"Trakkk!"
Tiba-tiba, suara kaleng berbunyi di balik tembok di rooftop itu. Azell dan Chania terkejut, saling menatap dengan mata yang membelalak. "Woi, siapa di sana?" teriak Azell dengan nada keras.
Azell mulai berjalan perlahan menuju sumber suara, diikuti Chania yang ketakutan. Dengan langkah yang penuh kehati-hatian, mereka mendekati tembok itu.
"Anjir! Hampir aja gue percaya sama mimpi sialan lo itu!" Azell mengumpat begitu melihat seekor tikus yang tengah menggigit kaleng minuman. Gadis itu kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.
"Zell! Tungguin!" Chania mengejar Azell yang mulai berjalan menuju pintu rooftop.
Mereka berdua turun ke bawah, kembali ke kelas mereka. Saat menuruni tangga, Chania yang berada beberapa langkah di belakang Azell mendengar bisikan aneh, 'Kalian semua harus mati!' Dia terdiam dan berbalik ke belakang, namun tidak ada siapa pun di sana.
"Zell, lo dengar gak?" tanya Chania dengan suara bergetar.
"Dengar apaan?"
Chania menggeleng, ragu untuk menceritakan hal tersebut. Dia berpikir mungkin itu hanya halusinasinya saja. Chania pun berjalan cepat menyusul Azell.
Di lantai dua, Laura sedang menuju toilet ketika dia berpapasan dengan Alynna, Arummy, dan Chalista yang baru saja keluar dari toilet.
"Laura, lo liat Levin gak di kelas?" tanya Alynna.
"Enggak tau gue!" jawab Laura singkat sambil terus berjalan.
Chalista melihat Laura dengan cemberut. "Dia punya masalah apa sih? Jutek banget!" katanya.
"Jangan salah paham, Laura emang begitu, tapi aslinya dia baik kok," bela Alynna sambil tersenyum.
"Yang aneh kalau tiba-tiba dia jadi ramah sama kita-kita," sahut Arummy.
"Tapi dia itu emang kayak gak senang aja sama kita. Beda kalau sama yang lain," ucap Chalista.
"Gue juga merasa gitu sih," sahut Arummy.
"Enggak kok, perasaan kalian aja. Dia juga sering cecok sama anak-anak cowok," bela Alynna lagi.
Ketika mereka tiba di kelas, Azell dan Chania juga sudah ada di sana, namun Alynna tidak melihat Levin, Yose dan Jimmy. "Kalian ada yang tau gak Levin, Jimmy, sama Yose ada di mana sekarang?" tanya Alynna, membuat Erland tampak tidak suka mendengarnya.
"Tadi Levin sama Jimmy masih di perpus, kalau Yose..." ucapan Elsa terhenti karena Yose kini telah memasuki kelas.
"Nah itu dia. Yose! Lo liat Levin sama Jimmy gak di perpus?" tanya Arummy.
"Gue gak di perpus!" jawab Yose singkat.
"Terus lo dari mana?" tanya Devan.
Yose menatap ke arah Elsa. "Gue dari ruangan musik, main gitar."
"Oh," mereka mengangguk setuju. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki memasuki kelas, dan mereka semua menoleh ke arah pintu. Dan di sana mereka yang tadi menatap harap kini terlihat sedikit kecewa karena yang datang bukan Levin dan Jimmy melainkan Laura yang datang.
"Kenapa? Kalian gak suka gue yang datang?" ucap Laura.
"Bukan gitu, kita lagi nungguin Levin sama Jimmy," sahut Arummy.
"Emangnya mereka ke mana?" tanya Laura.
"Laura!" panggil Ajun secara refleks, membuat Laura dan yang lain terkejut. "Ajun gak suka kalau my baby Laura ikut-ikutan khawatirin mereka," sambung Ajun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]
Mystery / ThrillerKisah ini menceritakan perjuangan satu kelas siswa-siswi SMA yang terjebak di sekolah setelah menemukan buku aneh di laci temannya yang tiba-tiba menghilang di kelas itu. Sudut pandang dan karakter dibuat untuk memperkuat alur cerita. TAUKAN MAKSUD...