BAB#84

598 47 6
                                    

AUTHOR POV

Memisahkan Jessenia dan Ayra dalam beberapa waktu, membuat mereka benar-benar menahan rindu terhadap satu sama lain. Namun, kerinduan itu, kini bercampur dengan rasa degdegan, saat tepat di hari ini, mereka akan mengucapkan janji cinta mereka, di hadapan semua orang yang datang dan menghadiri acara pernikahan mereka.

Jessenia yang kini berada di kamar apartment miliknya, duduk terdiam sambil mencengkram tangannya, dan merasakan debaran jantungnya. Jessenia berjalan ke sana ke mari, di dalam kamar tidurnya, hingga pintu kamarnya diketuk, dan Lula melangkah mendekat ke arah Jessenia, "Kamu sudah siap?"

Jessenia menarik dan menghembuskan nafasnya, lalu dengan keyakinan, dia menganggukkan kepalanya, "Aku siap mbak"

"Ayo" ucap Lula, mengarahkan tangannya ke arah Jessenia.

Mengulurkan tangannya, Jessenia perlahan menggenggam tangan Lula, lalu dengan pasti, mereka berjalan keluar dari kamar apartment Jessenia. 

Ayra yang kini bersama dengan beberapa keluarga dari papanya, yang berada di dalam kamar hotel, mulai berbincang satu sama lain, namun Ayra sesekali tidak begitu fokus, saat jantungnya semakin berdetak kencang, menyadari waktu yang sudah mendekati jam pernikahannya. Ayra bahkan semakin gugup, hingga suhu ruangan ac yang begitu dingin, tidak lagi mempan pada tubuhnya.

"Aya, sudah siap?"

Ayra yang mendengar pertanyaan paman Romi, perlahan dengan pasti menganggukkan kepalanya. Lalu dia mulai di bawa oleh Ayna, untuk mendekat ke arah paman Romi, "Ayo sayang" ucap paman Romi, membawa tangan Ayra melingkar pada lengannya.

Keluarga Ayra mulai mengambil beberapa video dan gambar foto dirinya, begitu juga dengan para kameramen yang telah berjalan mengikuti Ayra, sambil mengambil video serta gambar Ayra.

Jessenia yang baru saja tiba di tempat acara pernikahannya, melangkah ke arah depan, sambil di gandeng oleh Lula, dan dari belakang di ikuti oleh Lia, Leon, serta mama Lily.

Memilih suatu tempat terbuka, dengan nuansa taman yang begitu indah, membuat Jessenia semakin tidak sabar, untuk menatap keindahan lainnya, yaitu Ayra, kekasih hatinya, yang sebentar lagi akan merubah status itu, menjadi istri tercintanya.

Dengan sudah di hadiri oleh beberapa orang lainnya, mereka mulai memotret Jessenia, dan begitu juga dengan kameramen yang tetap terjaga untuk mengambil video serta gambar-gambar indah, di hari pernikahan ini.

Jessenia berdiri membelakangi arah datangnya Ayra, yang kini melangkah dengan pasti untuk berdiri dan bersanding dengan kekasihnya di depan sana.

Jantung mereka berdetak kencang, bahkan air mata mereka tak tertahan, saat alunan musik, 'I wanna grow old you', mulai menyapu telinga mereka.

Tak hanya Ayra dan Jessenia saja yang mulai menangis, namun kini, semua yang hadir di sana, juga ikut merasakan kesedihan bahagia itu. Saat mereka mengingat perjuangan cinta mereka, sampai pada titik kebahagiaan ini.

Jessenia semakin terisak, begitu juga dengan Lula yang masih setia menggandeng Jessenia.

Tak lagi paman Romi yang menggandeng Ayra, namun Maya yang mengambil alih tugas itu. Lalu saat melangkah bersama dengan Ayra, Maya juga ikut menangis.

"Miss Hazel, you can turn around"

Mendengar ucapan pembawa acara, Jessenia dengan pasti mulai memutar tubuhnya, dan saat tatapannya berhenti tepat ke arah kekasihnya, Jessenia tetap tersenyum meskipun dalam tangisan air matanya. Sama seperti Jessenia, Ayra juga tersenyum, di dalam tangisan yang dia rasakan. Tangisan kebahagiaan, yang hadir di antara cinta mereka selama ini, bahkan untuk kehidupan selanjutnya.

IgnosceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang