Ford River, Middle of the Blackwood.
"Selamat datang, Yang Mulia!" Keegan mewakili rakyat Gloryfeld dengan membungkukkan badannya, tepat saat kereta kuda berhenti dan pasangan Raja Ratu keluar dari sana. Dengan cloak berwarna hijau berbahan beludru, sesuai dengan konsep yang sudah dipilih tahun ini. Keduanya mengulas senyum tipis. "Grand Duke atau kau lebih nyaman aku memanggilmu, Jenderal?" Kalimat tanya muncul dari belah bibir sang King Ludwig. Meminta pendapat pada sosok yang sudah ia anggap Putranya sendiri. Keegan mengulas senyum,
"Apa pun itu, asal anda nyaman Yang Mulia." Raja Ludwig menepuk bahu Keegan pelan.
"Bagaimana dengan lampion dan kirab pagi ini? Ngomong-ngomong, dimana Lady Charlotte? Kau tidak meminta tunanganmu datang untuk bersanding denganmu di kereta kuda saat kirab nanti?" Keegan berusaha menjawab sesopan mungkin. Keduanya memang sangat dekat, namun bukan berarti Keegan bisa berbincang dengan seenaknya.
"Saya memintanya untuk ikut rombongan dari Oakvale. Karena kirab kali ini, saya akan ikut pasukan keamanan. Memimpin di depan kereta anda." Raja Ludwig mengangguk.
"Bukankah itu tidak benar? Sudah ada Arthur dan Adam. Kami tidak akan meragukan Ajudanmu, Jenderal. Satu lagi, Tamerlane pun datang bersama dengan Pasukan mereka." Kini sang Ratu menyahut, ikut hanyut dalam perbincangan.
"Saya akan lebih tenang jika saya sendiri yang memimpin nantinya, Yang Mulia. Saya tidak ingin kejadian lampau kembali terulang. Maafkan saya." Keduanya mengangguk. Nyonya Mystane sudah berdiri di depan pintu utama Manor. Ia dengan senyum manis menyambut sang Ratu.
"Selamat datang kembali, Your Majesty."
"Mystane! Aku senang melihatmu. Aku sempat berkunjung ke Arlen. Kau tahu? Chaerona tumbuh dengan baik. Dia menjadi gadis yang sangat cantik." Nyonya Mystane membungkukkan tubuhnya, memberi hormat pada sang Ratu yang memulai pembicaraan.
"Kalian berdua, pergilah minum teh. Aku ada kepentingan yang harus dibicarakan dengan Jenderal Gloryfeld." Yang Mulia Ratu serta Nyonya Mystane mengangguk. Mereka kemudian pergi ke ruang minum teh. Meninggalkan Raja Ludwig bersama dengan Keegan. Hanya berdua.
"Tobias, dia belum datang? Aku belum melihatnya sejak kemari." Keegan menggeleng pelan.
"Belum, Yang Mulia. Tamerlane sedikit terlambat sebab Tobias, sedang ada pertemuan dengan Menteri Sewers." Raja Ludwig mengernyit. Ia menatap Keegan sepenuhnya. "Apa perjanjian yang mereka buat tidak cukup meyakinkan? Tamerlane adalah Kota yang cukup besar."
"Jika dilihat dari segi keuntungan, seharusnya Sewers segera mengambil langkah untuk memikirkan kebaikan Negerinya, Your Majesty. Tanpa Tamerlane, Sewers mungkin sedang di ambang kehancuran. Hanya saja, kilas balik Tamerlane yang sedikit–kurang baik. Membuat mereka semua mengalami perbedaan pendapat yang cukup mencolok."
"Hal itu memang cukup rumit. Kalau begitu, persiapkan saja untuk Kirabnya. Tamerlane bisa menyusul nanti." Keegan mengangguk. Ia kemudian memanggil salah satu Ksatrianya, kemudian memberi perintah untuk menyampaikan pada seluruh rakyat Blackwood, Kirab akan segera di mulai. Arak-arakan manusia itu akan segera dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Assembly Of Elderwine
Fantasy"Siapa namamu, Lady?" Pria dengan setelan kemeja putih serta celana bahan itu mengulurkan tangan sembari menekuk kakinya sopan. Membungkuk, menjabat tangan sang puan yang berhasil merebut atensinya selama perburuan. "Eleanor Guinevere Elderwine, and...