Ikatan yang pernah menyatukan Bara dan Lingga dalam sebuah status pernikahan di pulau serumpun mungkin juga telah menyatukan dua hati yang awalnya asing untuk satu sama lain Lingga dan Bara terbiasa saling membantu satu sama lain, menjadi tangan satu sama lain, dan bertahan mengandalkan satu sama lain selama tugasnya di pulau serumpun sebagai pasangan yang hidup ditemani ajaran cinta dan kasih sayang setiap harinya.
Itu tumbuh di hati keduanya tanpa mereka sadari, mereka mungkin berusaha menyangkal dan mengabaikan. Tapi mereka juga tidak membohongi hatinya yang merasa nyaman setiap kali keduanya melewati waktu bersama.
Meski terlihat kekanakan, Bara adalah lelaki dewasa yang tentunya paham akan kedekatan yang tiba-tiba terjadi diantara mereka. Rasa nyaman juga perasaan lain yang cenderung berpusat pada Lingga, tidak terima ketika seniornya itu disakiti orang lain, merasa bertanggungjawab untuk membantu Lingga ketika melihat lelaki tersebut dalam kesulitan.
Begitupun Lingga yang sangat berhati-hati akan perasaannya apalagi itu melibatkan ikatan dan kisah cinta. Lingga menyadari ada ruang di hatinya untuk Bara yang membuatnya hangat dan nyaman. Suatu percikan yang menghantarkan ia pada sebuah pemikiran bahwa sosok Bara seperti melengkapi sebagian kekosongan.
Namun entah Lingga atau Bara, keduanya tidak ada yang berani mengakui perasaan itu secara langsung. Ego di dalam kepalanya masih berpikir bahwa itu hanyalah sugesti dari kebiasaan mereka di pulau serumpun dan dorongan adat juga budaya yang mereka pelajari di pulau penuh cinta tersebut.
Walau demikian, Bara dan Lingga juga tidak memberi jarak akan kedekatannya. Bara semakin berani untuk selalu andil dalam keseharian Lingga dalam situasi yang menurutnya akan Lingga butuhkan, Lingga juga semakin tidak keberatan dengan hal itu.
Mereka mulai sering melewati waktu bersama secara kasual, sekedar melewati makan siang bersama atau saling menunggu saat pulang.
Tak hanya itu mereka juga menjadi dekat di luar pekerjaan, Bara pernah menemani Lingga belanja sekaligus mengajaknya makan malam bersama. Dan Lingga tidak menolak saat Bara mengajaknya ke kafe milik lelaki yang lebih mudah hanya untuk menikmati jamuan gratis dan bagaimana Bara membanggakan kafenya.
"Kak, gue temenin begadang ya kalo misal ada yang bisa dibantu bilang aja."
Bahkan, Bara juga berdedikasi untuk menemani Lingga terjaga hingga larut malam demi merampungkan pekerjaannya. Lingga sama sekali tidak keberatan, ia senang dengan kehadiran Bara meski lelaki yang lebih muda berakhir tertidur di sofa ruangan tempatnya bekerja sementara Lingga masih terjaga hingga pagi buta.
"Istirahat kek Kak, jurnalnya publish di blog pribadi aja biarin rugi tuh si Jian nolak mulu laporan kita."
Bahkan Bara berubah menjadi pembela Lingga di depan Mas Jian. Saat Lingga kembali harus berdebat akan laporannya, Bara yang akan maju membela Lingga bak juru bicara seniornya. Ia seolah tidak membiarkan Lingga yang sudah kelelahan harus berkerja lebih kelas lagi menghadapi atasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bylines and Heartbeats (Hoonsuk)
FanfictionBaraga dan Harlingga adalah dua jurnalis yang penuh semangat dalam mengeksplorasi keberagaman budaya di seluruh dunia. Suatu hari, mereka memiliki tugas untuk pergi ke sebuah pulau terpencil yang legendaris, di mana suku asli yang hidup di sana memi...