7. Siapa Ali?

201 65 129
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Seperti apa yang dilakukan orang kebanyakan pada awal pekan di pagi hari, rumah ini juga seperti rumah-rumah kebanyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti apa yang dilakukan orang kebanyakan pada awal pekan di pagi hari, rumah ini juga seperti rumah-rumah kebanyakan. Sibuk.

Sarapan pagi hari sudah mereka selesaikan, para perempuan membereskannya terlebih dahulu. Sedangkan laki-laki bersiap-siap untuk kegiatannya di luar.

"Kak Ayya siap-siap juga sana, Yana gak apa, kok."

Berliana memandang Umi Sanah.

"Umi juga."

Ayyana dan Umi Sanah refleks menggelengkan kepalanya, mereka tidak tega membiarkan Berliana sendirian membersihkan dapur, ini tugas mereka juga.

Ketika makan tadi, Tsani sudah membicarakan hal ini ketika makan, bahwa dia memiliki acara yang mengundang istri dan anaknya juga. Begitupula Abi Hasan, beliau juga akan mengajak Umi Sanah ke rumah temannya.

Tsani balik ke dapur setelah beberapa menit meninggalkannya sesudah makan. Menatap Ayyana. "Cepat ya, Ay."

Mau tidak mau, Ayyana meninggalkan Berliana, setidaknya masih ada Umi Sanah yang membantu. Ayyana mengucapkan permintaan maaf karena tidak bisa membantu, kemudian menyusul Tsani bersiap-siap. Hingga akhirnya yang di dapur menyisakan Berliana dan Umi Sanah.

Tidak terasa, pekerjaan dapur sudah selesai, Umi Sanah kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap, sedangkan Berliana kembali ke kamarnya hanya untuk istirahat dan mengurung diri saja.

Setelah beberapa lama, tidak terasa, Berliana tertidur. Ketika ia terbangun, Berliana langsung keluar dari kamarnya, dan melihat rumahnya sudah kosong melompong.

Berliana mengerjapkan matanya berkali-kali, menyusuri seluruh isi rumah, benaran kosong, tidak ada satu orang pun.

Hingga di luar rumah, dia menemukan seseorang, dan langsung menyapanya.

"Selamat pagi, Tuan Putri." Sapaan itu hanyalah gurauan, cuaca panas dan cerah saat ini tidak bisa dikatakan pagi lagi.

"Abi kenapa di luar?" tanya Berliana.

Abi menaikkan alisnya, "Kamu lupa?"

Karena baru bangun tidur, Berliana masih tidak ingat apa yang terjadi, dan belum terkoneksi dengan ucapan Abi.

ABIYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang