sebelumnya aku mau bilang terima kasih buat kalian yang udah baca cerita ini, dan semoga kalian suka sama ceritanya
sebelum baca jangan lupa vote yaa
teman-teman••Happy reading••
~ °⋆𐙚 ⋆𐙚⋆𐙚⋆° ~
Daisy Easton, seorang gadis yang yang hidup sebatang kara, ia hidup sendiri tanpa adanya peranan ayah dan ibu di sampingnya. Bahkan, sampai saat ini, ia tak tau siapa orang tuanya. Karena, sedari kecil ia berada di panti asuhan. Ia di temukan di depan panti, dengan beralaskan sebuah keranjang bayi, tanpa secarik kertas apapun yang di titipkan.
Bahkan, kala itu hujan deras, dengan petir yang menyambar beberapa kali. Sungguh naas hidupnya, ia hanya bisa merasa hangatnya keluarga di panti bersama dengan adik-adiknya. Sesekali Daisy merenung apakah ia seorang anak yang tak diinginkan oleh orang tuanya sehingga harus meninggalkannya di panti tanpa identitas apapun, bukankah itu sangat ironi.
Setelah lulus SMA Daisy memutuskan untuk hidup sendiri, ia tak mau merepotkan siapapun itu, terlebih pada keluarganya di panti yang sudah merawatnya dari kecil. Dengan menyewa sebuah kontrakan kecil saja ia sudah bersyukur, setidaknya ia hidup dengan mandiri tanpa merepotkan siapapun.
Sesekali ia menyisihkan uang untuk di berikannya pada adik-adiknya, walaupun tak seberapa ia berharap mereka dapat menggunakannya dengan baik. Daisy bekerja di sebuah cafe menjadi seorang barista, hal itu cukup memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak seberapa.
Karna itu pula Daisy selalu berusaha untuk berdiri dengan kedua kakinya sendiri, ia mulai belajar beladiri dan beberapa kegiatan lainnya, karna menurutnya tak ada yang akan menjaganya selain diri sendiri, lagipula siapa yang mau repot-repot menjaganya.
Daisy juga gemar melukis, ia sempat bercita-cita ingin menjadi desainer namun karna tak ada biaya untuk itu semua ia mengubur cita-citanya dalam-dalam.
"DAISYYY!!" Pekik seorang gadis yang tiba-tiba menelponnya entah apa lagi yang akan diperbuatnya, bahkan ia mulai jengah dengan tingkah sahabatnya itu yang di luar nalar
"ck apa" berdecak malas mendengar suara yang melengking itu."Gue baru nonton film RAME BANGET GILAA!!" Daisy menjauhkan ponselnya, telinganya akan lepas saat ini juga "berisik lo, gue ga budek ya!!" terdengar suara tawa dari lawan bicaranya membuat ia menghela nafas berat.
"Hehe yaa maap, habisnya seru banget gilaa pokonya lo harus nonton gamau tau!!" gadis itu memutar matanya malas selalu saja seperti ini, temannya yang bernama Jihan Davira itu selalu memerintahnya menonton film yang sama dengannya.
"Gue cape mau istirahat" elaknya menolak secara halus, lagipula ia tidak berbohong dirinya memang benar-benar lelah saat ini "Ayolah ini beneran rame banget, lo harus nonton gamau tau!!" gadis itu memijat kepalanya merasa pening.
"Gue cape jihan" tekannya mencoba memberi penolakan "ayolah ini rame gue ga boong, gini deh kalo menurut lo ini ga rame gue gaakan nyuruh lo lagi buat nonton film" ia terdiam sejenak memutuskan, dengan ini ia akan terbebas dari temannya ini.
"Oke, gue pegang omongan lo".
"Yey!!, pokonya lo sahabat terluplup ntar gue kasi linknya terus nan…"
TUT
Panggilan di matikan sepihak oleh gadis itu, ia sudah paham apa yang akan Jihan katakan, tentu saja setelah itu Daisy harus membagi pengalamannya menonton film rekomendasi sahabatnya itu, yang pasti dengan responnya yang sangat heboh.
Daisy mulai menyambungkan film tersebut ke tv, menghiraukan Jihan yang sudah merapalkan sumpah serapahnya karna telpon yang di matikan sepihak, ia mencoba untuk fokus dengan film dan mulai tertarik dengan alur ceritanya.
Dalam cerita tersebut berlatarbelakang kerajaan dimana seorang Duke bernama Charles yang menghabiskan hidupnya di medan perang, bahkan sepertinya medan perang merupakan rumah keduanya saja, entah apa yang pikirkannya disaat yang lain mencari pasangan, ia justru seakan tak perduli akan hal itu.
Duke Charles merupakan sesuatu yang berharga bagi kekaisaran karna selalu memenangkan perang, kebringasannya dalam medan membuat semua orang segan untuk mengusiknya, belum lagi ia seseorang yang tak pandang bulu.
Suatu hari Duke Charles di jebak oleh seorang gadis bangsawan bernama Marceline Grace Maddison yang tergila gila padanya, ia memasukkan obat tidur pada minuman Duke, membuat seakan-akan mereka telah tidur bersama.
Kemudian berita itu menyebar ke seluruh penjuru istana membuat ia dan Sang Duke di panggil oleh keluarga kekaisaran, sehingga keduanya terpaksa menikah, ralat Duke Charles yang terpaksa menikahi anak tunggal keluarga Maddison.
Di awal pernikahan keduanya baik baik saja, namun tentu saja dengan sikap sang Duke yang terlampau dingin, beberapa kali juga Duchess Marceline merayunya namun yang ia dapat hanyalah tatapan datar penuh intimidasi dan pengusiran secara kasar.
Setelah enam bulan lamanya Duke Charles mulai kembali ke medan perang selama 5 bulan, ketika pulang ia melihat seorang gadis berpakaian sederhana yang menyita perhatiannya, ia menyembuhkan beberapa yang terluka akibat perang, hal itu membuat sang Duke jatuh hati atas kelembutannya. Sang Female lead bernama Naomi Fiorella, seorang gadis yang dilahirkan menjadi seorang putri seorang Baron.
Selepas pulang ke istana, ia mendengar kabar Sang Duchess berselingkuh di belakangnya, hal itu membuat Duke Charles semakin membenci gadis tersebut, bahkan ia tak tau bahwa itu hanyalah fitnah semata, Duke Charles menutup telinga rapat rapat, bahkan jika kabar itu tersebar ia tak perduli.
Puncaknya ketika Charles yang berniat menjadikan Naomi sebagai selir, dimana Marcheline yang tak mau diduakan membunuh Sang Female lead, membuat Charles mengeram marah dan menyiksa Marcheline, memasukkannya kedalam penjara bawah tanah untuk disiksa kemudian di bunuh.
TAK
KYAAA
Nafas Daisy memburu ketika listrik tiba-tiba saja padam, padahal saat ini jam menunjukkan pukul 23:34 malam, film yang masi akan selesai beberapa menit lagi di layar tv seketika mati menyisakan layar hitam polos.
Namun bukan itu masalahnya, Daisy memiliki anxiety disorder atau panic attack dimana ia memiliki kecemasan berlebihan, entahlah ia pun tak tau mengapa ia memilikinya, lagipula semua orang memang tak ada yang sempurna.
Jantungnya berdebar dengan ritme yang cepat, ia berjalan pelan ke arah saklar mencoba untuk menghidupkannya, karna biasanya ini hanyalah konslet saja, maklum namanya juga kontrakan kita harus berbagi satu sama lainnya bukan?.
Namun biasanya hal ini terjadi pada siang hari, lain halnya saat ini sudah sangat petang membuat penyakitnya kambuh secara tiba-tiba, ia menggigit kuku jarinya menyalurkan kecemasannya, kakinya yang bergetar mencoba berjalan menggapai saklar.
Namun setelah itu ia justru tersengat listrik, dalam hitungan detik ia dinyatakan tewas, selain karna itu juga pacuan dari anxiety disorder atau panic attack yang ia miliki membuatnya meregang nyawa saat itu juga, "aku harap di kehidupan selanjutnya aku akan bahagia".
~ °⋆𐙚 ⋆𐙚⋆𐙚⋆° ~
halo teman-teman gimana ni ceritanya
semoga kalian suka yaajangan lupa vote ya teman-teman
terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Marceline
Teen FictionBagaimana jika seorang gadis yang menghabiskan masa kecilnya di dalam panti asuhan tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya bertransmigrasi ke dalam film yang ia tonton karena paksaan sahabatnya. Di mana film tersebut bergenre kerajaan, dengan sang a...