"NIGHT WITH AXEL (?)"

7 2 0
                                    

SsAllaMm sEejahTerAa bBunDa 🌹

nggak ada basa basi, jadi ayo tudep di bab.

17. NIGHT WITH AXEL (?)

***

Malam ini langit terlihat cerah tanpa ada mendung yang hinggap di antara nya. Bulan sabit menggantung di sana, dengan bintang-bintang yang bertaburan di penjuru langit.

Orang-orang nampak menikmati suasana kali ini, termasuk Lily, Nia, Kathrine, dan Angel.

Mereka di balkon rumah Angel, menatap para pejalan kaki maupun motor yang lewat.

Secara bersamaan, handphone ke empat nya berbunyi. Dan terdapat panggilan video dari ... Axel di hp Lily dan Gevan di hp Kathrine, dan sisa nya 2 nomor tak di kenal yang memanggil Angel dan Nia.

"Halah, empat kadal ini ngapain coba?" sarkas Nia.

"Gak jelas,"

Walau selanjutnya mereka buru-buru mengambil kaca dan melihat penampilan mereka masing-masing kecuali Kathrine yang masa bodo.

Bedak? Liptint? Lipstick? JAUHKAN BARANG-BARANG ITU DARI KATHRINE! Dia anak tomboy, mana mungkin suka berdandan.

Secara bersamaan mereka juga mengangkat panggilan itu, saat itu juga, wajah empat sekawan itu langsung muncul.

Lily dengan Axel, Kathrine dengan Gevan alias pacar- UHUK-UHUK EKHEM, alias pacar nya yang baru saja di publish, Angel dengan Steve, dan Nia dengan Deran.

"Sayang ..."

"HIYEK, APAAN ITU, BISIKAN SETAN KAH? NGERI-NGERI, GUE MAU DI TERAS AJA LAH!" ucap Nia setelah mendengar panggilan Gevan untuk Kathrine.

"GUE MAU DI KAMAR!" kata Angel.

"Lah? Gila semua." Ucap Lily sedikit menjauh dari Kathrine yang melongo.

"Temen gue ilang semua gara-gara lo!" tunjuk nya pada Gevan.

"Loh? Kok aku?"

"Siapa lagi?"

Sudahlah, sudah, kita lihat Lily yang berdebat dengan Axel.

"Ngapain vc bego?"

"Kangen." Ucapnya serak.

"Ka apa tadi?" Lily pura-pura tidak mendengar. HE COWOK INI LAGI SAKIT KAH?

"Budeg."

"Gak penting? Kalo gak penting gue matiin nih." Ucap Lily serius, apasih ini. Teman-teman cowok itu juga, caper kah? Nggak jelas deh kelakuan nya.

"Jangan."

Tiba-tiba saja kamera Axel di ambil alih oleh sang bunda.

"Lily bisa kesini ndak? Axel lagi demam ini, pacar mu manjanya minta ampun!"

"Lho? Lah? Tante ya ampun! Aku kira ada apa,"

"Harus banget sekarang?" tanya Lily memastikan.

"Iya, sekarang ya. Tante pusing sama kelakuan dia, jadi tante suruh aja dia vc kamu."

"Oh, oke-oke. Aku on the way ya tan."

"Oke sayang, hati-hati di jalan."

"Iya, see you tan!" ucap nya sambil tersenyum.

"See you."

Panggilan berakhir.

"LAH? APAAN? KOK GUE MAU? GUE SIAPANYA?"

"ANJIM LAH."

Kaki nya melangkah meninggalkan balkon yang masih ada Kathrine dan Gevan yang saling terhubung via online.

Tentu Lily masuk kamar Angel terlebih dahulu untuk bersiap, mereka berempat tidur bersama di kamar Angel jika meginap di sini.

"Woi pantek, lo kalo goblog yaudah goblog aja bego! Nggak usah nyusahin orang lain biar pinter." Maki Angel tak tertahan sambil menjelaskan rumus tadi.

"Les ya?" tanya Lily melogok ke layar, yang langsung di angguki Steve.

"Semangat bro!" ucapnya menepuk bahu Angel kemudian menutup pintu dan berjalan keluar.

Di teras, terdapat Nia yang juga masih vc dengan Deran- membahas K-Pop sesekali menggibah tentunya.

"Lo tau adek kelas yang viral itu nggak sih? Katanya dia ciuman sama cowok yang mirip sama Eun-Woo di toilet anjir!"

"Trus-trus?"

"Sebenernya nggak mirip sama sekali sih, mirip nya cuma di auranya. Di cium paksa katanya- EHHH! Mau kemana lo?" tanya Nia menatap Lily yang sedang memakai helm.

"Mau ke ... Ada deh! Babay!" ucap Lily sebelum melajukan motor Scoopy putih milik nya. Nia hanya menggidikan bahu lalu melanjutkan ucapan nya yang sempat tertunda tadi.

"Kok gue malah ngobrol bareng lo?"

"Yntkts."

"Dih, sokab, caper, apaan banget tiba-tiba vc!"

***

"Pantek nih anak!"

"Woi anjir, jangan dusel-dusel! Dikira nggak sakit apa?" ucap Lily sambil sesekali meringis ketika Axel semakin menenggelamkan wajahnya di dada Lily dengan tangan yang memeluk nya lebih erat lagi dan lagi.

"Sesek, longgarin dikit!"

"Ck, brisik ah!" ucapnya serak, dengan tenaga 5L. Lemah, lelah, letih, lesu, loyo.

"Oh yaudah, pulang nih!" ancam Lily.

"Jangan! Iya-iya, sorry!"

"Kita tuh nggak ada hubungan! Ngapain lo main meluk-meluk? Erat banget lagi!" tanya Lily melotot tajam.

"Ada, rival."

He, di mana-mana rival itu bermusuhan. Mana ada rival model seperti ini?

"Sedeng bener-"

"Udah deh, diem! Kepala gue pusing!"

Oke, untuk kali ini Lily mengalah. Karena ia merasakan sendiri suhu panas di badan Axel.

Pandangannya turun ke wajah Axel yang tampak benar-benar pulas di pejaman nya.

"Aaaa, pusing! Sakit semua! Pilek! Tenggorokan sakit! Panas!"

"Nggak enak!"

Apa tadi? Cowok itu merengek di depan Lily?

Masuk 7 keajaiban dunia.

"Yaudah, gue di suruh ngapain?"

Planga-plongo seperti orang bodoh di satu situasi, itu Lily. Otak pintar nya saat mengerjakan soal-soal kimia, fisika, dan matematika tak berfungsi seketika.

2 kata, tidak peka.

"Terserah,"

Anehnya, seorang Lily Kania, gadis itu tak mengomel, dan tak berontak dalam situasi ini.

Anu, paling mau anu nanti.

"Kenapa malah tambah panas?"

"Nggak tau, pusing!!!"

Keringat dingin mengucur deras di area leher dan dahi Axel, hidung nya merah sebab pilek.

"Bentar, gue mau ke apotik-"

"Nggak, nggak boleh!"

"Lah? Siapa lo?"

"Pacar."

"Nguawor!"

***

oke, syihkhat syajha, "pacar"

P-PAHAM 🖐🏻🫵🏻

ha-ha-ha-ha.

me on ig :
@aiszzynp_
@nopidtaa_

LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang