OS : Sparks.
...
Lanjutan atau epilogue dari Heaven and Back.
.
.
.
Iya, youngkoo nih pesananmu.
Ps. CW : implied for using drugs, missionary position, wot, slow sex, etc.
.
.
.
Udah ya, ini serius part terakhir.
Jangan minta part selanjutnya lagi karna bukan series, awokawokawok.
...
Sparks,
I felt it whenever you around.
...
MERAKI dan Karenina itu sama sekali tak menyangka kalau mereka malah semakin dekat usai kejadian dimana nona pecandu ini mencoba untuk menggunakan obatnya, kala itu, saat keduanya sama-sama lebih mementingkan hasrat ketimbang akal sehat sendiri.
Itu juga kadang membuat Meraki menyesal, karna merasa dirinya malah menggunakan hasrat Karina untuk kepentingannya sendiri.
Namun, Karina sendiri tak pernah menanggapi kalau Meraki akan meminta maaf.
Toh itu juga salahnya.
Yang harusnya jauh lebih pandai untuk tak menginginkan menggunakan obat-obatan terlarang saat tinggal dengan orang asing macam Meraki.
Keduanya lebih banyak berinteraksi sekarang, meski cuma sekedar bertanya mau makan apa atau mau melakukan apa secara bersama.
Itu jauh lebih baik, bukan?
Walaupun kecanggungan antara mereka masih ada.
Tapi keduanya lebih rileks.
Dan, tak sama sekali keberatan jika salah satu dari mereka mencoba menyentuh atau mungkin berusaha mendekap mereka mencari kehangatan.
Sosok pemadam kebakaran yang satu itu merasa kalau dirinya ini memiliki perasaan tak enak hati.
Apalagi sekarang dirinya sudah harus pergi ke tempatnya bekerja, dan meninggalkan Karina sendirian dalam rumah yang lumayan besar jika harus tinggali sendiri saja.
"Kenapa?"
Suara serak dari Karina itu membuat Meraki terlonjak kaget dan kemudian, memegangi dada sendiri, "Kamu nih," omelnya pelan.
Karina sendiri tertawa melihat bagaimana Meraki terkejut dan merajuk.
Dominan satu ini tampak menggemaskan, apalagi saat kedua pipi bundarnya tampak bergerak atas pergerakannya sendiri.
"Lucu," gumannya pelan.
Itu membuat Meraki menangkat satu alisnya keatas, dan mengerut heran, "Bilang apa kamu?"
Pertanyaan tersebut membuat Karina menggeleng kecil.
Dan, kemudian mendorong dadanya Meraki secara pelan; bermaksud mengusir si dominan agar cepat pergi bekerja karna ini sudah jadwalnya pergi.
"Kamu nanti terlambat tau, Raki,"
Ungkapan itu membentuk senyuman simpul pada wajah si dominan.
Setidaknya, Karina ini memperhatikan jam kerjanya atau mungkin dirinya walau ya agak menyebalkan sih, sedikit.
"Iya, iya,"
Meraki beranjak tapi baru beberapa langkah, ia kembali memutar tubuhnya demi menatap sosok yang dirinya rawat selama belakangan.
"Kalau kenapa-kenapa, kabari ya?"
Pertanyaan itu dibalas dengan dengusan geli; beserta rotasi kedua mata yang kelihatan malas meski agak bercanda itu.
Karina tak bisa menahan senyumannya, "Bawel, iya, sana."
Sebelum benar-benar pergi.
Meraki menatap seksama Karina dan kemudian, melakukan hormat secara main-main yang kemudian justru kabur.
Ia (agak terlambat menyadarinya) malu, mungkin?
Karina sendiri tertawa.
Membiarkan Meraki meninggalkannya, dan memperhatikan sosok pemadam kebakaran yang merawatnya beberapa waktu itu dengan hangat.
Full on pvt pada profil wp. X]
![](https://img.wattpad.com/cover/352552238-288-k82661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prompts.
FanfictionCollections of prompt that might be upload soon or later, all the ideas might be from hailjiminjeong only or ayangie would be filled up the idea. Only for WINRINA.