[✓] Learn To Meow 学猫叫 😼 | JeongRi ♡

26:EPILOG

Dua tahun berlalu, Di sebuah ruang konferensi yang terang dan nyaman, para penggemar berkumpul untuk sesi jumpa penggemar Jeonghyeon. Tenda besar yang dipenuhi meja-meja kecil disiapkan dengan buku-buku Jeonghyeon yang siap ditandatangani. Jeonghyeon duduk di belakang meja dengan senyum lembut, mengenakan pakaian kasual namun tetap tampak stylish. Ricky, kucing putihnya, duduk di sebelahnya dalam keranjang kecil yang nyaman.

Satu per satu, para penggemar maju ke meja, memperlihatkan buku mereka untuk ditandatangani. Setelah beberapa interaksi ceria dan tanda tangan, seorang wanita muda yang tampak antusias mendekati meja Jeonghyeon. Dia memegang salinan buku terbaru Jeonghyeon dengan tangan bergetar sedikit, matanya bersinar penuh semangat.

"Jeonghyeon, saya sangat menyukai buku terbaru Anda! Bisa Anda ceritakan apa yang menginspirasi cerita ini?" tanyanya dengan rasa ingin tahu yang mendalam.

Jeonghyeon tersenyum lebar, menoleh ke arah Ricky yang sedang mengamati mereka dengan tatapan penasaran. "Terima kasih banyak! Sebenarnya, inspirasi terbesar saya untuk buku ini adalah Ricky," jawab Jeonghyeon sambil menunjuk kucing putihnya yang duduk di sampingnya.

Para penggemar di sekitar mereka melirik ke arah Ricky dengan rasa ingin tahu. Jeonghyeon melanjutkan, "Ricky memiliki cara yang unik untuk menunjukkan kehangatan dan kasih sayangnya. Ketika aku menulis buku ini, aku memikirkan bagaimana keberadaan Ricky di hidupku memberikan inspirasi tentang cinta, ketulusan, dan kebahagiaan yang sederhana. Momen-momen kecil dengan Ricky sering kali memberikan ide-ide besar dalam penulisan."

Wanita muda itu tersenyum dengan penuh kekaguman, "Itu sangat manis. Jadi, kucing Anda benar-benar memiliki peran penting dalam karya Anda."

Jeonghyeon mengangguk dengan senyum hangat. "Ya, dia benar-benar memiliki peran istimewa. Kadang-kadang, hal-hal sederhana dari kehidupan sehari-hari bisa menjadi sumber inspirasi yang luar biasa."

Dengan interaksi yang penuh kehangatan tersebut, suasana jumpa penggemar semakin ceria. Ricky, yang tampaknya senang mendapatkan perhatian, melompat ke pangkuan Jeonghyeon, menambah keakraban dan keceriaan dalam sesi tersebut. Jeonghyeon terus melayani penggemar dengan senyuman dan kehangatan, merasa bersyukur atas dukungan dan kecintaan yang dia terima.

Jeonghyeon telah mengalami transformasi yang luar biasa. Dulu, dia adalah penulis yang pendiam dan tidak suka keramaian, kini dia menjadi sosok yang bersinar dengan senyuman menawan di setiap acara jumpa penggemar. Jeonghyeon telah mengatasi ketakutannya akan keramaian dan kini menikmati interaksi dengan para penggemar buku-bukunya. Melalui berbagai sesi diskusi, dia berbagi kisah inspiratif dan mendengarkan cerita-cerita dari para pembacanya. Pengalaman ini bukan hanya memperkaya hidupnya tetapi juga membuatnya merasa lebih terhubung dengan dunia luar.

Pada suatu sore yang cerah, Jeonghyeon bersama Zhang Hao dan Gunwook memutuskan untuk berkumpul di taman kota. Mereka membawa kucing masing-masing—Ricky, kucing putih Jeonghyeon. Zhang Hao dan Gunwook membawa Hanbin si kucing oranye dan Yujin yang kini sudah dewasa tumbuh menjadi kucing putih yang mirip dengan Ricky. Mereka mengobrol santai sambil duduk di bangku taman, kucing-kucing mereka bermain di sekitar mereka.

Zhang Hao, dengan senyum ceria, berkata, "Jeonghyeon, bagaimana rasanya bisa bertemu dengan penggemar secara langsung sekarang? Aku ingat dulu kau lebih suka menghindari keramaian dan sangat gugup di depan orang bukan?"

Jeonghyeon tertawa kecil, "Awalnya memang sulit, Hao. Tapi, aku mulai menyadari betapa pentingnya berhubungan langsung dengan pembaca. Mereka memberi makna tambahan pada apa yang kutulis."

Gunwook mengangguk, "Dan kau melakukannya dengan sangat baik. Aku sering melihat betapa senangnya mereka setelah bertemu denganmu."

Sementara itu, Ricky tampaknya merasa ingin tahu dan melompat ke pangkuan Jeonghyeon, menggosokkan kepala lembutnya ke lengan Jeonghyeon. Jeonghyeon membelai Ricky dengan lembut. "Ricky juga sepertinya suka perhatian ini," candanya.