BAB#59

582 52 5
                                    

JESSENIA HAZEL POV

Setelah masuk ke dalam kamar, aku meletakkan hp ku, dan bergerak masuk ke kamar mandi, lalu setelah itu kembali keluar menemui kekasih ku yang sudah duduk di tepi tempat tidur, dengan mata yang terus menatap ke arah ku.

"Sayang mau ngomong apa?"

Aku bergerak duduk di sampingnya, dan perlahan aku meraih tangan kekasihku, serta mengusapnya lembut, "Sayang, mungkin untuk beberapa waktu ke depan, aku akan menemani mama dulu di sini. Dan untuk pembangunan cabang baru restoran, aku sudah minta tolong mbak Lula agar dapat mengurusnya"

"Oke sayang gak apa-apa. Aku juga masih melanjutkan promosi film kan? Jika nanti aku kembali, aku akan menemui kamu dan mama di sini"

Menatap kekasihku, aku lalu perlahan meletakan kepala ku di atas pundaknya. Air mata ku kembali mengalir, saat ingatanku membawa aku kembali ke belakang, untuk merasakan kenangan bersama papa. Setiap ucapan-ucapannya, bahkan masih terus berputar di dalam kepala ku.

"Sayang, kehilangan orang yang kita cintai untuk selamanya memang sangat menyakitkan. Tapi, kamu harus tetap melanjutkan kehidupan kamu. Kamu harus tetap melangkah maju. Ingat, mama membutuhkan kamu, sebagai sumber kekuatannya saat ini. Kamu harus kuat, tapi jika kamu tidak kuat, aku juga akan selalu menjadi tempat kamu bersandar, dan menumpahkan segala yang kamu rasakan"

Mendengar ucapan kekasih ku, aku segera melingkarkan tanganku pada tubuh kekasihku, lalu aku memeluknya.

"Terima kasih sayang. Sangat-sangat terima kasih"

"Aku bukan orang sayang, aku kekasih mu. Kita akan saling bersama, dalam duka maupun suka"

Aku bergerak melepaskan pelukan kami, lalu aku menatap wajah kekasih ku begitu lekat, "I love you" ucapku, dan aku menciumnya sekilas.

"I love you to sayang" ucap Ayra, serta mengusap pipi ku, untuk menghapus air mata yang sedari tadi sudah mengalir.

Aku lantas tersenyum ke arah kekasih ku sebentar, lalu aku bergerak berdiri dan menggenggam tangannya, "Kabari aku terus ya sayang" ucap ku

Ayra ikut berdiri dan tersenyum ke arahku, "Aku akan selalu mengabari kamu sayang. Kapan aku gak menghubungi kamu? Coba katakan!"

"Aku kan cuma bilang sayangku"

"Hahaha. Baiklah cintaku. Kamu jaga mama, tapi kamu juga jaga kesehatan ya sayang"

"Siap sayang"

Kami lantas melangkah keluar dari kamar, dan kembali menemui lainnya. Namun, mataku tanpa sengaja menatap mama yang kini sudah bergabung bersama mama Wendy dan lainnya. Bahkan senyuman itu sudah mulai terlihat kembali di wajahnya.

"Nah itu mereka Li" ucap mama Wendy

Aku lalu mendekat ke arah mama dan tersenyum, "Mama kenapa keluar? Gak bobo aja?"

"Mama gak ngantuk. Lagi pula, mama juga butuh hiburan Jess"

Aku menganggukkan kepala ku, menanggapi ucapan mama. Melihat mama mencoba berdamai dengan keadaan yang terjadi sekarang, membuat aku semakin memiliki kekuatan untuk tetap berdiri. Mungkin kepergian papa juga, menyadarkan aku untuk menjaga mama, dan lebih memiliki waktu untuk orang tua ku. Selama ini, aku terlalu sibuk dengan pekerjaan ku, sampai terkadang, aku lupa bahwa aku memiliki orang tua.

"Ma, aku sama mama pulang dulu ya. Nanti setelah kembali dari promosi film, aku akan ke sini lagi"

"Kalau aku sih, pasti akan sering ke sini kok Li" ucap mama Wendy

Mama bergerak memeluk mama Wendy dan Ayra bersama, lalu setelah itu, beliau melepaskan pelukannya. Dan bersamaan dengan pamitannya mama Wendy dan Ayra, yang lainnya juga ikut berpamitan untuk segera pulang ke tempat masing-masing.

IgnosceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang