Demam

513 83 15
                                    

Asa terbangun dengan kondisi tubuh sakit bukan main. Kepalanya berdenyut nyeri dan napasnya terasa hangat. Begitu ia menoleh pada jam yang terletak di atas nakas, matanya memejam dengan tangan yang menepuk-nepuk pundak. Pukul setengah sebelas, sudah sangat siang untuk dikatakan masih pagi.

Sejujurnya, ini bukanlah hari libur. Tetapi karena semalaman Asa tak bisa tidur dan tubuhnya menggigil, Asa memutuskan untuk beristirahat serta meliburkan diri. Beruntung, semalam Riri belum tidur ketika Asa menghubungi, sehingga ia bisa meminta bantuan dibuatkan surat untuk diserahkan ke wali kelas pagi ini. Sebenarnya Asa bisa saja mengajukan izin melalui telepon. Namun, karena ia tak mungkin menghubungi wali kelasnya di malam hari, pun karena ia tak yakin akan bangun di pagi hari, jadi dirinya berpikir akan lebih baik kalau mengirimkan surat.

Setelah merasa cukup baik, Asa memutuskan untuk menuruni ranjang, dan di situlah sensasi dingin mulai menyeruak dari kaki hingga ke seluruh tubuhnya. Dengan hela napas yang masih terasa hangat, Asa memutuskan untuk menyingkap gorden agar cahaya matahari memberikan kehangatan pada sudut-sudut kamarnya.

"Seperti mayat hidup." Asa bergumam dengan tawa pelan di akhir kalimat tatkala melewati cermin yang terdapat di lemari. Karena perutnya mulai berbunyi minta diisi, Asa memutuskan untuk keluar kamar setelah membasuh wajahnya. Ia tak berniat untuk mandi sebab tubuhnya masih terasa hangat dan ia tak mau menggigil kedinginan di kamar mandi. Bisa gawat kalau itu terjadi. Sebab meskipun sudah terbiasa sendiri, Asa tidak mau mati tanpa ada seseorang yang menemani.

Begitu langkah kakinya menuruni anak tangga, Asa menoleh ke sana-kemari. Lampu-lampu rumah masih menyala terang, yang membuktikan jika tidak ada aktivitas apa pun di rumah sebelum Asa bangun. Ke mana bi Hanum? Pantas saja tidur Asa tak terusik sama sekali hingga siang seperti ini, padahal setiap kali Asa masih tertidur di kamar, bi Hanum akan membangunkan karena harus membersihkan kamar dan mengambil pakaian kotor.

Dan ketika dirinya sudah berada di dapur, barulah ia tahu bahwa bi Hanum tidak bisa datang melalui pesan yang tiba-tiba masuk di ponselnya.

"Makan apa, ya?" Asa meletakkan ponselnya di atas meja. Tatapannya mengarah pada setumpuk roti yang terbungkus plastik di atas meja dapur. "Asa mau yang seger-seger," ucapnya, lantas berjongkok untuk mengambil satu cup mie rasa soto di lemari bagian bawah karena ia malas mencuci jika harus menggunakan mangkuk.

Setelah mengisi panci dengan air dan menyalakan kompor, Asa menunggu seraya memerhatikan sekeliling rumah. Dulu, setiap kali ia sakit ibu akan selalu membuatkan bubur dan sup ayam, lalu ia akan memakannya saat asap masih mengepul untuk menyegarkan dan menghangatkan tubuhnya. Dan kalau boleh jujur, Asa sedang merindukannya sekarang.

"Sepertinya Asa harus minta diajarkan memasak nasi nanti." Karena sejujurnya, ia sudah mulai sedikit bosan dengan mie-mie yang ia beli. Bagaimana tidak? Hampir dua minggu ia selalu makan mie di malam hari, tidak ada nasi, tidak ada lauk lain, mentok memakan roti atau jajanan lain yang sudah ia beli saat berbelanja dulu.

Terkadang, jika sedang berada di situasi seperti ini, Asa selalu berharap ibu datang dari arah pintu. Lalu memarahinya karena sudah terlalu banyak makan mie seraya menyelipkan kalimat, "Jangan makan mie terus, Adek. Nanti ususnya jadi keriting mau?" Tak lupa tangannya yang berkacak pinggang dengan wajah yang diseram-seramkan agar Asa ketakutan.

Detik berikutnya, Asa berjongkok seraya menatap semut-semut yang tengah berjalan di lantai. Ia tatap begitu lama semut-semut itu yang tengah berbondong-bondong mengambil remahan mie yang baru saja Asa jatuhkan saat mengambil bumbu di dalam cup-nya. "Apa kalian keluarga?" Asa berbisik pada semut-semut itu. "Kalau iya, tetaplah bersama, jangan sampai meninggalkan salah satunya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perihal AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang