"AKIBAT."

12 1 0
                                    

SsAllaMm sEejahTerAa bBunDa 🌹

beli ciki beli koyo, yang ga vote tukang oyo.

#PAHAM

13. AKIBAT.

***

"HEH, MANA TUH CELENG? BIAR GUE CINCANG-CINCANG ABIS BADANNYA!"

"Diem!" ucap Axel sambil menoyor jidat Lily. Membuat sang empu kembali menggeram marah.

"Suara lo kaya toa, tau nggak?"

"Iya-iya, gue sadar diri."

"Untung kamarnya kedap suara, kalo sampe bunda denger ..."

Sejenak Axel merinding membuat Lily juga meringis ketakutan.

"Kenapa?"

"Nanti ..."

"Apa? Apa?"

Kepala keduanya saling mendekat.

"-lo bisa jadi siluman!"

KAMPRET!

Reflek saja kaki Lily menendang Axel hingga tersungkur.

"Anj-"

Tok tok tok!

"Apa liat-liat? Bukain tuh!"

"Awas aja lo!"

Axel menurut dengan ucapannya, membuat sang empu tersenyum bangga- merasa menang. Walau setelahnya, wajah Lily kembali di buatlemas saat Flesia masuk.

Axel berdecih, caper banget heran.

"Lily masih pusing?"

"Eu ... udah nggak papa kok tan."

"Maafin tante ya! Kamu jadi kayak gini!" ucap Flesia sungguh-sungguh dengan tatapan yang meyakinkan.

"Nggak papa tan. Kan tante juga nggak tau kalau bakal kejadian kayak gini."

"Tapi kan gara-gara tante kamu juga jadi sakit kayak gini, nggak lagi deh tante jodoh-jodohin anak tante!"

Wajah senang tentu terpancar dari wajah Axel, tangannya bahkan sudah bergerak-gerak senang. Membuat Ravelio yang di sampingnya menjadi mendelik sewot.

"Segitu seneng nya?" ucap Ravelio pelan.

"Ya iyalah."

Kemudian atensi keduanya kembali fokus ke wanitanya masing-masing.

"Wanitanya masing-masing." Eaa.

"Yaudah ya! Kamu tidur di sini aja malam ini."

"Tapi-"

"Nggak ada bantahan."

Kemudian Flesia keluar dari ruangan bersama suaminya- berniat menemui gadis sialan itu.

Dalam sekejab, ruangan itu sepi seketika. Menciptakan aura canggung dan menyeramkan di sana, hanya suara jam berdetak yang mengisi keheningan.

"Ekhem, gue keluar."

"Keluar tinggal keluar anjir."

Mulai, mulai sinisnya.

Belum keluar, Axel menatap tajam Lily. Sang empu juga memberikan tatapan yang sama.

"Apa? Gue tau gue cantik, mata lo-"

"Eh-eh, mau ngapain ege?"

Axel semakin mendekat, membuat Lily semakin mundur. Batinnya mengumpat, nih dinding nggak bisa di dorong?

LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang