BAB#26

1.6K 123 19
                                    

AUTHOR POV

Melewati malam panjang dengan hanya menatap ke arah pintu kamarnya, Ayra bergerak keluar dari kamarnya lalu melangkah turun ke ruangan di bawah. Dia benar-benar tidak bisa tidur, karena Jessenia tidak kunjung masuk ke kamar dari malam. Pikirannya benar-benar terusik saat dia mengingat masalah yang terjadi di antara mereka.

"Mbak" ucap mbak Livy

Mendengar itu, Ayra berhenti melangkah dan menatap mbak Livy.

"Sarapannya sudah di siapkan" ucap mbak Livy

Ayra lalu melangkah ke arah ruang makan, dan mendapati Jessenia yang kini duduk di ruang makan, dengan menatap ke arah handphone miliknya.

Mengalihkan pandangan ke arah Ayra, Jessenia berdiri dari duduknya dan melangkah mendekat ke arah Ayra, "Sarapan dulu ya" ucap Jessenia dan mengusap lembut kepala Ayra kemudian berlalu pergi.

Merasakan usapan lembut Jessenia di kepalanya, Ayra lantas spontan memejamkan matanya. Dia benar-benar merasa bahagia dan merasa nyaman saat merasakan itu. Tapi, terlalu banyak tapi yang mungkin Ayra akan ucapkan.

Dia membuka matanya, lalu segera duduk dan memulai sarapannya.

Drrt drrt drrt

"Hallo mbak?"

"Ay, kamu ada undangan podcast bersama dengan Fred. Kamu mau menerimanya?"

"Hah? Untuk apa itu mbak?"

"Untuk hubungan kalian"

"Gak! Aku gak mau"

"Ay, tapi ini juga buat nanti naikin nama kamu. Apalagi Fred itu model senior"

"Aku gak butuh itu mbak, dan mbak tau itu. Intinya jika ada tawaran apapun yang berhubungan dengan Fred, aku menolak"

"Tapi kalau sama Jessenia, kamu mau kan? Hahahahaha"

"Gak! Stop mbak"

"Hahahaha. Oke sayang, sesuai keputusan kamu"

Panggilan berakhir, lalu Ayra meletakan handphone milik nya, kemudian lanjut menyantap makanan di depannya.

Menyelesaikan sarapan, Ayra kembali ke kamar, dan mendapati Jessenia kini terbaring di sofa, dengan wajah yang tampak kelelahan. Ayra perlahan mendekat ke arah Jessenia, namun sesaat kemudian dia kembali dan berbalik.

Masuk ke kamar mandi, Ayra segera mandi untuk kembali pergi ke rumah Lyra.

Sejam berlalu, Ayra kembali keluar dan mendapati Jessenia yang sudah terbangun, "Kamu ada kerja?"

"Gak" ucap Ayra

"Terus mau ke mana?"

"Lyra"

"Ay, stop menghindar dari ku"

Mendengar itu, Ayra memutar kepalanya menatap Jessenia, "Stop menghindar dari ku" ucap Ayra, mengangguk dan berjalan mendekat sambil mengangkat sebelah alisnya, "Aku gak menghindar, tapi aku gak nyaman di rumah ku sendiri sejak kamu hadir!"

Jessenia terdiam, entah ini untuk berapa kali, Ayra bertindak seolah mengusirnya.

"Aku kalau jadi kamu, aku sudah pergi Jessenia, aku gak mau malu-maluin diri aku buat bertahan" ucap Ayra lagi. Dia lantas melangkah kembali ke arah kamar mandi untuk mengenakan pakaian miliknya, namun dia berbalik dan menatap Jessenia lagi, "Aku gak nyaman di rumah ku sendiri" ucap Ayra

Jessenia yang kini terdiam, perlahan bergerak keluar dari kamar.

Selesai mengenakan pakaiannya, Ayra kembali keluar dan merias wajahnya, kemudian melangkah keluar dari rumah.

IgnosceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang