaf ya..."
"Maaf kenapa?" tanya Mama Adhisti.
"Maaf kemarin adek lihat kakak pecahin 10 piring di gudang. Terus pecahannya ditaruh di samping rumah," ujar Amil dengan watadosnya.
Sang kembaran alias Amel pun melotot. Bagaimana bisa Amil mengetahui kecerobohannya kemarin? Aih... Ia harus kabur sekarang sebelum singa betina papanya mengamuk dan mencabik-cabik kulit mulusnya.
"APA?!"
"AMEL! MAU KEMANA KAMU?"
Amel yang ketahuan ingin kabur pun segera berlari menuju kamarnya. Mama Adhisti pun mengambil sapu lidi di belakang pintu lalu mengejar Amel sembari berteriak. "BERANI KAMU PECAHIN PIRING DI GUDANG? SINI KAMU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (On-going)
RomanceKarya ini murni hasil pemikiran dan kegabutan saya! PLAGIATOR MOHON MENEPI DARI LAPAK SAYA!!🔥🔥🔥 Cerita Love Hate Relationship ini adalah spin off dari cerita My Destiny Is You dan Kapal Ardin. Silahkan baca kedua cerita diatas dulu karena mereka...