07 : Berita Mengejutkan🌜

59 9 0
                                    

17-08-24

『••✎••』

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Amil and the geng sudah menamatkan pendidikannya. Bahkan sekarang mereka sudah mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi yang sama, kecuali Alin. Hanya ada Dinda, Amil dan Amel saja. Alin memilih fokus menjadi istri dan calon ibu dari anak-anak Alif, CEO Azhar Corp sekaligus investor utama sekolah mereka dulu.

Hari ini tak jauh berbeda dari biasanya. Amil masih sama seperti dulu, terkadang bangun terlambat. Entah semengantuk apa gadis itu sampe tidurnya pun sangat-sangat lelap.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Namun belum ad tanda-tanda Amil akan bangun. Meskipun ia sering terlambat bangun seperti ini, tapi Amil selalu menyempatkan diri untuk shalat subuh tepat waktu. Tapi sehabis itu langsung pergi tidur lagi. Hayoloh siapa yang punya kebiasaan kaya Amil?

Hingga sang arunika memancarkan cahayanya. Cahaya itu mampu menembus kaca dan tirai-tirai putih di kamar Amil. Cahayanya begitu terasa hangat dan semakin terang saja. Hingga tidur si gadis cantik itu terusik.

"Eungh..." lenguh Amil.

Gadis itu pun membuka matanya perlahan. Ditatapnya seluruh ruang kamarnya. Ia menoleh ke arah jam dinding yang menunjukan pukul tujuh lewat sedikit.

"Assalamualaikum dunia, welcome back with me," ujar Amil dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hm, ngantuk banget. Tumben si Amel kaga bangunin gue," heran Amil. Biasanya paginya akan disambut teriakan saudara kembarnya.

Tapi ia tak peduli. Gadis itu memilih bangun dari tempat tidur lalu mengambil handuk untuk mandi. Ia akan merasa lebih segar setelah mandi.

Disaat yang bersamaan, Amel memasuki kamar Amil. Ia melihat kamar kembarannya yang sangat berantakan. Tapi wangi kamar Amil tercium begitu menenangkan. Amel mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi.

"Mili! Lo di dalam?" tanya Amel memastikan Amil benar-benar ada di dalam kamar mandi.

"IYA!" sahut Amil dari dalam kamar mandi.

"Oh, oke. Btw hari ini kan gaada kuliah, nanti siang ngafe yuk!" ajak Amel.

"Hah? Eh gue nanti mau ngerjain tugas dari dosen killer yang kemarin belum kelar. Lain kali aja gimana?" tolak Amil. Mana mungkin ia menerima tawaran Amel sedangkan tugasnya terus menumpuk seperti itu.

"Oh, yaudah deh. Lusa aja ya," ujar

"Hm, oke."

"Yaudah gue ke bawah dulu, sarapan lo ada diatas meja makan," ujar Amel sebelum akhirnya pergi dari kamar Amil.

"OKE, MAKASIH," balas Amil begitu semangat ketika mendengar kata makanan. Bagi Amil, makanan adalah nomor 1 dalam hidupnya. Ia sama sekali tak tahan lapar, lapar sedikit saja langsung tantrum.

"Ya." Amel pun pergi dari kamar kembarannya. Ia berpikir akan menghabiskan waktu libur kuliah ini dengan bermain dengan kucingnya seharian di kamar.

Beberapa waktu kemudian, Amil telah selesai mandi. Tubuhnya sudah terbalut atasan oblong polos dengan celana hotpants hitam. Amil mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk. Ia merasa lebih segar sekarang.

Tentu ia tak lupa rutinitasnya ketika selesai mandi yaitu skincare-an di pagi hari. Jajaran skincare, body care dan make up menjadi pemandangan di meja riasnya. Setelah mengoleskan beberapa produk kecantikan, Amil beranjak mengambil laptop, buku serta peralatan tulisnya. Waktu telah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Lumayan lama juga ia mandi tadi. Biasalah harus luluran dulu.

Love Hate Relationship (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang