SPIN OFF CERITA PERTAMA HEHE & BRO.
"Abi, nyebelinnya dikurangin lagi, ya!" pesan Yana kepada Abi.
Abi tersenyum jahil, menatap Yana. "Kalau tidak dikurangi kamu mau apa? Mau merasakan betapa menyebalkannya aku di seumur hidup kamu?"
"Maksudnya seum...
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah apa yang sudah ada di pikiran Abi, dia sudah lelah dengan pikirannya yang berkecamuk. Mengapa dia harus pusing-pusing memikirkan kebahagiaan orang lain?
Rasanya, detik ini juga dia ingin pulang, tidak betah lama-lama di rumah ini, walaupun semua orang baik kepadanya.
Tetapi...
"Ada apa, Bi? Kamu lagi berusaha menghindari aku, ya?"
"Tidak."
Abi menjawab singkat, padahal, dirinya sangat sadar bahwa dia sedang tidak mau lagi berinteraksi dengan wanita tersebut. Abi sulit untuk menerima kenyataan jika Berliana akan menjadi milik orang lain.
"Apa yang kamu ketahui, sedangkan aku sendiri tidak tahu, Abi?" tanya Berliana.
"Tunggu dan lihatlah nanti, Abi Hasan dan Umi Sanah akan datang bersama siapa."
Abi masuk ke dalam rumah, hendak meninggalkan Berliana sendirian, tetapi pesan untuk menjaga Berliana mengurungkan niat dan langkah kakinya.
"Saya mau istirahat, jaga diri kamu baik-baik, kalau tidak, saya yang terima risikonya nanti."
Setelah Abi masuk ke dalam rumah, pikirannya semakin kacau. Ia masuk ke kamarnya, mencoba menenangkan diri dengan mengatur napas dalam-dalam.
Tak lama kemudian, suara mobil dan disusul derap langkah terdengar dari arah pintu depan. Abi menduga, mereka sudah tiba.
"Ikhlas." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Abi, kemudian, dia berusaha untuk menutup telinganya, supaya tidak mendengar percakapan antarkeluarga.
Abi Hasan dan Umi Sanah tiba bersama Ali dan kedua orang tuanya. Senyum ramah menghiasi wajah mereka.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," sapa Umi Sanah dengan suara lembut.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh," jawab Berliana yang kebetulan masih di depan pintu masuk.
Melihat Berliana yang berada di depan pintu, Ibu dari Ali tertawa, "Eh, kamu sedang menunggu kami, ya, Nak?"
Berliana hendak menjawab Tidak. Tetapi dia sedang berada di hadapan kedua orang tuanya juga, hasilnya, Berliana menjawab dengan senyuman saja.