Grand Duke From Gloryfeld

139 14 0
                                    

After the sunset, the war is begin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

After the sunset, the war is begin. -Keegan Kirovsky Gloryfeld.

Tidak mudah bagi Keegan untuk menerima gelar Grand Duke pada usia yang terbilang cukup muda. Orang kepercayaan Raja, Bangsawan tingkat tinggi serta Jenderal dengan lambang 5 bintang. Sempurna? Harus. Seorang Grand Duke di wajibkan memiliki perangai yang sempurna. Bak robot ciptaan yang memang harus menjaga serta sebisa mungkin untuk tidak merendahkan Negerinya. Keegan Kirovsky Gloryfeld. Bangsawan kelas atas yang lahir di tanah Edyrm bagian Utara Blackwood. Ia diharuskan menjadi Pemimpin, menggantikan sang Ayah yang tewas dalam peperangan melawan pemberontak. Keegan tinggal bersama Ibunya serta satu adik perempuan yang kini mengenyam pendidikan di Arlen.

Setiap pergantian musim, Keegan selalu menyempatkan untuk kembali ke Manor Edyrm. Ia ingin melihat situasi serta memantau jikalau ada Penyusup yang masuk ke dalam Manor. Kepulangan Keegan selalu disambut dengan apik. Jenderal penjaga perbatasan itu memang selalu menjadi buah bibir. Biasanya Keegan pulang untuk urusan mendesak, atau saat pergantian musim. Seperti saat ini, usia yang cukup matang, pewaris yang terus di pertanyakan, membuat Keegan harus segera merespon surat yang dikirimkan oleh sang Ibu. Surat berisi ikrar perjodohan untuknya dengan seorang Lady dari Countess Oakvale, Charlotte.

Apa Keegan menolak? Tidak. Tidak ada kamus penolakan dalam hidup Keegan. Pria itu hanya menjawab iya, atau memantau lebih dulu lalu baru memberikan jawaban. Namun sejauh ini, Keegan selalu berkata iya. Seperti yang semua orang tahu, Keegan itu sempurna. Tidak mungkin dia akan merusak kehidupannya dengan cinta. Ia tahu, pernikahannya pun bukan semata-mata karena keduanya mencari cinta. Jelas pernikahannya dilakukan untuk memperluas koneksi serta bisnis keluarga Manor. Charlotte adalah anak tunggal. Ia memang dari kelas Bangsawan yang lebih rendah dari pada Keegan, namun aset dari Oakvale tak bisa di ragukan. Sedangkan Oakvale menerima lamaran Gloryfeld karena pengaruh mereka dalam Kerajaan Utama serta koneksi dengan Raja yang sangat dekat. Mereka melakukan pernikahan sebab sama-sama membutuhkan.

"Arthur, apa Ibu mengirim surat yang baru? Aku belum memberi jawaban dari suratnya dua hari yang lalu." Ajudan yang selalu setia menemaninya itu mengangguk. Arthur menundukkan kepala kemudian berlalu keluar. Tak lama setelahnya, Arthur kembali dengan dua surat di tangannya.

"Your Majesty mengirim surat kembali namun satu surat lain datang dengan tanda Oakvale, your highness. Kemungkinan besar dari Lady Charlotte." Keegan mengangguk. Ia menerima dua surat itu.

Teruntuk Putraku, Keegan.

Ibu harap tidak ada pertimbimbangan karena Lady Charlotte lusa akan hadir bersama dengan Ayah dan Ibunya. Keegan, Ibu harap kamu tidak pernah mengecewakan Ibu.

Keegan menghela napas berat. Seperti biasa, wanita yang ia gadang-gadang sebagai cinta pertamanya itu selalu penuh dengan ambisi. Ibunya selalu memiliki keinginan yang kuat dan tak terbantahkan. Keegan sendiri tak ingin ambil pusing. Ia sudah pernah bertemu dengan Charlotte, dan dia tak menampik fakta bahwa Charlotte adalah gadis yang manis dan rupawan. Jika pun keduanya menikah, Keegan sepertinya juga tidak akan rugi. Pria itu membuka kembali satu amplop lain dengan tanda Oakvale itu.

Teruntuk Keegan Gloryfeld

Keegan, sudah sangat lama kita tidak bertemu. Lusa, Saya akan berkunjung ke Gloryfeld. Saya harap kita bisa kembali bertemu sesuai dengan keinginan kedua keluarga.

Salam hangat, Lady Charlotte Theodora Oakvlae.

Keegan menyodorkan surat dari Charlotte kepada Arthur. "Bakar!" Ucapnya yang kemudian di angguki oleh sang Ajudan. Keegan menyandarkan pundaknya pada kursi besar miliknya. Selama ia berada di perbatasan, tak ada hal menarik apapun. Keegan sendiri sudah berjanji dengan dirinya bahwa ia tak boleh sampai jatuh hati. Bukan tidak bisa, Keegan tau dampak terbesar jika ia tergoda. Di perbatasan, tak sedikit para wanita yang datang berkedok memberikan makanan. Dan selama itu juga, Keegan tak pernah goyah sedikitpun.

Selama hampir 32 tahun ia hidup. Belum pernah Keegan membiarkan dirinya larut dalam pesona seorang wanita. Sang Jenderal yang tak tersentuh. Namun hangat saat ia berkumpul dengan Adik serta Ibunya.

"Your highness, maaf atas kelancangan saya mengganggu anda, tapi jika saya boleh berbicara, apa tidak sebaiknya kita siapkan kereta dan kuda malam ini? Jika kita berangkat besok, kemungkinan kita sampai terlambat di Manor." Adam, orang kepercayaan Keegan lainnya tampak menyerukan pendapatnya begitu ia mendapat kabar dari Arthur bahwa Keegan harus kembali sebab acara yang akan digelar lusa mendatang.

Keegan membuka mata yang tadinya terpejam. Manik pria itu menatap Adam yang masih setia menunggu jawaban darinya. Keegan berdeham, "Aku akan menggunakan Osilus. Sekalian ingin merasakan udara segar."

"Baik, Your Highness." Osilus adalah kuda kesayangan Keegan. Kuda hitam yang tinggi dan gagah. Segagah dan setampan pemiliknya.
Dan setelah melalui banyak pertimbangan, malam ini pun Keegan dan pasukannya kembali ke Manor. Membutuhkan waktu satu setengah hari hingga mereka sampai ke Manor Edyrm. Dan malam itu, Keegan tidak tidur, Istirahat di dalam kereta, maupun beristirahat. Ia merasa ada yang mengganjal dengan acara pertunangannya. Seolah Keegan keberatan tanpa tau alasannya. Ia membiarkan angin malam menyapu dirinya. Mendinginkan pikiran yang mendadak kacau.

"Ada apa dengan perasaan ini? Tidak biasanya, aku merasa pilihan Ibu adalah sebuah kesalahan."

The Assembly Of ElderwineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang