Chat, kemudian?

95 38 23
                                    


Hari yang cukup lelah dan gerah buatku. Padahal seharian hujan. Seharian juga badanku rasanya tidak karuan. Setelah mie ayam bakso pangsit dan es teh manis tadi siang, malam ini aku cukup menyantap air putih goreng. Kalau ada. Tapi ya nyatanya tidak ada. Jadi, lepas magrib hampir isya ini, aku belum makan. Bukan takut gendut, tapi aku takut aku semakin menggemaskan (kalau gendut).

Aku baringkan tubuh di atas tempat tidur dengan sprei monokromku. Usai mandi dan sedikit melamun, aku mendengarkan lagu di playlist spotify-ku, rasanya mulai sedikit lebih nyaman. Sambil menata rambut yang masih basah dengan sisir, aku menoleh ke arah handphone yang tiba-tiba saja berbunyi. Suara notifikasi WhatsApp.

Agak bingung. Siapa yang chat aku di waktu istirahat begini? Sebelum aku ambil handphone, tanganku malah berbelok ke arah sebaliknya. Di meja belajarku, ternyata terdapat sepiring nasi goreng hangat yang ibu sediakan untuk aku. Yes, gemas im coming! Aku sangat lapar, hampir saja aku makan orang.

Sambil menyuapi diriku sendiri, aku mulai buka chat itu. Chat dari seseorang yang kontaknya sama sekali belum kusimpan. Tidak ada nama, bahkan tidak ada foto profil. Manusia atau hantu?
______________________________________

+62 #### #### 8522


Dik

Siapa ya?

Sabba

Oh iyaa, ada apa kak?

Gini, gua mau minta maaf soal tadi siang.
Tadi siang gua malah ngajak lu ke gym dan bukannya ke kantin, tapi gua jujur nih ya, lu tadi keliatan banget DONGONYA ege.

Oh iya, gapapa kak. Lu juga dongo kok, nama lo Sabba kan? Tau ga arti nama Sabba itu apa?

Apa?

Sabba = SAngatdongoBBANGET

WKWKWKWK
Lu juga. Saga = SAngatdongojuGA

AHAHAHAHA
______________________________________

Seketika aku berfikir kalau dia itu,, lucu ya? Orangnya suka sekali bercanda. Kadang serius dan kadang tidak, aneh ya? Tiba-tiba aku bertanya kepada diriku sendiri. "Dia dapat nomorku darimana ya?" Dengan cepat aku bertanya padanya.
______________________________________

+62 #### #### 8522

Oiya kak, lu dapet nomor gua darimana?

Bocahan gua

Bocahan? Lu punya anak?

Lah bukan, temen gua jir

OHHH, kirain udah punya anak 😭
Temen lu yang manaa?

Kayak lu tau aja temen gua siapa ajaaa

HEHEHE

KEPO

Ya kan cuma nanya. Lu juga kepo pake nanya2in nomor gua sama temen lu

Lah. Suka-suka gua laaaah

Dih

Kenapa?

Gapapa.

Eh, lu kelas berapa si? Kelas 7 apa 8?

Kelas 7 ka, percaya ga?

Percaya. Eh tapi kok temen gua yang kelas 9 bisa kenal sama lu.

Kan gua emang terkenal.

Oh. Baru tau.

WKWKWKWK

Kalau lu?

Gua Sabba.

Iyaa tau. Kelas berapa?

10-S

Oh sama Pak Sandi ya kak?

Iya. Lu udah lama suka nyanyi?

Lumayan dari kecil
Terus gua pindah2 tempat les. Awalnya di Madya, terus gua pindah, skrg ga les gua di ekskul aja.

Kenapa pindah-pindah?

Mau cari ilmu baru kak.

Ilmu apa?

Khodam

Serem

Heheheh.
Kak gua uda ngantuk. Mau tidur

Oh ya tidur atuh.

Iya kak.

Btw, besok lu mau gua ajak makan di kantin?

MAAAAUUUUUUUU

GEMBUL

GEMBIL

Ya udah, besok pas snacktime ketemu di kantin ya

SIAP

DAAAH.

Dah.

______________________________________

Chat selesai. Tanganku basah. Badan berkeringat lagi. Jantungku tak karuan lagi. Baru kali ini long chat, dengan laki-laki. Baru kukenal, tapi mengalir seperti air.

Sebetulnya aku bilang ngantuk, bukan ngantuk yang sebenarnya ngantuk. Tapi, itu alasan saja agar aku tetap hidup dan tidak mati mendadak karena jantungan.

Malam semakin malam. Seperti biasa aku charge handphone, agar besok siap pakai seharian. Setelah kusambungkan kabel charger, jemariku malah minta senam. Baik. Aku turuti.

Jempol menarik password dan mengarah pada whatsaap. Lalu membuka chat tadi. Kubaca lagi dari awal hingga akhir. Tanpa sadar, pipi memerah, bibir tertarik ke sudut, dan aku tersenyum sendiri. Baik, sudah mulai cosplay orang gila aku sepertinya. Sebelum kubaringkan handphone di meja, kuintip jendela. Gorden terbuka dan kulihat malam dengan cahaya bulan sabit merah semburat jingga. Aku tersenyum padanya. Pada bulan. Sepertinya dia paham, aku sedang tak karuan.

Aku kembali tutup jendela. Menguncinya dan kembali menatap layar handphone. Aku klik profilnya dan kusimpan kontaknya dengan nama, "SABBA".

Sabba dan SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang