The Truth Behind Tamerlane

29 5 0
                                    

Kedatangan Calla kembali ke Tamerlane membuat seluruh anggota Manor geger. Ratu yang dijatuhi hukuman mati akibat isu pengkhianatan kepada Raja, kembali dengan sehat membawa seorang Putri cantik yang mengekor dibalik tubuhnya. Calla dengan dagu terangkat, sorot matanya begitu angkuh. Ia siap kembali merebut miliknya yang telah hilang. Hidupnya, keluarganya, rumahnya! Pria tidak tahu diri itu, menjadi seorang Raja berkat bantuan dari Ayah Calla, dan kini justru berkhianat hingga mempunyai seorang anak dengan selir rendahan yang kini menggantikan posisinya sebagai seorang Ratu.

Di sisi lain, Tobias tengah berlatih panah. Sebenarnya bukan berlatih karena pria itu sudah lebih dari kata pandai. Ia hanya ingin bermain panah di tempat latihan. Tobias menatap tak percaya pada Ajudan pribadinya.

"Pangeran...Y-yang Mulia Ratu, Callasia Anna, Beliau telah kembali!" Tobias sempat bergeming untuk sesaat. Ia membulatkan matanya, ia jatuhkan busur panah itu lalu berlari secepatnya keluar. Ia sudah mendengar semuanya. Tobias telah mendengar kebenarannya. Dan saat ini yang ingin dia lakukan adalah berlari menemui sang Ibu.

Tobias melihatnya! Tobias melihat seorang wanita yang usianya sudah tak lagi muda namun masih tampak begitu bersinar. Cantik sekali. Sangat berbanding terbalik dengan Istri Ayahnya yang sekarang. Padahal setahu Tobias, usia Selir itu jauh lebih muda dari Ibunya. Tobias hanya mampu menatap dari kejauhan. Namun fokus pria itu buyar tatkala melihat gadis yang cukup familiar di matanya.

"Eleanor?" Gumamnya. Ia kemudian mendekat ke Aula. Tempat dimana Raja tengah duduk di ujung sana dengan sorot tajam menatap Istri yang kembali setelah hilang dari peradaban.

"Yang Mulia?" Cicit Tobias membuat Calla menghentikkan langkahnya. Sorotnya berpendar, hazel kehijauan itu menatap Tobias yang berkaca-kaca, berdiri tak jauh darinya. Calla tersenyum, air matanya sudah jatuh lebih dulu. Ele tampaknya menjadi cukup emosional. Ia langsung percaya bahwa Ibunya tidak sedang gila atau hilang kewarasan. Ia bisa melihat seluruh Rakyat Tamerlane yang ada di Manor menatap bingung, berbisik-bisik akan kedatangan Ratu. Namun yang membuat Ele khawatir adalah, tidak ada hormat dari mereka semua,

"Putraku! Tobias!" Calla mendekat, ia melebarkan tangannya yang kemudian disambut dekap hangat oleh Tobias. Untuk kali pertama dalam hidupnya, Tobias menangis begitu sesak. Ia tak henti-hentinya memanggil Ibu, begitu Calla menyebutnya, Putraku. Tobias bahagia! Ini yang Tobias inginkan. Ibunya.

Melihat lautan manusia yang penasaran dengan kembalinya sang Ratu namun tak satupun memberi hormat, Tobias murka. Ia menatap para manusia itu dengan amarah meledak-ledak.

"BERANI SEKALI KALIAN MENDONGAKKAN KEPALA KEPADA RATU! AKU AKAN MEMENGGAL KEPALA KALIAN SEMUA!" Sontak saja seluruh manusia yang ada disana menunduk. Sujud di bawah kaki mereka demi menyambut kembalinya sang Ratu. Namun ucapan Tobias membuat Ayahnya murka.

"Tobias!! Lancang sekali kau memerintah Rakyatku!" Tobias mendecih. Sudah lama sekali ia ingin melakukan ini. Di tatapnya Sang Raja dengan sorot penuh kekecewaan.

"Anda menikahi Ibu saya disaat anda bukan siapa-siapa! Kakek memberi anda wewenang untuk memimpin! Bukan untuk menghancurkan Ibu! Kekuasaan telah membutakan anda, Yang Mulia! Dan Kau Perdana Menteri! Kau telah lancang menghancurkan keluargaku dengan memasukkan Putrimu yang hina menjadi selingkuhan! Sampai kapan pun, aku tidak sudi menganggapnya Ratu. Dan apa?! Anak haram itu adalah Adikku? Melihatnya saja aku sudah jijik!"

"TOBIAS!!"

"PANGERAN! JAGA BICARA ANDA?!" Mendengar sang Selir mulai berteriak, Calla mengusap lembut dada Tobias agar putranya itu tenang.

"Sekarang aku sudah kembali, Harvez. Kau tahu bahwa Tamerlane masih menjadi milikku, sekalipun kau adalah seorang Raja! Aku tidak pernah mati, dan aku ingin kau tinggalkan Tahta dan hiduplah bersama dengan Selirmu!" Desas-desus para manusia yang ada dalam Kerajaan sontak memanas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Assembly Of ElderwineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang