BAB-8

238 11 0
                                    

"Shel ambilin pisau sama piring dong"

"Buat apa bang? "

"Mau ngupas mangga, ini tadi liat di pohon udah mateng"

"Aku mauu yaa, sebentar aku ambilin"

ashel pergi kedapur untuk mengambil pisau lalu kembali menghampiri kakak lelakinya. rizwan kaka lelakinya itu memang baru pulang kemarin.setelah mendapatkan izin cuti selama lima hari, tentu hal itu tak di sia siakan oleh ashel maupun kedua orangtua ashel , karna jarang sekali mendapati momen bersama semenjak kakak nya memutuskan untuk masuk ke dunia militer.

Untung saja adel sedang melakukan penerbangan komersial dan baru pulang besok jadi dia bisa menginap malam ini lagi.

"Nih bang"

Ashel menyerahkan pisau itu pada rizwan lalu duduk di seberangnya, kini mereka berdua berasa di belakang rumah, duduk bersama di gazebo yang memang sengaja dibuat untuk bersantai.
Di tambah pohon mangga pohon jambu bunga bunga dan beberapa tanaman yang di tanam oleh bundanya semakin membuat nyaman apalagi di siang begini.

Ayahnya yang kreatif tanpa batas itu selalu bikin sesuatu yang bikin nyaman contohnya gazebo ini, ayahnya sendiri yang membuatnya dengan kayu yang dia beli lalu merakitnya. Padahal sudah di bilang lebih baik beli langsung Terima jadi , tapi ayahnya menolak katanya kalo beli harganya naik Dua kali lipat.

"Ayah sama bunda belum balik? " Tanya rizwan yang kini tengah mengupas mangga

"Belum tadi chat katanya mau beli seafood dulu"

"Mantap, udah lama ga makan seafood buatan bunda sampai kangen banget"

"Padahal dari sini ketempat abng kerja cuma tiga jam tapi berasa beda negara beda pulau jarang balik, kamu mau nyaingin bang Toyib kayanya"

Rizwan tertawa, ashel memang semakin bawel semenjak ia memutuskan untuk masuk ke dunia militer, tak terhitung berapa ribu protes nya yang raya lakukan padanya dari daftar sampai sekarang sudah aktif bertugas.

"Emang kenapa, kamu kangen? Kesepian? Atau gimana nih"

RIZWAN ATMAJA CAHYADI
seorang TNI-AD dengan pangkat sebagai lettu(letnan satu) yang saat ini bertugas di kota tetangga, rizwan sendiri baru berusia dua puluh tujuh tahun hanya selisih dua tahun saja dengan ashel.

"Engga , biasa aja cuma bete gada temen jajan, apalagi semenjak nikah aku engga keluar rumah sama temen paling sama adel doang. "

"Ya bagus dong, enak juga gitu jalan sama suami selain aman, bisa menghemat isi dompet apalagi suami kamu pilot pasti lah uang pun bejibun" dengan nada bercanda nya

"Iya syukur buat beli pulau, tapi kadang aku kesepian adel juga kan jadwalnya padat jadi jarang ada di rumah mau main sama temen-temen juga pada sibuk kerja "

"Emang belum ada tanda tanda? "

Ashel mengerutkan kening nya"tanda tanda apa? "

"Hamil gitu?, udah mau satu bulan emang belum ada ya? "

Ashel terdiam mati seribu bahasa

"Kok diem? Apa kata kata aku menyinggung kamu? "

"Enggaa kok, aku sama adel emang belum kepikiran punya anak, kita masih belajar menerima satu sama lain dulu, mungkin nanti setelah tahu arahnya baru memikirkan ke sana "

rizwan tersenyum, ia faham perasaan adik nya , menikah dengan laki laki yang bukan pilihan nya sendiri merupakan hal yang berat buat ashel, pasti sangat berat menjalani hubungan dengan orang yang tidak ia cintai , rizwan faham itu

"Adel orang baik , kamu pasti bisa cinta sama dia ini cuma masalah waktu sabar dan jalanin aja , aku faham perasaan kamu tapi pilihan ayah ga akan salah shel, ayah tau yang baik buat kamu. "

"Kadang aneh , abang sama ayah tau dari mana kalo adel itu baik? Padahal kalo menilai manusia jangan hanya menilai dari tampilan , misal nya kalo kalian salah menilai bagaimana? Gimana nasib ku? Apa kalian ga memikirkan ku? "

"Sekarang aku tanya? Adel berlaku kasar ga sama kamu? "

Ashel menggeleng kan kepala

"Shel kita sama sama lelaki tahu mana laki laki benar dan yang engga benar , "

Ashel terdiam ,

"Ray kamu sudah melupakan nya kan? "

Pertanyaan rizwan membuat ashel gagap sendiri

"H-hah apa bg? "

"Ingat shel kamu sudah menikah kamu harus melangkah maju, abang gamau denger kalo kamu masih gamon " Ujar nya menasihati adik perempuan nya

"Abg tenang aja , udah mending abg naik ke pohon mangga nya lagi biar nanti di buat puding sama mama"

"Ide yg bagus"

takdir? [DELSHEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang