06. Daniel

949 112 10
                                    

••Happy reading••

~ °⋆𐙚 ⋆𐙚⋆𐙚⋆° ~


"Salam Nyonya Marceline, semoga kebahagiaan selalu menyertai anda" ucap pria yang ia yakini seorang tabib yang sudah dipastikan seorang wizard, "saya Shai akan memeriksa keadaan anda Nyonya" mengapa ia datang untuk memeriksanya, bukankah Charles tak perduli akan kehadirannya, lalu untuk apa ia datang kemari.

"Aku tak merasa sakit" Shai menarik senyumnya menanggapi "saya akan memeriksa kesehatan anda Nyonya" Marceline terdiam, lagipula apa salahnya memeriksa kesehatan saja, bukankah itu hal yang lumrah untuk mengecek kesehatan.

Mengangguk setuju kemudian membaringkan tubuhnya membiarkan sang tabib memeriksanya, "Saya dengar anda sempat tak sadarkan diri Nyonya" gadis itu mengangguk mengiyakan "apakah ada merasakan sakit?".

"Sebelum itu aku merasa sakit di kepalaku" Shai mengangguk paham "tak ada yang serius disini, sepertinya anda kurang istirahat" menatap ke arah pria di hadapannya gadis itu memicingkan matanya sejenak "mengapa Charles memerintahkan kau memeriksaku?".

"Duke Charles memerintahkan saya untuk memeriksa keadaan Nyonya setelah tak sadarkan diri, dan untuk memeriksa kew..." tersadar akan kesalahannya Shai terdiam, sedang Marceline menatap penuh curiga kearahnya.

"Memeriksa apa?" Shai dibuat gelagapan merutuki kesalahannya "keadaan anda Nyonya" koreksinya, Marceline semakin memicingkan matanya penuh selidik, ia merasa ada yang tak beres dengan tabib itu, "saya pamit undur di..".

"Katakan padaku yang sebenarnya Shai" gadis itu menatap Shai penuh intimidasi sedang sang empu gelagapan bingung harus menjawab apa, "maaf Nyonya..".

"Katakan!!" terdengar helaan nafas sejenak "maaf saya diperintahkan Tuan untuk memeriksa ke.. kewarasan anda" cicit pria itu di akhir kalimat, ia meneguk salivanya susah.

"Yang benar saja, apa ia berpikir aku gila!!" pria itu meringis pelan, sedang Marceline beranjak dari kasurnya melangkah keluar, "Nyo..Nyonyaa.." Shai mencoba mengejar sang Nyonya, jika tidak habislah ia, ia tak ingin kepala dan badannya terpisah nantinya.

Marceline tak menghiraukan Shai yang tengah mengejarnya, ia melangkah lebih cepat dari sebelumnya, ia tak perduli akan tatakrama, yang ditujunya saat ini ialah ruang kerja Charles.

BRAKK

Johan terperanjat kaget mendengar pintu terbuka dengan sangat keras, ia dapat melihat sang Nyonya tengah menatap nyalang ke arah Tuannya yang tak terganggu sama sekali, di belakangnya Shai terlihat pucat.

Bagitu halnya dengan Tuan muda Frederick yang terkejut akan perilakunya istri sahabatnya, ia sedang berkunjung untuk membahas mengenai pembangunan jembatan di sudut kota.

Gadis itu melangkah masuk, memukul meja suaminya keras, sedang semua merasa terkejut dibuatnya. "Kau berfikir aku gila?!" Charles mengalihkan pandangannya pada gadis di hadapannya ini dengan tajam.

"Kau memang gila" ucapnya santai, gadis itu mulai naik pitam membalas tatapan tajam suaminya, "kau tau Shai, yang seharusnya di periksa adalah Tuanmu sendiri" mata gadis itu masih berperang dengan Charles.

"E.. Nyonya.." Marceline menatap tajam ke arah tabib itu "kenapa? Kau tak ingin memeriksanya? Kau takut dengannya?" Charles menatap Marceline tertarik, ia menyunggingkan senyumnya, menanti apa saja yang akan di lakukan istrinya tersebut.

Shai sudah pucat pasi di buatnya, Tuan dan Nyonya-nya ini sungguh menyeramkan, memang jodoh tak akan kemana, pikirnya. Sedang Daniel terdiam tak berniat ikut campur, sesekali ia menyesap tehnya.

"Oh aku tau, kau pasti sudah mengetahui penyakitnya bukan, bukankah itu sangat parah? aku kasihan sekali padanya" ujung matanya menatap Charles yang menatap kearahnya.

Duchess Marceline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang