Di bawah sana, Laura duduk di kursi taman sekolah bersama Ajun. Udara sore yang sejuk tidak mampu mengusir keresahan yang merayap di hatinya. Ia terus memikirkan sahabatnya, Elsa. Tatapan Laura terpaku pada langit yang mulai sedikit meredup karena tak lama lagi matahari akan terbenam.
"Ajun, menurut lo, Elsa tega ninggalin kita?" suara Laura terdengar lirih, namun jelas mengandung kebingungan.
Ajun menghela napas panjang sebelum menjawab. "Elsa yang ajun kenal selama ini gak mungkin berkhianat seperti yang mereka tuduh, apalagi ninggalin My Baby Laura. Tapi di situasi kayak gini, semua orang bakal lebih mikirin diri sendiri."Laura mengangguk pelan, mencoba memahami apa yang dikatakan Ajun.
" Tapi kalo Ajun diposisi itu Ajun ga bakal ninggalin My baby Laura kok meskipun nanti Ajun harus memilih antara bisa bebas tapi sendiri atau tetap disini tapi ada my baby Laura Ajun akan tetap memilih disini bersama my baby Laura, " Ucap Ajun.
Laura kemudian menatap rerumputan itu. "Gue udah lama kenal Elsa, dan gue yakin dia gak akan berkhianat. Kalau memang ini terjadi, gue rasa dia gak sengaja," katanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada Ajun.
Ajun menatap Laura dengan lembut, seakan memahami keraguannya. "Iya, Ajun juga mikir gitu. Yose juga orang yang peduli banget sama orang lain. Dia bahkan rela ngorbanin dirinya demi nolong orang lain."
Mata Laura bersinar sebentar, seolah meraih harapan dari kata-kata Ajun. "Kita gak tahu apa yang terjadi sama mereka sekarang. Semoga aja mereka baik-baik aja." Ajun mengangguk setuju.
### Flashback
Elsa mengikuti Yose masuk ke ruang penyimpanan sekolah. Mereka mencari sesuatu, sebuah buku yang sangat penting. Elsa memandang Yose yang sibuk menyisir rak-rak buku.
"Yose!" panggil Elsa, memecah kesunyian.
Yose menoleh singkat, "Cari di sana aja. Gue di sini." Ia membagi tempat pencarian tanpa banyak bicara, seperti biasa.
Elsa mendesah pelan lagi-lagi Yose memberi jarak padanya. "Aish, ngapain juga gue mau nemenin dia tadi?" keluhnya dalam hati. Namun, tanpa banyak protes, ia menuju lemari di sudut ruangan.
Matanya menyipit ketika melihat buku lusuh di atas lemari. Buku itu tampak persis seperti yang pernah mereka temukan di laci Damma. Ia mencoba menjangkaunya, namun terlalu tinggi. "Yose!" panggil Elsa tapi tidak ada sahutan dari lelaki itu.
Akhirnya Elsa mengambil satu kursi yang ada di sana untuk menjangkau buku yang terletak cukup tinggi karena berada di atas lemari itu. Yose sempat menoleh kebelakang saat Elsa menyeret kursi itu lalu kemudian kembali focus kepencariannya. Meskipun sudah menaiki kursi namun buku itu masih juga sulit dijangkau Elsa akhirnya Elsa pun berjinjit diatas kursi untuk meraih buku, setelah menyentuh buku itu ditangannya tiba-tiba kursi itu mulai bergoyang dan Elsa kehilangan keseimbangan. "AAAAK!" teriaknya.
Yose, yang mendengar teriakan itu, langsung berbalik dan berlari menghampiri Elsa. Namun, ia tak cukup cepat untuk menahan tubuhnya. Elsa jatuh—tepat di atas tubuh Yose yang ikut tersungkur ke lantai. Untuk beberapa detik, mata mereka bertemu, begitu dekat hingga Elsa bisa merasakan napas Yose.
Kedekatan itu membuat Elsa tersadar dan buru-buru memalingkan wajah. "Bukunya!" serunya, bangkit dari tubuh Yose, begitu juga Yose langsung bangkit karena mendengar Elsa menyebut buku itu. Cahaya aneh memancar dari buku lusuh yang kini terbuka di lantai. Mereka menatap buku itu dengan penuh penasaran.
Namun, sebelum mereka sempat menutup buku itu, sebuah kekuatan misterius menarik mereka masuk ke dalamnya.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]
غموض / إثارةKisah ini menceritakan perjuangan satu kelas siswa-siswi SMA yang terjebak di sekolah setelah menemukan buku aneh di laci temannya yang tiba-tiba menghilang di kelas itu. Sudut pandang dan karakter dibuat untuk memperkuat alur cerita. TAUKAN MAKSUD...