14

795 117 30
                                    

🖇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖇. Pulau Serumpun

"Mereka, pasangan atas nama Baraga dan Harlingga yang duduk di antara saya adalah dua insan dengan cinta sakral yang baru terikat sejak satu bulan yang lalu. Telah melakukan perjanjian cinta dalam pernikahan di hadapan Dewa yang Agung, berisi 5 pasal perjanjian yaitu; Kewajiban Saling Menjaga, Janji Cinta yang Tak Terputus, Bersama dalam Senang dan Sulit, Menjaga Ikatan yang Suci, Kekekalan Cinta di Bawah Naungan Para Dewa."

"Selama satu bulan mereka hidup di antara kami, keduanya telah melakukan dan menjaga janji tersebut. Di atas tanah yang suci dan kehidupan kecil yang diberkati ini, Saudara Baraga Sanjaya dan Harlingga Arcelio adalah dua insan saling mencintai yang datang dari luar suku. Dengan besar hati memberikan kepercayaan atas cintanya pada Dewa Kami yang Agung. Untuk kemudian ikut hidup di antara kami, ikut berjalan dalam cinta dan kasih Dewa, bersedia diikat dengan ritual yang kami percaya."

"Dan Hari ini, Mereka akan kembali ke tempat tinggal nya yang bukan di dalam pulau kami. Sesuai dengan perjanjian yang ditulis oleh penerus tangan Dewa, bahwa mereka yang telah terikat dan melakukan perjanjian cinta dalam pernikahannya juga harus melakukan sumpah di hadapan Dewa agar bertanggungjawab atas apa yang telah dipertaruhkannya guna menjaga kesucian cinta mereka juga harmoni dalam Pulau dan kehidupan suku kami."

Bara dan Lingga yang duduk di atas batu dengan kaki menapak di dalam air sungai itu sama-sama menunduk. Di akhir tugasnya sebagai jurnalis, mereka harus tetap melakukan kewajibannya sebagai pasangan yang telah resmi di dalam kepercayaan suku melati.

Pakaian putihnya kali ini terasa panas namun juga mampu membuat kedua tubuh pemuda itu menggigil saat salah seorang pria tua penghubung janji manusia dengan Dewa itu membacakan pesannya pada Dewa terkait hubungan Bara dan Lingga.

Beberapa orang yang berdiri di sekitar sungai dengan pakaian sucinya masuk ke dalam air dan masing-masing berdiri di belakang Bara dan Lingga saat Pria yang berdiri di tengah-tengah mereka berhenti berbicara.

Satu orang lainnya mendekat dan menyodorkan sebuah mangkuk dari tanah liat yang berisi air juga bunga melati, meminta Bara dan Lingga mengambil masing-masing satu bunga.

"Kalungnya dimana?" Ucap orang itu dengan suara pelan pada Lingga. Membuat Lingga sedikit terkejut karena suasana tegang yang Ia rasa lalu dengan gugup menjawab bahwa Ia menggunakannya di balik pakaian.

"Di keluarin aja pakai nya jangan tertutup kain."

"Oh iya, sebentar-"

"Nak Bara, tolong dibantu."

Bara yang sedari tadi diam refleks mengangguk dan menghadap ke arah Lingga untuk membantu Lingga menggunakan kalung pernikahannya dengan benar dan tidak terhalang oleh kain yang Ia gunakan.

Lingga bisa merasakan tangan Bara yang sedikit bergetar walau wajahnya terlihat santai, membuat sebelah tangannya naik mengusap pelan tangan lelaki yang lebih muda. Meski mereka setuju untuk mengikuti budaya dan persyaratan yang harus mereka lakukan untuk bertugas di pulau ini, namun hal itu tetap saja terasa sangat berlebihan untuk mereka bisa terima dengan hati yang tenang.

Bylines and Heartbeats (Hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang