Selama satu tahun sekali, orang-orang dari seluruh Negeri Blackwood akan mengadakan Perayaan Pesta Bulan. Memperingati para leluhur yang gugur dalam peperangan, memperingati Raja-Raja terdahulu serta hukum adat bagi para rakyat Blackwood. Perayaan Bulan biasanya dilakukan dengan berkumpul pada satu titik paling luas di Manor Utama. Menghias lampion, menerbangkan lampion, membuat ribuan kue bulan untuk di bagikan, serta berjalan beriringan mengelilingi Desa ke Desa sebagai bentuk rasa syukur dengan kehidupan saat ini. Semuanya harus ikut, tanpa terkecuali. Termasuk Raja, Pangeran, Grand Duke dan semua anggota Kerajaan lain.
Pagi ini, pengumuman mengenai Perayaan Pesta Bulan telah di tempel di beberapa dinding rumah-rumah warga, pepohonan di antara jalan setapak, papan utama di Pasar. Tentu agar seluruh rakyat dari Negeri Blackwood ini bisa melihatnya dan mulai membagikan beritanya dari mulut ke mulut. Sedangkan di Manor sendiri, para perancang busana, pembuat perhiasan serta orang-orang yang nanti akan mempersiapkan lampion mulai berkumpul. Nyonya Mystane, Lady Chaerona dan Grand Duke Keegan tengah mencoba beberapa baju untuk dipakai perayaan nanti malam serta kirab besok. Gaun Hijau Emerald dengan rendah berwarna putih serta garis bahu sabrina menjadi pilihan Chaerona. Nyonya Mystane memilih baju dengan warna nada yang sama hanya saja dengan lengan panjang serta selendang berwarna hijau dari beludru. Keegan pun sama, ia juga memilih baju berwarna Hijau, lebih detail dengan motif seperti baju-baju Pangeran dari Kerajaan. Celana putih ketat serta dipadukan dengan boot putih selutut. Penampilan Keegan tak kalah memukau.
"Untuk lampion rakyat Gloryfeld, aku rasa cukup 2.000 lampion saja." Usul Keegan sembari melepas satu-persatu kancing bajunya untuk berganti pakaian yang lain. Nyonya Mystane mengangguk.
"Sepertinya memang kita kehilangan lebih banyak orang setelah peperangan terakhir dengan Pemberontak. Jadi Rakyat Gloryfeld jauh lebih sedikit."
"Tenang saja Ibu. Saya akan memberikan informasi yang detail kepada Yang Mulia Raja nanti perihal berkurangnya pasukan dari Blackwood. Dan untuk lampion di Manor Utama, bukankah Gloryfeld harus memberikan paling tidak 3 lampion raksasa untuk mengukir nama seluruh leluhur di sana?"
"Chaerona malas sekali datang. Pesta Perayaan seperti ini, selain melelahkan juga sangat membosankan!" Keegan menatap Chaerona intens. "Apa seperti itu gaya bicara seorang Bangsawan perempuan, Chaerona? Tidak ada pelajaran etika di Sekolahmu?" Chaerona mencebikkan bibirnya kesal. Mystane hanya mengulas senyum tipis.
Ia tahu, jauh dari kasar dan sarkasnya gaya bicara Keegan saat menegur Adiknya, Keegan adalah orang pertama yang selalu mengerti suasana hati Chaerona. Dia akan selalu paham dan tahu bagaimana membuat adiknya kembali merasa lebih baik. Buktinya tak lama setelah Keegan menjawab dengan sarkas, pria itu mendekat kemudian mengusap lembut kepala Chaerona. "Jangan katakan hal seperti itu pada orang luar. Hanya aku dan Ibu. Kau tidak tahu ada banyak orang luar menginginkan kehancuran Gloryfeld. Paham?" Chaerona mengangguk lagi.
"Bagus. Ibu, silahkan anda melihat-lihat barang yang ingin Ibu beli lagi. Saya undur diri ke ruang latihan untuj melihat para Ksatria." Mystane mengangguk.
"Bukankah besok Da Veas dan para Ksatria lain akan memimpin perjalanan kirab lampion? Tentu kau juga harus melihat perkembangan Pasukanmu. Kau boleh pergi." Keegan membungkuk, memberi salam.
"Kakak! Aku ikut! Aku ingin melihat latihannya!" Dan Keegan pun menggandeng adiknya pergi bersama. Keegan itu sebenarnya sangat manis dengan Ibu dan Adiknya. Namun terkadang bibirnya cukup pedas saat berucap.
Sedangkan di tempat lain, Eleanor tampak sangat canggung harus ikut sang Ayah untuk pergi ke tempat latihan. Tempat latihan para Ksatria itu semacam sebuah lapangan luas, nanun tetap ada hiasanya pohon serta tanaman dan bunga-bunga di samping-sampingnya. Itu permintaan Chaerona. Katanya jika dia ingin melihat para Ksatria, dia ingin melihat yang segar-segar juga. Ia sedang membantu sang Ayah mengganti bunga-bunga di sana. Dan sesekali ia merasa Arthur dan Adam tampak membicarakannya. Mengingat kedekatannya dengan Arthur akhir-akhir ini, cukup berhasil membuat Ele salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Assembly Of Elderwine
Fantasy"Siapa namamu, Lady?" Pria dengan setelan kemeja putih serta celana bahan itu mengulurkan tangan sembari menekuk kakinya sopan. Membungkuk, menjabat tangan sang puan yang berhasil merebut atensinya selama perburuan. "Eleanor Guinevere Elderwine, and...