••Happy reading••
~ °⋆𐙚 ⋆𐙚⋆𐙚⋆° ~
Kini Marceline tengah berada di dalam sebuah kamar yang sepertinya diberikan khusus untuk keduanya, ia mengatakan bahwa tubuhnya terasa sakit, sedangkan yang lain memakluminya, tentu saja ia hanya beralibi saja.
Ia bahkan tengah memijat pelipisnya yang terasa pening saat ini, bagaimana tidak Duke Charles sekarang resmi menjadi suaminya, itu adalah hal terburuk yang pernah ia alami, menikah dengan malaikat maut sendiri, apakah terdengar waras tentu saja tidak, nyaris dikatakan gila.
Helaan nafasnya terasa berat seakan beban yang dipikulnya amatlah banyak, namun terlepas dari itu semua ada satu hal yang perlu di syukuri, yakin kekayaannya hahaa. Benar semua akan terasa lebih menyenangkan dengan uang.
Namun masalah selanjutnya apakah Tiran itu akan memberikannya beberapa hartanya secara cuma-cuma, jika iya maka ia sedikit baik, ya sedikit karna tentu saja semuanya terkalahkan dengan sifat buruknya.
Oh Tuhan bagaimana ini, jikalau ia meminta surat perceraian esok hari tentu saja pria itu akan menolaknya, jelas itu menodai namanya, gadis itu mulai cemas sehingga ia tanpa sadar menggigit kukunya.
Lalu apa yang harus ia lakukan, mengatakan bahwa ia bukan Marceline melainkan Daisy yang tersesat dalam tubuhnya? bisa-bisa ia akan di katakan tak waras, siapa yang akan percaya hal konyol seperti itu, bahkan sebenarnya ia pun tak percaya pada apa yang di alaminya, namun ketika ia tertidur kemudian terbangun di tempat yang sama secara berulang, tentu saja mau tak mau ia harus mempercayainya.
"Huffttt benar-benar melelahkan" kakinya melangkah kearah kamar mandi, berniat untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, mencoba berendam agar tubuhnya rileks, berusaha menghapus sesuatu yang mengganggu pikirannya sedari tadi.
"Saya Marceline Grace Maddison bersedia berjanji di hadapan Tuhan dan juga manusia untuk menerima Duke Charles Cortez Kensington menjadi suami dan pendamping hidup saya baik di dalam suka maupun duka, dalam susah maupun senang, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin dan berjanji akan setia serta menghormatinya sebagai pendamping hidup saya hingga maut berpisah."
Setelah ucap janji suci itu keduanya bertukar cincin, ia sempat mengagumi bagaimana keindahannya namun sebelum itu ia berusaha menutupinya dengan sempurna.
"Dengan ini kalian telah resmi dihadapan Tuhan dan juga manusia sebagai pasangan suami-istri..."
Suasana haru tercipta serta tepuk tangan dari para tamu undangan pun menggema "kini pengantin pria boleh mencium pengantin wanitanya" Marceline pucat pasi seketika mengapa ia melupakan hal ini, ia tak mau melakukannya terlebih dengan pria di hadapannya ini.
"Tak perlu, lanjutkan saja acaranya" semua terdiam, mendengar suara sang Duke yang terlampau dingin membuat suasana mencekik, sedang Marceline merasa senang akan hal itu, bagus pria itu membantunya saat ini, walaupun ia yakin pria itupun sama sepertinya tak ingin melakukannya.
Mungkin jika yang berada disini adalah Marceline yang asli tentu saja gadis itu akan merasa sedih ataupun nekat melakukan sesuatu, namun syukurlah yang berada disini adalah Daisy.
Menghela nafasnya pelan mengingat beberapa waktu lalu, kemudian beranjak dari bak mandi berjalan kearah rumah ganti pakaian, tangannya membawa sebuah hanfu berwarna baby purple, meskipun ia merasa ini tetap merepotkan namun pakaian yang dipilihnya adalah pakaian paling sederhana dari sekian banyak gaun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Marceline
Teen FictionBagaimana jika seorang gadis yang menghabiskan masa kecilnya di dalam panti asuhan tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya bertransmigrasi ke dalam film yang ia tonton karena paksaan sahabatnya. Di mana film tersebut bergenre kerajaan, dengan sang a...