Tabularasa

25 14 1
                                    

Saat ini, aku tidak akan cerita banyak atau mendongeng seperti di kisah-kisah sebelumnya. Aku hanya ingin kalian tahu betapa aku adalah seorang saga yang selalu gabut, lalu bertemu dengan Sabba yang seru.



Jadi, ceritaku kali ini, akan seputar bagaimana aku dan Sabba melewati senja demi senja, malam demi malam, dan pagi demi pagi. Kok siang gak diajak? Siang mereka menjadi diri mereka masing-masing. Sabba menjadi pacar dari kekasihnya, dan aku jadi jomblo dengan segala kegiatannya.




Sebelumnya, aku ingin bercerita tentang Keenan yang berusaha menjadi lebih baik di hadapanku. Dia menjadi lebih care, baik, dan mulai jauh lebih santun daripada sebelumnya. Aku ingat sekali bagaimana Sabba bilang tentang Keenan di library kemarin.


"Lu gak mau coba Keenan?"



Aku saat itu tidak sebenarnya, terpikirkan pun tidak. Rasa suka, tertarik, sayang, cinta adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan kan? Tapi, karena Sabba yang memberi masukan, aku jadi kepikiran. Apa salahnya kucoba? Siapa tahu, ini baik untuk kami berdua. Siapa tahu, dengan adanya Keenan, aku tidak perlu lagi mengganggu Sabba setiap malam. Siapa tahu dengan dekat Keenan, hidup Sabba menjadi lebih tenang.



Hingga selang tiga hari berlalu dan aku mencoba membuka hati untuk Keenan. Kami saling chat dan selalu menyempatkan bertemu di kantin, di jam datang, di jam pulang. Bahkan sesekali bertemu saat belajar. Jika jam Bahasa Jerman tiba, Keenan akan moving ke kelasku. Kelasnya Pak Maman Jerman.



Namun, setelah tiga hari berlalu, jawabannya tetap tidak bisa. Salahnya mungkin, standarku Sabba. Sementara Keenan adalah pribadi lain yang tentu tidak bisa disamakan dengan siapapun. Malam itu, tidak ada hujan. Ac kamar kunyalakan tepat pukul 18:30 Wib, biasanya saat akan tidur baru kunyalakan.



Selepas solat magrib dan mengaji, aku bereskan kamar. Malam ini sepi..sekali.



Kunyalakan handphone dan kubuka room chat bersama Sabba. Genap tiga hari setelah aku berusaha membuka hati untuk Keenan, aku tidak pernah chat Sabba. Sengaja? Iya. Aku berusaha untuk terapi dari candu. Tapi, malam ini tidak bisa.


____

____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sabba dan SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang