Kematian Vania

8 2 0
                                    

-

Lima Bulan Kemudian

Saat ini usia kandungan Winter sudah terhitung delapan bulan. Jenis kelamin kedua bayi Jesse serta Winter pun sudah di ketauhi. Ya, kedua calon bayi mereka berjenis kelamin laki-laki semua. Baik Jesse maupun Winter sangat bahagia karena mereka akan memiliki tiga anak kembar sekaligus. Senyum Jesse sejak tadi tidak menyurut, kebahagiaan mereka seperti melingkupi ruang hatinya. Keduanya baru saja memeriksakan kandungannya dan sudah berada di perjalanan pulang. Jesse meraih tangan Winter. Di kecupnya punggung tangan istrinya tersebut sesaat setelah mengalihkan pandangannya dari kemudi. Winter hanya mengangguk di selingi senyuman merekah. Wajah wanita itu tampak berseri-seri. Mengusap perutnya yang sudah membesar, memberikan sentuhan kasih sayang untuk ketiga bayinya yang berada di dalam kandungannya itu. Winter membenarkan posisi duduknya, memang semenjak perutnya kian membesar, ia selalu mencari posisi yang nyaman saat berada di dalam mobil. Melihat sang istri yang nampak tidak nyaman, Jesse berfikir sejenak.

"Aku akan membeli mobil lain yang lebih besar. Aku tidak ingin kau tidak nyaman seperti ini" (Ujar Jesse yang membelah keheningan. Winter pun terperangah)

"Untuk apa..? Bukankah kau sudah banyak memiliki mobil..! Aku tidak perlu mobil apapun karena selama kau di sisiku aku selalu merasa aman" (Jesse terkekeh mendengarnya)

"Baiklah. Apapun yang kau katakan aku akan menurutinya" (Imbuh Jesse lagi)

-

Setibanya di mansion, Jesse tetap membantu Winter dengan melingkarkan tangan di pinggul istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di mansion, Jesse tetap membantu Winter dengan melingkarkan tangan di pinggul istrinya. Langkahnya mengimbangi wanita itu saat keduanya menaiki tangga menuju kamar.

"Kau ingin beristirahat lebih dulu, atau ingin aku membantumu untuk membersihkan diri, Sayang..?" (Tanya Jesse. Kini mereka sudah berada di dalam kamar)

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri..!! Lagi pula jika kau membantuku akan menghabiskan banyak waktu" (Winter mengenal betul bagaimana Jesse)

"Kau memang paling mengerti aku" (Balas Jesse dengan menggoda)

"Baiklah. Tapi hanya satu kali saja" (Winter pun mengizinkan)

Setelah mendapatkan persetujuan, Jesse segera menggiring istrinya itu menuju ke kamar mandi. Lalu menanggalkan seluruh pakaian mereka. Tubuh keduanya polos tanpa sehelai benang pun. Perut Winter yang membesar itu membuat wanita itu semakin seksi dan membuat Jesse tidak dapat menahan aksinya. Di bawah guyuran shower, Jesse mulai bermain di bukit kembar kesukaannya dan memberikan banyak tanda merah disana.Sentuhan Jesse yang lembut membuat Winter tidak tahan untuk tak bersuara sehinngga mengeluarkan desahan yang tentunya semakin membangkitkan gairah Jesse. Winter memejamkan kedua matanya saat Jesse meremmas salah satu buah dadanya. Menikmati permainan mereka di bawah guyuran shower dengan posisinya yang membelakangi Jesse. Di kecupnya bahu polos Winter saat ia mendapatkan pelepasan pertama. Usai percintaan panas di dalam kamar mandi, keduanya berjalan di Walk In Closet. Winter mengenakan pakaiannya lebih dulu dengan di bantu oleh Jesse. Setelahnya Jesse memakai pakaiannya sendiri. Keduanya memutuskan untuk istirahat di kamar. Dan Jesse pun menarik selimut dan menyelimuti tubuh Winter hingga menutupi perut besar wanita itu.

24/7 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang