08. Buku

1.4K 159 10
                                    

jangan lupa vote dan komen yaa

••Happy reading••

~ °⋆𐙚 ⋆𐙚⋆𐙚⋆° ~

Charles keluar dari ruang rapat dengan ekspresi datarnya, mengingat ia beberapa saat lalu melihat Marceline yang terlihat akrab dengan sahabatnya itu, membuatnya semakin mengeratkan rahangnya.

Semua menahan nafasnya merasa tercekik, sedari tadi tak ada yang berani mengurangi suasana tersebut, karena aura yang dikeluarkan terlalu kuat, mereka baru bisa menghela nafasnya kala Charles pergi dari ruangan.

Ya, alasan mengapa ia melihat Marceline bersama Daniel ialah, karena Charles akan mengadakan rapat untuk membahas musim kemarau yang menyebabkan beberapa daerah gersang tak terawat, tanaman mati karena tanah yang kering kerontang.

Belum lagi setiap penduduk yang membutuhkan air untuk kebutuhan hidupnya, membuat mereka mau tak mau harus mengadakan rapat yang diadakan di kastil ini. Melangkah lebar menuju kamarnya, ia butuh berendam untuk meredakan emosinya yang tak teratur.

Perlahan pintu itu terbuka, menampilkan kondisi kamar yang cukup berantakan. Meski tak ketara, tetap saja itu cukup membuat Charles memicing curiga, melangkah masuk kedalam kamar.

Namun, ia cukup terkejut kala melihat ruang bawah tanahnya terbuka, pasalnya tak ada yang mengetahuinya selain dirinya sendiri. Kakinya berjalan menuruni tangga tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

Tentu saja jika ia menimbulkan suara seseorang yang memasuki ruang rahasianya akan bersembunyi sebelum ia dapat menangkap basahnya.

Matanya menyorot tajam, agar tak ada satupun yang tertinggal untuk di lewatkan, satu alisnya menukik ke atas, mendapati gadis yang menjadi istrinya itu berada di sana. Ia terlihat akan memasuki ruangannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" terlihat tubuh gadis itu terlonjak kaget menatap ke arahnya, seutas senyum terbit dari bibirnya "ah, aku sedang mencari..bukuku yang hilang" ucapnya lirih.

Suasana hening setelahnya, sebelum Charles kembali membuka suara "Mengapa kau bisa menemukan ruangan ini" ucapnya menusuk, bagaimana tidak, Johan yang merupakan tangan kanannya saja tak mengetahuinya.

Lalu bagaimana bisa seorang gadis yang baru tinggal beberapa hari ini sudah menemukannya, meskipun ia sering datang ke sini, tetap saja kamar ini tak pernah ia kunjungi sebelumnya.

"Em..aku sempat membuka lukisan yang terpajang, dan hanya satu yang tak dapat terbuka" gadis itu memilin bajunya, entah kemana keberaniannya yang sempat membentak Charles tadi, seakan sirnah begitu saja.

"Kau mencari buku bukan? Lalu untuk apa kau mencarinya di belakang lukisan? Apa bukumu setipis tisu" ah sudahlah seperti riwayatnya akan tamat saat ini juga, sebenarnya ia pun tak tau, mengapa ia harus mencarinya di belakang lukisan, tentu saja itu hal bodoh yang ia lakukan.

"Eh... Anu..Itu" tatapan Charles membuatnya mati kutu, manelan salivanya susah. "Apa kau merasa lelah? Aku bisa memijatmu hehee" Charles merotasikan matanya jengah, sedang Marceline menggerutu tertahan melihatnya.

Ia kan hanya menawarkan bantuan, mengapa responnya seperti itu?. "Kembali ke tempatmu, jika kau tak ingin kakimu patah saat ini juga!!," terdiam sejenak, ia kemudian berjalan melewati Charles dengan perasaan dongkolnya.

Duchess Marceline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang