BAB#29

1.8K 140 19
                                    

AUTHOR POV

"Ay" ucap Lyra yang baru keluar kamar mandi dan terkejut melihat Ayra yang terus menatap hampa ke arah pintu kamar mandi, sambil memeluk bantal guling milik Jessenia.

"Ayra" ucap Lyra lagi, sambil memegang tangan Ayra.

Seakan tersadar, Ayra spontan mengalihkan pandangannya dan mendapati Lyra yang berdiri di samping tempat tidurnya, "Ly, kak Jess mana?"

Lyra menatap bingung ke arah Ayra, namun dia tetap bergerak dan memeluk Ayra, "kak Jess baik-baik saja Ay"

Ayra menitihkan air matanya lagi, memutar pandangannya ke seluruh kamar tidur miliknya dan juga Jessenia di apart, "Ly, aku melihatnya terbaring kaku di tempat tidur, aku melihat semua orang menangis karena kak Jess......"

Ucapan Ayra tidak di lanjutkan, tangisannya kembali terdengar dengan begitu hebat. Sang sahabat yang memahami itu, lantas lebih mengeratkan pelukannya pada Ayra, "Kamu terlalu khawatir, sampai-sampai khayalan kamu menguasai isi pikiran mu. Kak Jess baik-baik saja Ay"

"Dia tidak meninggalkan ku kan Ly?"

"Enggak Ay, enggak. Dia akan berjuang untuk kamu, untuk cinta kalian" ucap Lyra menguatkan Ayra

"Aku gak mau kehilangannya Ly, demi Tuhan aku gak mau"

Lyra mencoba untuk tetap menguatkan Ayra. Hingga perlahan pelukan itu mereka lepaskan.

"Guys, ini makan dulu" ucap Juno yang baru masuk ke kamar.

Lyra yang menatap itu berdiri dari duduknya, melangkah ke arah Juno dan memukul kepala Juno, "Kenapa lama sekali" ucap Lyra

"Aku merokok dulu tadi"

Lyra menarik Juno keluar dari kamar itu dan memukul tubuh Juno berulang kali, "Kamu tau gak, Ayra tadi membayangkan yang enggak-enggak"

Juno yang bingung mengerutkan keningnya, "Tentang apa Ly?"

"Ya tentang kak Jess lah. Coba kamu kirim pesan buat mbak Maya, tanya kabar kak Jess sekarang. Aku jadi takut sendiri"

"Aman Ly, sebelum aku tiba di unit, aku sudah menghubungi mbak Maya. Dan semua baik-baik saja"

Lyra bernafas lega, kemudian mengambil makanan dari tangan Juno, serta kembali ke kamar.

"Ay, ayo makan dulu. Aku suap ya?"

Ayra tidak menolak ucapan Lyra, ataupun menerima ucapan Lyra. Dia tetap berdiam di tempat, bahkan saat Lyra mulai memasukan makanan ke mulutnya, Ayra hanya membuka mulut dan menerima suapan Lyra, tanpa berbicara apa-apa. Dengan sesekali masih terdengar suaranya yang sesegukan.

"Kamu gak boleh gini, nanti kak Jess gimana?"

Ayra terus diam, dengan tatapan yang penuh kehancuran. Pikirannya benar-benar tertuju pada Jessenia saat ini. Bahkan di saat dia mengingat kembali tentang Jessenia, air matanya membasahi wajahnya lagi. Dia menyesali semua yang telah dia lakukan, bagaimana dia bersifat kasar, bagaimana dia membentak, bagaimana dia berbicara, bahkan yang lebih parahnya lagi, saat mereka berada di ruang yang sama dengan Fred. Ayra terlalu jauh menyakiti perasaan Jessenia, padahal selama mereka bersama dalam kurung waktu delapan bulan lamanya, Jessenia masih bisa berusaha menghargai setiap apa yang Ayra lakukan. Tapi Ayra membalas semua itu hanya dengan rasa sakit.

Lyra yang melihat Ayra kembali menangis, dengan sigap menghapus air mata Ayra, "Stthhhh, jangan nangis terus. Nanti kamu sakit"

Juno yang juga masuk kembali ke kamar, naik ke tempat tidur mendekati Ayra, lalu meraih kepala Ayra bersandar pada pundak miliknya.

IgnosceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang