Hari ini ada perayaan di sekolah. Sekolah kami berulang tahun genap 28 tahun. Ada festival dan lomba-lomba yang diselenggarakan.Sekolah hari ini sangat ramai. Ada banyak siswa sekolah lain datang. Dari mulai TK hingga SMA. Aku dan Sabba hari ini kebetulan bertugas sebagai LO (Liaison Officer). Kami menggiring siswa luar ke lokasi lomba dan memberikan pengumuman-pengumuman kepada peserta.
Sabba bertugas di lomba musikalisasi puisi, sementara aku betugas di lomba creative design. Ruang lombanya kebetulan bersebelahan. Kami sering adu pandang dan tersenyum. Hingga akhirnya, lomba selesai dan break.
Seluruh peserta lomba termasuk LO, juga break. Sabba mengajakku duduk di amphi teater. Ini adalah spot romantis di sekolah ini. Berbentuk setengah lingkaran dengan warna unfinish dan tangga berundak. Aku berjalan mengikuti Sabba dan membawa kotak snack kami masing-masing.
Sabba duduk di tepi tangga paling tinggi. Aku disampingnya mengikuti.
"Lapar ya?" tanya Sabba saat melihatku lahap makan.
"Lahap ya gua?" Tanyaku sambil menghentikan makan.
"Lebih ke serem sih, bukan kayak lagi makan snack, tapi kayak makan bayi" ujar Sabba meledek.
"Hahahaha, biarinlah. Gua laper banget emang kak" ujarku melanjutkan makan.
Saat akan menimpaliku, Sabba tiba-tiba terdiam karena handphonenya berbunyi. Dari sisi mataku, aku bisa lihat. Seorang perempuan berkerudung, seumuran Sabba, foto profilnya. Sabba melotot ke arahku. Aku mencoba pura-pura tidak memerhatikannya. Aku lanjut menikmati makanan dengan lahap.
"Gua, angkat telpon dulu ya" Ujar Sabba.
Karena mulutku terlalu penuh akan makanan, maka aku hanya menggangguk. Tapi diam-diam aku memerhatikan Sabba.Dia mengangkat telepon dan membelakangiku. Aku berusaha menoleh hendak tahu bagaimana wajah sabba saat menerima telepon itu.
Wajah yang sama. Iya. Wajah yang sama seperti Sabba melihatku. Hangat, ramah, bahagia, lucu, dan dengan senyum manis seperti gula di dapur ibu. Aku terpatung.
"Mungkinkah Sabba menerima telepon dari pacarnya?" tanyaku dalam hati.
Saat tengah berpikir, ternyata Sabba sudah kembali di sampingku. Aku iseng bertanya,
"Pacar ya kak?" Tanyaku masih sambil mengunyah.
"Ih anjir, kok tau?" Jawab Sabba.Aku kemudian tersenyum sambil menahan karat di dada. Niatnya bertanya demikian hanya bercanda. Menelan ludah yang pelan-pelan masuk dari lidah. Tapi mengapa rasanya pahit tidan terbantah.
"Masa yaaa, dia ternyata ada di sini" ujar Sabba.
"Hah?" Tanyaku tak percaya.
"Iya, dia ikut lomba"
"Lomba apa?" Tanyaku.
"Creative design!"
"Kelas gua dong tadi!" Ujarku sambil kaget.
"Oh iya ya!"Saat tengah berbincang itu, seseorang yang sedang kami bicarakan tiba-tiba saja sampai di hadapanku. Perempuan SMA dengan kerudung hitan dan batik merah marun. Wajahnya manis sekali. Seperti yang Sabba bilang, dia suka yang manis. Hidungnya mancung, berkulit putih, dan berlesung di kedua pipinya.
"Saga, kenalin." Tiba-tiba Sabba memecahkan pandanganku.
"oh iya kak" ujarku sambil berusaha tersenyum
"Halo, aku Lana. Namaku Delana Putri" ujar perempuan di hadapanku itu.
"Hai, ka. Aku Saga. Utara Saga" masih mencoba tenang dan tersenyum.
"Saga, Lana boleh kan duduk gabung sama kita?" Tanya Sabba.
"Boleh kak".
Kami duduk bertiga. Aku menunduk sambil berusaha mengunyah makanan yang rasanya tiba-tiba seperti batu. Sulit sekali ditelan. dan setelahnya, tubuku merasa tak nyaman. Aku mencoba menggaruk kulitku di beberapa bagian. Dari leher, tangan, kaki, hingga kepala. Hingga aku sudah benar-benar merasa tidak nyaman.
"Kak Lana, Kak Sabba, aku izin pamit ya. Aku mau ke toilet. Kebelet. Hehe. Kebanyakan makan" ujarku kepada mereka.
Tanpa menunggu Sabba dan Lana menjawab, aku berbalik badan. Berlari menuju UKS, dan bertemu nurse Erna. Aku ceritakan badanku tiba-tiba saja gatal. Seperti sudah tahu, nurse Erna bertanya padaku.
"Ada masalah apa, Saga?" Tanya nurse Erna.
Aku bahkan sudah tidak bisa lagi menjawab pertanyaan itu. Badanku gatal, panas, tidak nyaman. Dan dalam kepalaku hanya terngiang sebuah nama perempuan manis berbaju batik merah marun, "DELANA PUTRI".
![](https://img.wattpad.com/cover/373411130-288-k437611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabba dan Saga
Novela JuvenilCerita ringan, lucu, unik, dan ajaib. Gimana sih rasanya nyaman sama pacar orang? Bingung kan? Sama kayak Saga terhadap Sabba. Bingung. Saga dan Sabba berkenalan di ekskul vokal, berawal dari canda, mereka berkomunikasi intens. Hampir tiap malam me...