moonlight | 08. Chimera

9 2 0
                                    

-warning 17+

Laki-laki yang mati itu bernama Lucas, seorang Kalajengking.

Claire tidak tahu spesifiknya, tapi Scott mulai menyebut Lucas dan Tracy sebegai Chimera, karena keduanya memiliki lebih dari satu DNA. Seperti Tracy yang merupakan Kanima berkulit Werewolf serta berkuku Werewolf namun memiliki racun Kanima.

Setelah apa yang terjadi di Klub, Scott meminta tolong pada Theo untuk mengantar Claire pulang. Sementara Scott, Kira, Liam dan Mason pergi ke Rumah Sakit untuk menempatkan jasad Lucas di kamar mayat, sekaligus mengobati Brett-teman Liam dan Mason yang terluka oleh serangan Lucas.

Beberapa saat kemudian, Claire dan Theo akhirnya tiba di depan rumah McCall. "Terima kasih " kata Claire, dia tersenyum singkat pada Theo sebelum berbalik.

Tapi Theo memanggilnya saat Claire hendak melangkah memasuki rumah. "Claire?" Dia menunjukan kekhawatiran. "Apa kau baik-baik saja?"

Claire mengangguk, memberikan senyum kecil. "Yah. Sampai ketemu besok, Theo." Dan dia menutup pintu.

Ada banyak hal yang telah terjadi, tapi Claire tidak mengira akan ada Chimera lain selain Tracy. Liam telah menjelas sebelumnya bahwa dia menemukan lebih dari satu lubang di hutan, Dokter Deaton bilang, itu mungkin bekas mereka mengubur para Chimera. Mengubur mereka adalah bagian dari proses bagaimana Chimera itu diciptakan, seperti inkubasi.

Supranatural dan science, menggabungkan kedua-duanya, siapa pun itu yang berhasil melakukannya adalah seorang jenius, tapi yang sedang mereka hadapi saat ini, tiga orang bertopeng itu, mereka mengerikan.

Claire sedang merenung di kamarnya. Berpikir untuk waktu yang cukup lama sampai dia mendengar suara dari lorong. Saat Claire keluar dari kamar untuk mengetahui siapa itu, dia melihat Scott Kira baru saja keluar dari kamar Scott. Ekspresi wajah mereka terlihat panik.

Penasaran, Claire memanggil, "Scott!" Sepupunya itu menoleh atas panggilannya. "Ada apa?" tanya Claire.

"Kupikir ada yang membobol klinik hewan. Aku dan Kira akan pergi memeriksanya. Kau mau ikut?" tanya Scott, agaknya khawatir karena adik sepupunya tersebut hanya akan sendirian di rumah.

Tapi Claire segera menggeleng. Dia menolak kali ini. "Aku akan di rumah saja."

"Kau yakin?" tanya Scott lembut, memastikan. Claire mengangguk yakin. "Baiklah. Telfon aku atau Ibu jika terjadi sesuatu."

Claire kembali masuk ke dalam kamarnya begitu Scott dan Kira pergi.

•••

Jasad Chimera yang mati telah hilang. Baik jasad Tracy yang berada di Klinik Hewan, atau pun jadas Lucas yang berada di Rumah Sakit. Kabar itu menimbulkan kekhawatiran lain juga pertanyaan lain.

Siapa yang telah mengambil mayat mereka?

Malia menemukan sebuah buku di kamar Tracy. Berjudul The Dread Doctors, dengan sampul hijau bergambar tiga orang bertopeng yang telah mereka lihat sebelumnya membunuh Lucas dengan panah.

Kira dan Scott telah mengkopi buku itu menjadi beberapa rangkap, dan membagiannya pada yang lainnya, tidak termasuk Claire. Claire tidak keberatan tidak diikutsertakan kali ini, karena dia masih belum siap menghadapi jasad lain. Segala hal supranatural ini membuatnya frustasi.

Sementara Scott dan teman-temannya sibuk dengan masalah The Dread Doctors dan Chimera, Claire mengambil waktunya sendiri. Dia membuka uang simpanannya dan memghabiskan banyak waktu di klub, berusaha melupakan kejadian mengerikan yang sedang terjadi.

Tubuhnya yang berlekuk sempurna membuat pakaian yang dikenakannya tampak sangat pas. Rambut silvernya bergoyang seiring dengan tarian yang dia lakukan, diiringi oleh dentuman musik yang membahana. Sesaat kemudian, Claire telah menjadi pusat perhatian karena dia tampak memukau di antara orang-orang yang ada di sana. Nyaris semua pasang mata mengawasinya dengan ketertarikan, tapi Claire sama sekali tidak perduli.

Seorang laki-laki mendekat, menarik pinggang Claire dan mengajaknya menari bersama. Keduanya cukup intim. Laki-laki itu hendak mencium Claire, tapi seseorang tiba-tiba menarik Claire pergi, sampai mereka keluar dari area dance flor.

"Theo," tegur Claire, setelah tahu siapa yang menganggunya.

Theo mengerutkan alisnya. "Kukira kau sedang mabuk," katanya.

Claire memutar bola mata malas. "Aku sama sekali tidak minum. Kau tidak perlu khawatir," kata Claire, dia menepuk bahu Theo pelan, mengulum senyum. "Sekarang biarkan aku kembali ke pesta."

Belum sempat Claire melakukan langkah kedua, Theo lebih dulu menarik lengannya, lalu mendorong Clair ke dinding dan mulai menempelkan bibir mereka.

Sesaat, Claire terkejut atas tindakan Theo yang terlalu tiba-tiba, tapi kemudian dia mengikuti permainnya dengan membalas ciumannya. Satu lengan Claire terangkat, bergerak mengusap sekitar tengkuk Theo, sementara lengan yang lain mengelus dada laki-laki itu dengan sensual.

Ciman mereka menjadi semakin dalam dan panas. Dengan saling meraup habis bibir satu sama lain. Tangan Theo bergerak lamban-lamban, meraba bokong Claire dan mengangkat satu kaki gadis itu bertumpu padanya, sementara tangannya kembali bergerak, menyelinap masuk melalui bagian bawah dres yang Claire kenakan.

Dentuman musik masih memenuhi ruang di sebelah mereka, dan suara orang-orang yang berpesta terdengar makin memudar. Yang terdengar kemudian hanya suara napas yang memburu serta erangan tertahan yang tercipta akibat kegiatan yang dilakukan muda mudi di sana.

Ciuman Theo turun ke pangkal leher Claire yang putih bersih, menggoda gadis itu dengan ciuman-ciuman ringan namun memabukan. Membuat gadis itu mengeluarkan suara desahan ringan.

Dengan napas putus-putus, Claire berbicara di sela kegiatan mereka. "Kukira, kau sedang bersama Scott dan yang lain membaca buku itu."

Theo berhenti dari kegiatannya sejenak, membuat Claire mengeluarkan sedikit erangan, sementara Theo tersenyum miring. 

"Ya. Aku sudah menyelesaikan bacaanku. Yang lain masih berada di rumah Scott, mereka tertidur karena kelelahan." Theo telah menatap Claire saat dia memberitahunya.

"Kau sendiri? Tidak merasa lelah?" Claire bertanya, dengan suara lirih menggoda. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk dada bidang laki-laki itu, sembari menatap tepat matanya dengan kilatan gairah.

"Aku masih bisa melanjutkan ini..." Theo menarik pinggang Claire, membuat gadis itu lebih dekat dan lebih intim. Suaranya kembali menggema, melanjutkan katanya-katanya, "jika itu maksud dari pertanyaanmu." Dia menyeringgai.

"Atau, kita bisa pergi ke tempat lain." Claire memberi saran, matanya menatap dengan kilat jenaka. Dan tanpa butuh waktu lama, Theo langsung menariknya pergi meninggalkan Klub.

To Be Continued

ᴍᴏᴏɴʟɪɢʜᴛ ➼ ᴛʜᴇᴏ ʀᴀᴇᴋᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang