BAB-16

409 34 12
                                    

ucapan adel semalam benar adanya, pagi pagi buta lelaki itu sudah sibuk bolak balik ke luar dan masuk ke dalam kamarnya dan masuk ke dalam kamarnya lalu ke kamarnya sebelah. Kamar yang akan menjadi pelarian adel saat drama pisah ranjang ini dilakukan.
Ashel kini bagaikan patung yang tidak di anggap oleh adel, dia hanya duduk di sofa memperhatikan adel yang memindahkan semua barang barangnya. Ini gila bagaimana ashel bisa mengalami kejadian di drama drama yang di tonton

Ashel sudah membujuk adel untuk tidak melakukan aksi pindah ranjang ini namun seperti dugaannya kemarahan adel kali ini tidaklah main main

Raut wajah datarnya adel membuat ashel ingin sekali mengacak-acak. Sungguh adel tidaklah pantas memasang wajah seperti itu, wajah yang terlanjur manis mana bisa berlaku seram seperti aktor dalam perannya sebagai mafia

Dering ponsel ashel mengalihkan perhatiannya, gadis itu langsung mengangkat dan menjauh dari adel agar lelaki itu tidak dapat mendengarnya.

Adel yang melihat kepergian ashel dari pintu kamar sebelah hanya bisa mengerutkan keningnya, pertanyaan pertanyaan pun masuk menyerang pikirannya.

sudah lah adel tidak mau ambil pusing lebih baik dia mandi bersiap untuk bekerja.

Sedangkan ashel berdiri sambil menerima telepon raut kekhawatiran ke Tara sekali di wajahnya entah pembicaraan apa hingga membuatnya seperti itu yang jelas ashel langsung naik ke atas lagi mengambil kunci mobilnya tanpa pamitan ashel pergi begitu saja

Lagi lagi adel hanya bisa menatap dari jendela kamarnya saat mobil berwarna putih itu keluar dari rumahnya, kemana ashel akan pergi? Kenapa terlihat buru buru bahkan tanpa pamitan padanya apa kini dirinya benar-benar sudah tidak di anggap sebagai suami?

" Huh " Helaan nafasnya terasa berat sekali mengingat kini pernikahannya berjalan tidak tahu arah

***

ashel menatap kantor polisi di depannya dengan perasaan gelisah ashel tau resikonya apa jika dia menginjakan kaki disini, tapi ashel harus tetap masuk untuk meredakan kekhawatiran nya

Dengan langkah gamangnya ashel masuk kedalam kantor polisi , kekhawatiran nya resiko apa yang dia hadapi setelahnya keluar dari sini

Sebelum masuk ashel diperiksa seluruh badan dan tas yang dia bawa pun turut diperiksa setelah memastikan tidak ada barang berbahaya atau sejenisnya ashel pun diizinkan masuk ke dalam

Ashel menghampiri penjaga yang harini bertugas untuk memanggil sesorang yang akan dia jenguk.

" Selamat pagi, saya ingin bertemu dengan saudara zeean natio bisa? "

" Bisa silahkan tunggu di ruang tunggu, kami akan mengantarkan beliau pada anda"

"Terimakasih"

Ashel pun berjalan masuk kedalam ruangan tunggu, ia melihat ruangannya begitu sepi dan sunyi berkali-kali masuk kesini tapi ashel merasa selalu takut jika berada disini

Tidak butuh waktu lama penjaga lapas itu pun mengantarkan seorang yang dia maksud, dengan tangan yang di borgol lelaki itu duduk di hadapan ashel

"Waktu ada hanya dua puluh menit" Ucapnya sebelum pergi

" Ze apa yang terjadi pada wajah kamu? K, kenapa lebam gini? " Tanya ashel menyentuh wajahnya dengan hati hati

takdir? [DELSHEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang