Apartemen Bara sama sekali tidak seperti dugaan Lingga selama ini yang berantakan dan asal seperti anak muda sibuk kebanyakan. Hunian milik pemuda Sanjaya itu ternyata sangat rapi dan bersih, hanya mungkin Bara membiarkan sepatunya tersusun di lantai tanpa ada rak saat membuka pintu masuk.
Furnitur sederhana dengan foto dan lukisan terkait musik, animasi, atau karya seni dari beberapa seniman terpajang di dinding.
Gitar elektrik terpajang apik di sudut ruangan tepat di samping dinding kaca ruang tengahnya. Apartemen minimalis dengan dapur terbuka dimana kitchen Bar ada di sebelah ruangan, bersebrangan dengan pintu kamar utama dan satu ruangan lain yang Bara khususkan untuk ruang kerjanya.
Kamar mandi terpisah dari kamar dan juga sangat bersih, dilengkapi bathub juga walk in closet minimalis yang tak banyak berisi pakaian. Bara bilang, karena Ia jarang berlama-lama di apartemennya.
Lingga juga bisa menemukan figurin-figurin karakter hingga tanaman hias kecil di lemari yang memisahkan ruang tengah dengan lorong pintu masuk. Jujur saja, untuk pertama kalinya Lingga mengunjungi apartemen Bara dan dia tidak kecewa.
Setelah kegiatan jalan malamnya mereka pulang sangat larut karena terbawa suasana bahagia dari status baru nya, keduanya berkeliling di taman dan melakukan banyak hal santai hingga waktu menunjukan pukul dua malam.
Sebenarnya, Bara berniat mengantar Lingga pulang ke apartemennya. Namun Lingga mengatakan bahwa semenjak sakit Ia tidak pulang ke apartemennya, Ia selalu pulang ke rumah Leopold sehingga akhirnya Bara memutuskan membawa Lingga ke apartemennya sendiri yang kebetulan jaraknya lebih dekat dibanding ke rumah Leopold.
Alasan lain, Bara tidak siap diintrogasi karena membawa Lingga pulang pukul dua malam langsung oleh orang tua dan adik-adiknya.
Malam itu, Lingga mandi menggunakan sabun mandi Bara, wanginya berbeda dari sabun yang biasa Ia pakai, Ia bahkan menggunakan pakaian Bara yang membuat dirinya merasa diselimuti aroma tubuh kekasihnya semalaman.
Terlalu lelah untuk tersipu dengan fakta itu, karena sesaat setelah Ia membersihkan diri dan berganti pakaian, matanya langsung terpejam lelap di atas ranjang tanpa bisa dikendalikan.
Bahkan melupakan bahwa Bara sedang menyiapkan makanan untuknya.
Berakhir dengan Bara yang menikmati makanannya sendiri dan terjaga di ruang tengah sambil mengerjakan pekerjaan terkait kafe miliknya, membiarkan Lingga beristirahat dengan nyaman di kamarnya sendiri.
Samar suara ketukan pintu adalah apa yang mengusik tidur Lingga pagi ini, Ia mengerjap dan merasakan silau cahaya matahari yang masuk dari sela sela gorden di ruangan yang ditempatinya.
Pemandangan atap dan aroma ruangan yang asing Lingga dapatkan setelah matanya terbuka, hingga kemudian ia mengulum senyum saat ingat bahwa Ia kini berada di kamar milik Bara, kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bylines and Heartbeats (Hoonsuk)
FanfictionBaraga dan Harlingga adalah dua jurnalis yang penuh semangat dalam mengeksplorasi keberagaman budaya di seluruh dunia. Suatu hari, mereka memiliki tugas untuk pergi ke sebuah pulau terpencil yang legendaris, di mana suku asli yang hidup di sana memi...