21

202 40 1
                                    

Jeonghyeon sedang sibuk membaca review-review online dari para pembaca untuk bukunya dengan laptop di atas meja.

'Bukunya sangat bagus! Aku harap ada kelanjutan sequelnya.'

'Karakter manusia kucing yang diciptakan Mr. Greenfield.. Aku tidak pernah membayangkannya.'

'Aku kurang puas dengan endingnya.'

'The Secret Of Cat kali ini cerita yang cukup unik dibanding dengan buku-buku Mr. Greenfield yang lain.'

Ada berbagai macam komentar yang Jeonghyeon baca. Dia menatap layar laptop sambil memikirkan apa yang para pembacanya pikirkan. Ia mengevaluasi bukunya melalui komentar orang-orang yang sudah membaca bukunya.

Saat sedang berkutat dengan laptop, tiba-tiba Ricky si kucing melompat ke atas meja dan berbaring di atas keyboard laptopnya dengan nyaman.

"Hei, Ricky. Aku sedang membaca komentar di sini," ucap Jeonghyeon pada kucing manisnya itu. Namun, Ricky tidak mengacuhkan ucapannya dan melanjutkan acara tidur nyamannya di atas laptop Jeonghyeon.

Jeonghyeon hanya bisa tertawa kecil melihat Ricky yang tidur lelap di atas laptopnya itu. Laptopnya sejak awal memang menjadi tempat favorit Ricky untuk tidur. Mungkin karena suhunya yang hangat?

Jeonghyeon kemudian bangkit dari tempatnya lalu berjalan menuju dapur mengecek stok bahan makanannya. Ia jadi terbiasa mengecek stoknya sendiri supaya Junghyun tidak sembarangan masuk ke dapurnya.

"Hm, stoknya masih banyak. Kurasa masih cukup untuk beberapa hari ke depan."

Jeonghyeon kemudian beralih menuju lemari sebelah tempat stok makanan dan camilan Ricky disimpan.

"Sudah hampir habis..."

Melihat ke luar jendela, hari masih sore dan belum terlalu gelap. Jeonghyeon memutuskan untuk membeli stok makanan dan camilan untuk Ricky di petshop milik Zhang Hao.

Ia berjalan mengambil cardigan hijaunya. Mengintip pada Ricky yang masih terlelap di atas laptopnya. Ia dengan perlahan berjalan keluar rumah dengan tenang supaya tidak membangunkan Ricky.

Sesampainya di petshop, Zhang Hao menyambutnya dengan senyum lebar.

"Jeonghyeon! Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabar buku barumu?"

Jeonghyeon tersenyum, merasa sedikit gugup tetapi juga senang mendengar pertanyaan itu. "Bukunya mendapat banyak respon positif. Tapi ada juga beberapa komentar yang kurang puas dengan endingnya."

Zhang Hao mengangguk sambil mengambilkan stok makanan kucing dan camilan yang biasa Jeonghyeon beli. "Aku rasa itu wajar. Tidak semua orang bisa puas dengan akhir cerita. Tapi aku harus bilang, buku terbarumu sangat bagus. Aku benar-benar menikmati membaca tentang Ricky."

"Terima kasih, Hao. Itu sangat berarti bagiku." Jeonghyeon merasa sedikit lega mendengar pujian itu.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Ricky?" tanya Zhang Hao sambil menyerahkan belanjaannya.

"Ricky baik-baik saja. Seperti biasa, dia lebih suka tidur di atas laptopku daripada di tempat tidurnya sendiri," jawab Jeonghyeon sambil tertawa.

Zhang Hao ikut tertawa. "Kucing memang suka tempat yang hangat. Tapi jangan sampai dia merusak laptopmu ya."

Jeonghyeon mengangguk, merasa lebih santai setelah percakapan ringan dengan Zhang Hao. Setelah membayar dan mengucapkan terima kasih, ia kembali pulang.

Sesampainya di rumah, hari sudah gelap. Rumahnya terlihat gelap dari luar karena Jeonghyeon belum menyalakan lampu sama sekali sebelum ia keluar. Begitu memasuki rumah, ia menemukan Ricky dalam bentuk manusia sedang terduduk termenung di atas kasur dengan wajah tertekuk cemberut dan menyilangkan tangannya menatap Jeonghyeon tajam.

"Ricky?"

Mereka saling menatap sesaat sebelum akhirnya Ricky melompat pada Jeonghyeon dan memeluknya erat. Jeonghyeon hampir kehilangan keseimbangannya. Ia melepaskan kantong belanjaannya ke lantai guna tangannya menangkap Ricky.

"Kamu dari mana saja? Jeonghyeonie.. Aku kesepian.." ucapnya pelan.

Jeonghyeon terkekeh lalu melepaskan pelukannya. Mencubit gemas hidung manusia kucingnya itu. "Aku hanya keluar sebentar tadi, membelikan stok makanan dan camilanmu."

"Aku pikir kamu kemana. Saat aku bangun tiba-tiba rumah sudah gelap," kata Ricky dengan suara yang masih terdengar sedikit cemberut.

"Maafkan aku. Aku lupa menyalakan lampunya sebelum aku pergi," kata Jeonghyeon dengan nada menyesal.

"Baiklah, aku memaafkanmu," jawab Ricky sambil menatap Jeonghyeon dengan mata berbinar. "Tapi sebagai gantinya, kamu harus menghabiskan waktu bersamaku malam ini." Jeonghyeon tertawa dan mengangguk.

Setelah makan camilan, Ricky masih dalam bentuk manusianya, duduk bersandar pada sofa, sementara Jeonghyeon duduk di sebelahnya. Ricky menatap Jeonghyeon dengan mata yang besar dan penuh harap, kemudian mendekatkan dirinya lebih dekat.

"Jeonghyeonie, boleh aku tidur di pangkuanmu?" tanya Ricky dengan nada lembut.

Jeonghyeon mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja, Ricky."

Ricky berbaring, meletakkan kepalanya di pangkuan Jeonghyeon, dan mendesah nyaman. Jeonghyeon mengusap rambut Ricky dengan lembut, merasakan kehangatan yang menenangkan. Suasana rumah yang tenang membuat momen itu terasa intim dan damai.

"Aku suka saat-saat seperti ini," bisik Ricky. "Kamu selalu membuatku merasa tenang." Jeonghyeon tersenyum, merasakan kebahagiaan yang sederhana namun dalam.

Ricky menatap Jeonghyeon dengan mata yang setengah terpejam, senyumnya tipis namun manis. Ia menggeliat sedikit, mendekatkan tubuhnya lebih rapat ke Jeonghyeon. Sentuhan kulit mereka membuat Jeonghyeon merasakan detak jantungnya sedikit lebih cepat, tetapi ia tetap tenang.

"Jeonghyeonie," panggil Ricky lembut. "Aku ingin kamu tahu... Aku sangat menghargai setiap momen yang kita habiskan bersama."

Jeonghyeon merasa hatinya menghangat mendengar kata-kata Ricky. Ia merunduk sedikit, mengecup lembut dahi Ricky. "Aku juga, Ricky. Kamu sangat berarti bagiku."

Ricky tersenyum lebar, memejamkan mata, dan mendekatkan wajahnya ke dada Jeonghyeon, mendengarkan detak jantung yang stabil. "Bolehkah aku tetap seperti ini sebentar lagi?" tanyanya.

"Tentu saja, Ricky. Tetaplah selama yang kamu mau," jawab Jeonghyeon sambil terus mengelus rambut putih nan halus milik Ricky.

Mereka berdua tenggelam dalam kehangatan momen itu, tanpa perlu kata-kata lebih lanjut. Keheningan yang nyaman mengisi ruangan, hanya terdengar suara napas yang lembut dan tenang dari Ricky. Jeonghyeon merasakan kedekatan yang mendalam dengan Ricky, seakan-akan waktu berhenti sejenak hanya untuk mereka berdua.

Perlahan, Ricky memindahkan tangannya ke atas dada Jeonghyeon, merasakan detak jantungnya yang stabil. Sentuhan itu membuat Jeonghyeon merinding sedikit, namun ia tetap diam, menikmati setiap detik kebersamaan mereka.

"Jeonghyeonie... aku sayang padamu," bisik Ricky dengan suara lembut yang hampir tak terdengar.

Jeonghyeon terdiam sesaat, merasa jantungnya berdebar lebih kencang. Ia tersenyum, menunduk untuk melihat Ricky yang sudah tertidur dengan damai di pangkuannya. "Aku juga sayang padamu, Ricky," bisiknya kembali, meskipun ia tahu Ricky mungkin sudah tidak mendengarnya lagi.

To Be Continued...

- 21.07.2024 -

[✓] Learn To Meow 学猫叫 😼 | JeongRi ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang