Prolog

657 16 0
                                    

"saya terima nikah dan kawinnya nya ashelia arabella binti jinan Safa cahyadi dengan mas kawin emas tiga puluh gram di bayar tunai! "

"gimana para saksi, sah?"

"SAHHH!"

"alhamdulillah"

air mata tak terbendung lagi saat ijab qobul telah selesai dilaksanakan.
pernikahan ini bagaikan mimpi untuk ashel sebab menikah dengan lelaki pilihan sang ayah, bukan pilihannya sendiri

terlalu cepat bagi ashel melepas masa lajangnya. berat selaki, menikah dengan lelaki yang tidak di cintai meskipun katanya cinta itu akan muncul jika sudah terbiasa

tapi yang menjadi kekhawatiran nya bagaimana jika dia tidak mencintai lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

dengan perasaan campur aduk nya
mencium tangan dari laki-laki yang kini telah resmi menjadi suaminya. tangan laki-laki itu terasa dingin saat tersentuh bibirnya, apa laki-laki itu merasakan yang tengah ia rasakan?

tepukan tangan mengiringi ketika cincin itu masuk melingkar d jari manisnya, tak ada senyuman seperti pengantin pada umumnya hanya senyuman tipis saja.

ashel melihat kedua orang tua nya begitu bahagia, kebahagiaan itu terpancar sekali dari wajah mereka.

"Selamat atas pernikahan kalian"

****

ekhemm"

suara deheman itu memecah etensi ashel pada handphone nya, seketika badannya menegak melihat siapa yang baru saja masuk ke kamar.

"n-ngapain kamu"

dahi laki-laki itu berkerut
"Maksud nya? Saya suami kamu kan"

ah, mungkin ashel lupa kalau dia kini sudah menjadi seorang istri.
Ashel mengalihkan tatapannya guna mengurangi kegugupan yang saat ini dia rasakan. ashel memperhatikan kamar yang semula biasa saja kini sudah di hiasi sedemikian rupa layaknya kamar pengantin pada umumnya, siapa yang menghias kamar nya seniat ini.
bahkan banyak bunga mawar merah segar disetiap penjuru kamar.

tanpa berkata lelaki itu menuntup pintu tidak lupa mengunci nya ashel tersentak ketika lelaki itu akan membuka baju

"heh ngapain kamu!? "
tanya ashel yang membuat laki-laki itu tampak kebingungan

"buka baju apalagi"
sahut lelaki itu

"d-dikamar mandi aja j-jangan d sini"

"ah iya"

lelaki itu masuk ke kamar mandi , ashel menghela nafas lega

baru saja bernafas lega ashel justru d buat jantungan oleh laki-laki itu menimbulkan kepalanya d balik pintu kamar mandi

"ashell"

"astaghfirullah kamu kenapa si, suka banget ngagetin!? "

"Maaff, saya boleh minta tolong? "

alis ashel mengerut

"minta tolong apa? "

"ambilkan pakaikan saya di mama saya, beliau masih di luar"

"h-hah? "

"tolong ya saya lupa"

"b-baiklah t-tunggu sebentar"

dengan hanya menggunakan daster panjang dan rambut di ikat , ashel pun keluar menemui mama dari laki-laki itu.

"tante" panggil ashel dengan wanita yang se umuran bundanya itu

mereka yang berada d ruang tamu
Seketika melihat ashel dengan alis berkerut, apa dia salah lagi?

"tante? dia ibu mertuamu ashel panggil dia mama" ucap anin bundanya ashel

"a-ah iya, maaf ashel belum terbiasa jadi agak sedikit lupa"

wanita paruh baya itu tersenyum

"tidak apa apa, kenapa manggil mama? "

"i-itu mau ngambil pakaian mas"

"mas apa? "

"mas yang di dalam kamar"

ashel menggigit bibirnya bawahnya dia merutuki dirinya sendiri yang tidak mencari tahu siapa nama lelaki yang tadi siang menikahinya itu

tawa mereka pecah begitu saja dan itu membuat ashel malu , beda dengan jinan
sang ayah menatap tajam "yatuhan selamat ashel"

"Adel? saking gugupnya sampai lupa nama suami kamu ini ada ada saja"

kata gracio selaku ayah adel

wajah ashel memerah menahan malumalu. Ini bukan kesalahn ashel karna sejak awal dia tidak ingin di menikah dengan pilihan ayahnya , tapi mereka selalu saja memaksa jadi tak salah jika nama pun dia tidak tahu

shani memberikan tas berukuran sedang pada ashel

"Ini nak , semua keperluan adel ada di dalam ini"

ashel menerimanya "makasih, ashel masuk dulu ke kamar takut adel nungguin"

ashel pun kembali ke kamarnya, ketika dia membuka pintu lagi lagi dia di buat jantungan oleh lelaki itu , bagaimana tidak kaget laki-laki itu duduk dengan keadaan shirtless dan tubuh bagian bawahnya hanya terlilit handuk saja

"Ngapain telanjang gitu? "

"maaff habisnya saya pegel nunggu kamu lama bangett , makanya keluar gini"

ashel menyerahkan tas itu pada adel "ini, sana pakai baju nanti keburu masuk angin"

adel mengambil tas nya itu lalu kembali kedalam kamar mandi, ashel mengusap dadanya pelann, apa tadi?tidak, tidak ashel tidak melihat tubuh mulus yang berotot itu tadi

"ARGHHH"Ashel pun memilih untuk berbaring sambil memejamkan matanya. Kegugupan benar benar menyerangnya saat inii.

klek.pintu kamar mandi terbuka muncul adel yang sudah memakai pemakaian nya, pakaian dengan rambut setengah basah.

ashel merasakan sisi ranjangnya bergerak, apa adel naik ke kasur??
pertanyaan bodoh itu muncul di benak ashel memang siapa lagi yang ada di kamar ini selain ashel&adel

"shell"

suara berat milik adel semakin membuat ashel menguatkan pejaman matanya
ashel tidak ingin terlibat kontak fisik apapun dengan adel persetanan dengan dosaa

melihat mata ashel yang terpejam membuat adel pun ikut berbaring d sebelahnya , tak apa adek memaklumi nya mungkin ashel memang lelah karna seharian duduk d atas pelaminan walaupun sebenarnya dia sangat ingin mengobrol.

tak apa semua itu bisa d lakukan di malam berikutnya kan?

Lelah yang di dera membuat adel ikut tertidur besok ia akan bangun dengan status sebagai suami begitu juga ashel. Semoga besok juga menjadi awal yang untuk kehidupannya

takdir? [DELSHEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang