6. Bingung

192 61 108
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanda-tanda apa, nih?"

Di dalam hatinya, ingin sekali Berliana mengutuk Safiyah yang sudah membocorkan 'rahasia' kecil itu.

Walaupun Safiyah sudah pulang dari tadi, pertanyaan yang dilontarkan oleh Abi kepadanya tetap membuat dia kepikiran.

Ada apa sebenarnya dengan Berliana?

Seharusnya dia hanya tinggal menjawab pertanyaan itu dengan santai, bahwa itu bukan pertanda apa-apa, bukankah itu hal yang wajar? Abi itu kan saudara iparnya.

Berliana menatap cermin, dia bermonolog sendiri, "Atau jangan-jangan emang pertanda sesuatu, ya?"

"Kok aku malah kepikiran, sih?"

"Kepikiran apa?" tanya Ayyana yang baru saja tiba di kamarnya.

Ayyana menutup pintunya lagi setelah masuk.

"Bukan apa-apa, Kak."

"Abi sudah selesai memindahkan barangnya ke kamar, jadi Kakak di sini saja, ya?"

Berliana mengangguk, matanya menatap sekitar. "Zayn tidur sama Kakak atau A' Tsani?"

"Katanya, sih, mau tidur sama omnya. Ini sekarang lagi main sama Abi."

.  .  .

"Kerja kamu lancar, Abi?" Tsani bertanya.

Hari sudah malam, sudah waktunya penghuni rumah tidur, di kamar sebelah, sepertinya Ayyana dan Berliana sudah tertidur lelap dan bermimpi indah.

Tetapi di sisi lain, di kamar sebelah, Abi dan Tsani belum juga menutup matanya, hanya Zayn yang sudah tidur dengan nyenyak di tengah-tengah mereka.

"Alhamdulillah, Bang. Aman saja." Abi mengangkat jempolnya.

"Tempat tinggal sementara kamu, bagaimana?"

ABIYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang