34

634 67 35
                                    

Pada saat itu Laura, Alva dan Ajun masih di ruangan Radio itu dan hari sudah mulai sore. "Aissh berarti malam ini kita tidur disini lagi," ucap Laura yang kini tengah menatap ke arah langit yang terlihat diluar jendelah kaca itu.

Alva pun melirik ke arah yang tengah dilihat gadis itu, di sana matahari akan terbenam tak lama lagi. Dia kemudian menoleh ke Ajun yang masih di sana."eh lo ngapain masih disini? Udah balik ke kelas sana bentar lagi gelap!" ucap Alva pada Ajun.

"idiih ngapain lo ngusir-ngusir gue lagian gue mau tidur di sini juga kok biar dekat my baby Laura!" ucapnya.

"eh bego! Lo masih bisa tiduran di kelas kenapa lo malah mau tidur di sini sih?" ucap Laura.

"ya karena Ajun mau dekat my baby Laura! Meskipun disana Ajun masih bisa tiduran dimatras tapi itu tetap tidak menyenangkan kalau tidak ada my baby Laura di sana," ucapnya.

"aiiissh!" ucap Laura geram karena kebucinan Ajun itu yang membuat laki-laki itu menjadi bodoh.

"apa kita buat aja tempat tidur di sini? Di ruangan music masih ada satu matras dan itu bisa buat lo pakai!" ucap Alva pada Laura."bentar gue jemput dulu," ucapnya tanpa menunggu persetujuan Laura, dia beranjak keluar menjemput matras yang ada di ruangan music yang biasa digunakan Erland untuk tiduran di sana.

"aissh si caper itu mulai lagi," ucap Ajun yang merasa tersaingi.

Alva kembali membawa matras itu dan meletakannya. Apa kita taruh di meja ini aja?" tanya Alva pada gadis itu.

"gak usah taruh di bawah aja!" ucap Laura karena dia merasa tidak enak bisa tiduran diatas sana, sementara Alva dan Ajun hanya dikursi dan meletakannya dilantai tidak akan terlihat buruk .

"Ya udah kita harus harus geser meja ini dulu!" ucap Alva karena dia ingin memberi tempat menaruh matras itu nanti jika sudah dibentang.

Laura dan Ajun pun menolongnya menggeser meja itu dan di saat mereka menggeser meja itu mereka terkejut karena menemukan sebuah kapak di sana. "apaan ini?" ucap Alva menatap Laura dan Ajun.

Laura mendekat mengamati kapak itu." ada bercak darahnya!" ucap gadis itu,dia kembali berpikir." Ikut gue sekarang! Gue mau ngasih tau mereka tentang ini!" ucapnya pada Alva dan Ajun.

Gadis itu membawa kapak itu dan kemudian diikuti Alva dan Ajun dari belakang menuju kelas mereka. Mereka yang berada di kelas itu pun terkejut akan kedatangan ketiga orang itu. Laura langsung melempar kapak itu ke lantai di dekat mereka berkumpul.

"gawat dia benaran mau bunuh kita," ucap Lexi sedikit mundur dan berlindung dibelakang Willy.

"apaan sih!' Willy pun menepis tangan Lexi yang bergantung pada bajunya.

Erland menatap kapak yang dilempar gadis itu dan dia kembali menatap gadis itu dan kedua orang yang berada dibelakangnya.

Suasana tegang itu membuat Joan tidak tahan lagi" eh maksud lo apaaan bawa-bawa beginian? Lo mau ngebunuh kita?" ucap Joan berjalan sedikit maju ke arah gadis itu dan Erland pun menariknya kebelakang.

Kini Erland yang berdiri di depan gadis itu sekarang."dari mana lo nemuin ini?" tanyanya.

"di ruangan radio!" ucap Laura dan itu langsung membuat Azell yang tadi kebingungan kini beralih menatap sahabatnya yaitu Erland.

Erland memundurkan langkahnya dan kembali menatap kapak itu, dia memikirkan kembali bagaimana mungkin kapak itu bisa kembali bukankah terakhir kali dia mengeceknya dengan Levin dan Azell waktu itu kapak itu sudah menghilang dan tak lagi ada di sana.

"ya udah terus kenapa dengan kapak itu?" tanya Joan lagi yang tidak mengerti.

"Eh bego! Lo gak tau ini semua ada hubungannya dengan mimpi Chania yang kalian percaya waktu itu!" ucap Laura.

LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang