21-09-24
『••✎••』
Malam semakin larut, Amil merasa sangat asing berada di tempat yang sepi itu. Sebenarnya kemana mereka? Kemana Rey akan membawanya? Amil terus mengikuti langkah lebar Rey. Ia sedikit berlari menyamakan langkah kakinya dengan pemuda itu.
"Cepet banget sih jalannya!" gerutu Amil.
"Lo aja yang kependekan jadi langkahnya kecil," balas Rey.
Hal itu membuat Amil seketika berhenti dan menatap horor si pelaku. Sedangkan Rey masih berjalan hingga akhirnya ia tak mendengar suara langkah kaki Amil lagi. Setelah sadar barulah ia membalikan badannya menatap Amil yang melotot lebar padanya.
"Kenapa berhenti?" tanya Rey dengan watadosnya.
Amil tak kunjung menjawab, terpaksa Rey menghampiri gadis itu terlebih dahulu. Sesampainya di depan Amil, Rey sedikit menyamakan tingginya dengan Amil. Bisa dibilang Amil memang lebih pendek daripada Rey. Wajah Amil saja setara dengan dada bidang Rey. Seperti Minions kecil!
"Kenapa?" tanya Rey lagi. Tapi kali ini nada bicaranya terkesan lebih lembut.
Amil menatap Rey masih dengan tatapan tajam. Namun dapat Rey lihat di pelupuk mata Amil mulai menggenang air mata. Bibir mungil Amil juga ikut melengkung keatas. Alhasil ujung bibirnya tertarik ke bawah. Gadis kecil itu mulai menangis. Tiba-tiba saja ia sesenggukan dan memukul bahu Rey.
'BUG!'
'BUG!'
Masih dalam posisi memukul bahu Rey, kaki Amil dihentak-hentakan cukup kuat di jalanan yang keras itu. Tangisan Amil terasa nyaring di telinga Rey. Bahkan Rey sempat kewalahan menghadapi Amil yang tiba-tiba tantrum.
"Hei! Astaga Milia! Lo kenapa?" tanya Rey malah membuat Amil semakin tantrum. Bahkan ia semakin brutal memukul Rey hingga pemuda tampan itu mundur beberapa langkah ke belakang.
"LO MASIH NANYA?!"
"DASAR COWOK NGESELIN!"
Amil mencaci maki Rey karena kesal terhadap ucapan Rey tadi. Ia tak mau disebut pendek. Ia sangat sensitif akan hal itu. Ditambah moodnya sedang tak baik-baik saja. Duh, repot!
"Astaghfirullah, Milia!"
"Ampun, Mili ampun." Rey sudah tak kuat menghadapi Amil yang tantrum seperti seorang petinju. Badannya sakit karena terus-menerus dipukul oleh Amil.
"COWOK NGESELIN! PAKE NGATAIN GUE CEWEK PENDEK LAGI! ARGHHHH ENYAH LOH DARI HIDUP GUE!"
"Oke-oke, ampun. Maaf gue nggak akan nyebut Lo pendek lagi. Awww tolong jangan pukul-pukul lagi. Aduh... Sakit milia!"
Akhirnya Amil berhenti memukul Rey. Tapi karena masih sedikit ada rasa kesal, Amil mendorong bahu pemuda itu hingga terjatuh ke belakang.
"Aduh... Shh..."
Rey meringis ketika pantatnya terduduk diatas jalanan aspal yang keras itu. Sungguh miris nasibmu Rey.
Sedangkan Amil gadis itu pergi begitu saja menuju jalanan yang sebenarnya akan dituju Rey. Kakinya dihentak-hentakan. Gadis itu juga mengusap kasar air mata yang masih mengalir membasahi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (On-going)
RomanceKarya ini murni hasil pemikiran dan kegabutan saya! PLAGIATOR MOHON MENEPI DARI LAPAK SAYA!!🔥🔥🔥 Cerita Love Hate Relationship ini adalah spin off dari cerita My Destiny Is You dan Kapal Ardin. Silahkan baca kedua cerita diatas dulu karena mereka...