17

756 105 19
                                    

Isi chapter ini aku rasa bakal menguras energi buat dibaca, jadi, baca waktu luang dan suasana hati kalian sedang ringan yaa

Sebuah ruang VIP di salah restoran mewah yang pernah Lingga kunjungi bersama keluarganya dulu menjadi pilihan untuk Ia kembali menghabiskan waktu bersama Mami dan Papa tirinya.

Dilengkapi fasilitas untuk memutar musik dan film yang akan diskusi mama juga smoking room yang akan membuat nyaman Papa Leo. Tak hanya itu, Lingga bahkan sengaja memilih hidangan yang akan disukai oleh kedua orang tuanya.

Seperti striploin feast dengan chimicurri dan pullpork tacos coleslaw salad, kedua hidangan tersebut pernah menjadi menu dinner dari momen dimana Papa Leo akhirnya berhasil menyalakan kembali cahaya yang hampir mati di hati Mami Juliana karena kehilangan Papa Arc dulu.

Ya, cerita Mami tentang Papa Leo juga romantis. Meski itu dulu dan seperti sulit untuk Lingga lihat kembali intensitasnya sekarang. Ia berharap acara kecil yang dibuatnya kali ini dapat kembali menciptakan warna di hubungan mereka.

Walau sebenarnya Ia sangat gugup dan khawatir dengan topik yang akan Ia bahas, setengah hatinya belum siap terbuka, tapi Lingga juga tidak bisa terus menutupi masalah besarnya dan membuat orang tuanya kecewa nanti.

"Kakak masih lama?"

"Maaf banget Ma, ini tiba-tiba orang kantor minta kirim laporan belum kakak revisi. Tiga puluh menit aja kok kakak langsung kesana nanti. Maaf ya? Bilangin sama Papa Leo kakak minta maaf karena telat."

"It's okay honey take your time."

Bahkan, Lingga rela berbohong. Demi memberi waktu Mami dan Papa Leo berduaan saja menikmati hidangan yang telah Ia pesan sebelumnya.

Ia tidak benar-benar harus mengirim laporan atau merevisi apapun, Ia hanya duduk di kafe tak jauh dari restoran menunggu waktunya tepat. Sibuk dengan ponselnya membalas pesan dari Bara yang hampir membuat Ia tak sadar telah melebihi tiga puluh menit waktu menunggunya.

Kembali ke restoran menuju ruangan dimana Mami Juliana dan Papa Leo berada dengan sedikit tarikan nafas untuk membuat Ia berani membangun suasana di antara kedua orang tuanya tersebut.

"Hai Mi, Hai Pa, Maaf ya kakak telat."

Tepat saat Lingga datang, suasana di antara orang tuanya terlihat lebih baik hingga Lingga merasa bahwa rencananya mungkin berhasil. 

Hidangan yang Ia pesan sudah mereka nikmati sebagian, bahkan Ia bisa menemukan Papa Leo yang duduk di samping Mami dengan sebelah tangan ia rentangkan pada sandaran kursi sehingga terlihat seperti tengah merangkul istrinya sementara tangan lain Ia gunakan untuk memegang rokok.

Itu menciptakan senyuman di wajah Lingga, mungkin memang seharusnya Mami dan Papa melewati waktu bersama dengan suasana yang romantis sambil berkomunikasi agar hubungan mereka menjadi lebih baik.

Bylines and Heartbeats (Hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang