Asking For A Help

36 7 1
                                    

"Bukan untuk Lady Charlotte, Joseph. Aku menginginkan bunga itu untuk Eleanor–Putrimu." Joseph mencelos. Ia menatap Keegan dengan sorot yang sulit di pahami. Pergerakan jemarinya memetik bunga baby breath terhenti. Ia tidak ingin menjerumuskan putrinya dalam masalah.

"Your Highness... anda tidak boleh seperti ini." Ucapnya begitu lirih. Keegan menatap Joseph dalam. Ia berjalan mendekat, kemudian meraih beberapa bunga di tangan Joseph. "Kenapa, Joseph? Kau tidak bersedia memberikan Eleanor kepadaku?" Tatapan Keegan menjadi intens. Seolah memojokkan Joseph yang kini hanya mampu terdiam membeku. Ia masih berusaha mencerna apa Keegan serius dengan apa yang baru saja ia katakan? Jika iya, maka ia harus meminta Eleanor untuk tidak kembali.

"Saya permisi, Yang Mulia!" Joseph hendak meninggalkan Keegan. Ia tak ingin pembicaraan keduanya semakin berlarut. Namun baru dua langkah kakinya berjalan, suara Keegan kembali mengintrupsi, "Berikan Eleanor padaku! Aku ingin dia menjadi pasanganku! Ini bukan permintaan, Joseph, dan kau tahu itu!"

Joseph lagi-lagi hanya mampu terdiam. Ia membelakangi Keegan. Apa yang sudah terjadi di antara kedua manusia itu? Keegan dan Eleanor? Kenapa mendadak pria kaku itu tertarik dengan Putrinya? "Your Highness, anda dengan Eleanor, kalian tidak setara. Maaf tapi saya tidak ingin anak saya menjadi madu. Dan sekalipun anda ingin, saya tidak akan bersedia. Maafkan saya."

"Aku tidak akan menikahi Lady Charlotte. Karena sampai kapanpun, hanya Eleanor yang aku inginkan." Joseph tak menjawab. Pria itu berlalu pergi meninggalkan Keegan seorang diri. Ia bukannya tak tahu diri. Ia siap kapanpun ia akan di hukum sebab mengabaikan seorang Grand Duke. Namun tindakan yang saat ini dia lakukan adalah tindakan seorang Ayah untuk melindungi Putrinya.

"Ayah..!" Joseph memalingkan wajahnya, menatap ke arah sumber suara yang begitu renyah terdengar di telinga. Eleanor telah kembali dari Elderwine. Pria itu tampak terkejut, sorotnya jelas membuat Ele merasakan hal yang sama. "Ada apa dengan ekspresi wajah itu, Ayah? Ayah tidak senang Ele kembali?" Pertanyaan retorik yang membuat Joseph lekas menarik lengan Putrinya lembut untuk pergi menjauh. Mereka berdua masuk ke dalam rumah yang di sediakan oleh Manor untuk Joseph.

"Ayah! Sebenarnya ada apa? Kenapa buru-buru sekali?!" Joseph mendudukkan Eleanor di atas kursi rotan sembari menatap Putrinya dalam. "Katakan pada Ayah, dari mana kamu kenal Grand Duke? Maksud Ayah, dari mana kamu dekat dengan Grand Duke? Kamu tahu kan, Eleanor...kamu dan Grand Duke–kalian berbeda. Tolong jangan merepotkan posisi Ayah disini. Ayah tidak ingin kehilanganmu! Jika sampai Your Majesty Mystane tahu apa yang terjadi denganmu dan Tuan Keegan, keluarga kita bisa hancur, nak!" Ele terkejut. Ia menatap Ayahnya yang kini begitu khawatir sembari menggenggam kedua tangannya.

"Ayah! Apa yang baru saja Ayah bicarakan? Ele tidak melakukan apapun dan Ele tidak pernah sekalipun berpikir untuk membangun hubungan dengan anggota Manor, terlebih keluarga inti di Manor. Tanpa Ayah beri tahu pun, Ele sudah paham bahwa kita tidak setara, Ayah! Grand Duke Keegan juga bukan orang yang Eleanor suka!" Joseph mengusap wajahnya frustasi.

"Bukan kau, Ele! Yang Mulia tertarik denganmu, ini adalah hal yang fatal! Grand Duke, beliau sudah terikat perjodohan dengan Lady Charlotte. Jika sampai beliau nekat, kita semua akan terancam! Bahkan Oakvale akan merasa harga dirinya hancur. Pembalasan dendam para petinggi itu jauh lebih kejam, nak. Tolong Ayah! Kembalilah ke Mykretha!" Mata Ele berkaca-kaca. Ia tak tahu bahwa selama ini firasatnya benar.

Grand Duke Keegan, menginginkannya! Jika saja Ele bukan dari kalangan rendah, mungkin dia akan dengan mudah mengambil keputusan. Untuk saat ini, dengan posisinya, Eleanor seolah menjadi orang yang paling berdosa sebab ia disukai.

The Assembly Of ElderwineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang