18

782 68 40
                                    

Pagi itu, seperti biasa, satu per satu dari mereka sudah terbangun dan meninggalkan kelas. Beberapa masih tertinggal, menikmati sisa pagi yang masih hangat. Azell baru saja terjaga dari tidurnya, namun kali ini ada yang berbeda. Mimpi yang baru saja menghampirinya membuatnya terkejut. Ia duduk sejenak, merenungi mimpi yang masih segar dalam ingatannya sebelum menatap sekeliling kelas.

Perlahan, ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju jendela dekat tempat tidur Jimmy. Tempat itu kosong, menandakan bahwa pemiliknya sudah terjaga dan berada di luar. Azell memandang keluar jendela, mencoba mencari jawaban dari mimpi yang masih menghantuinya. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk keluar kelas.

Willy, yang kebetulan sedang duduk di kursinya, memperhatikan tingkah aneh Azell. "Lo kenapa, Zell?" tanyanya dengan nada kebingungan.

"Lo ikut gue. Gue mau memastikan sesuatu," jawab Azell singkat, lalu menarik Willy keluar kelas tanpa menunggu jawaban.

Di pintu kelas, mereka berpapasan dengan Alynna dan Arummy yang baru saja selesai mandi dan hendak masuk. Ada rasa canggung yang terpancar dari tatapan Arummy saat beradu pandang dengan Willy, namun Azell dengan cepat menarik Willy lebih jauh, meninggalkan Alynna dan Arummy dalam kebingungan.

"Mereka kenapa sih?" tanya Alynna, sedikit heran dengan tingkah mereka.

"Entahlah!" jawab Arummy sambil mengangkat bahu, berpura-pura tak peduli. Namun, sebelum memasuki kelas, ia sempat melirik ke arah mana Azell membawa Willy.

Azell dan Willy sekarang menaiki tangga menuju rooftop. "Lo mau ngajak gue ke mana sih?" tanya Willy, melepaskan tangannya dari genggaman Azell.

"Gue bilang gue mau memastikan sesuatu," sahut Azell. "Kalau lo gak mau ikut, ya udah."

Azell melanjutkan langkahnya, meninggalkan Willy yang kebingungan. Namun, kata-kata Azell terus terngiang di kepala Willy, membuatnya tak bisa hanya berdiam diri. Ia pun memutuskan untuk kembali mengikuti Azell.

"Memastikan apa sih, Zell?" tanya Willy saat berhasil menyusul Azell.

"Lo diam aja, entar juga tau," jawab Azell dengan nada sedikit jengkel. Mereka terus berjalan, menaiki tangga terakhir hingga akhirnya tiba di rooftop.

Azell mengambil balok kayu yang tergeletak di sana dan melemparkannya keluar. Balok itu memantul, tidak seperti yang diharapkannya. Azell menghela napas berat, kekecewaan tampak jelas di wajahnya.

Willy mendekat, mencoba memahami perasaan temannya. "Lo mau memastikan kita masih terkurung, kan?" tanyanya.

Azell mengangguk pelan. "Gue mimpi portal itu udah kebuka dan kita udah bebas," ucapnya lirih, seolah tak yakin dengan apa yang baru saja diucapkannya.

Willy menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri di samping Azell. "Gue gak tau apa kita bisa keluar atau nggak, tapi kalau nanti kita bisa keluar, gue harap kita semua bisa selamat bersama," katanya, mencoba memberikan harapan.

Azell mengangguk setuju. "Ya udah, balik yok!" katanya sambil berbalik untuk turun kembali.

Sementara itu, Alynna, Arummy, Chalista, dan Chania keluar kelas dan berjalan menuju kantin. "Alyn!" panggil Levin dari kejauhan, yang baru saja keluar dari toilet. Keempat gadis itu menoleh ke belakang.

Levin mendekat dan mengeluarkan plaster dari saku celananya. "Aku lihat kemarin jari kamu luka," ucapnya sambil menyodorkannya kepada Alynna.

"Hah? Luka? Yang mana?" tanya Arummy, terkejut.

"Ah, ini karena kemarin nggak sengaja pegang pecahan kaca saat nyari buku itu!" jawab Alynna, sedikit gugup.

"Pake aja biar nggak perih," ucap Levin, tersenyum lembut.

LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang