You will regret after everything that you done to me. My father raising me as a Queen. The blood of the noble flows in me. I might be destroyed, but still I'm a Queen! – Callasia Anna.
•
Sudah hampir 1 Minggu, Eleanor kembali ke Mykretha. Ucapan sang Ayah mengenai asal-usulnya masih saja menjadi misteri. Begitu mengganjal hati sampai ia kerap kesulitan memejamkan mata. Apa yang harus Ele lakukan? Apa ia perlu bertanya kepada Ibunya? Lalu bagaimana jika Ibunya malah tersinggung nantinya? Bagaimana jika penyakit Alba yang tadinya hilang, justru kembali lagi? Ele tak ingin itu terjadi. Melihat betapa paniknya Joseph, bukankah sudah jelas bahwa apa yang di rahasiakan pria itu mungkin saja adalah hal yang sensitif?
"Ada yang mengganggu pikiran Putri Ibu? Ibu lihat beberapa hari ini, kau sangat tidak fokus dan suka merenung, Eleanor?" Ele terkejut. Lamunannya buyar. Ia kemudian menetralkan ekspresinya. Ia memilih untuk mengulas senyum, lekas bangkit dari tempat tidurnya.
"Ibu...maaf jika Ele membuat Ibu tidak nyaman!" Alba menggeleng pelan. Ia mendekat, duduk di samping Eleanor sembari memberi putrinya itu usapan lembut. "Aku ingin mendengar kisah menarik yang kau bawa dari Eydrm, anakku! Mengapa Ayahmu memintamu untuk kembali? Bukankah dia yang selalu memberimu petuah untuk melanjutkan pekerjaannya?"
"Ibu, maaf jika Ele lancang. Tapi bisakah Ele menanyakan sesuatu? Jika ibu mulai merasa tidak nyaman, Ibu boleh menghentikan ucapan Eleanor." Alba sudah tahu. Ia paham apa yang akan Eleanor tanyakan. Surat dari Joseph sudah ia terima. Selama hampir berpuluh-puluh tahun ia merahasiakan semuanya, haruskah ia mulai membukanya sekarang? Eleanornya, sudah dewasa. Ia yakin, Eleanor cukup bisa menerima siapa dirinya.
"Silahkan, sayang. Apa yang ingin Putri ibu tanyakan?"
"Ayah mengatakan, ada sesuatu tentang asal-usul Ele. Ele tidak bisa bersama dengan Grand Duke dan ucapan-ucapan lain yang sangat membingungkan. Apa Ibu tahu, Asal-usul apa yang di maksud oleh Ayah?"
"Bisakah Ibu menceritakan sebuah kisah seorang Ratu terlebih dahulu? Kau sangat menyukainya kan? Sampai-sampai, kau berkali-kali meminta Ibu mendongengkan itu setiap kali kau ingin tidur?" Ele menghela napas kecewa. Namun kembali lagi, ia juga sudah mengatakan bahwa tidak apa jika Ibunya tidak menjawab. Maka ia hanya menganggukkan kepalanya sebab tahu, cerita ini akan menjadi pengalihan karena Ibunya tidak ingin menjawab pertanyaan Ele.
Alba mengatur posisinya. Kini ia duduk di samping Ele sembari menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Ia masuk ke dalam selimut lalu satu tangannya mengusap puncak kepala Eleanor. Helaan napasnya terdengar mantap untuk memulai kisah yang begitu menarik.
"35 tahun silam, ada pasangan Raja dan Ratu dari Negeri Tamerlane yang makmur. Keduanya begitu bahagia. Kehidupan yang makmur, dikaruniai seorang putra, memenangkan banyak peperangan hingga wilayah kekuasaan semakin meluas. Bisa dibilang, masa kejayaan Tamerlane sebab di pimpin oleh Raja & Ratu yang lengkap."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Assembly Of Elderwine
Fantasy"Siapa namamu, Lady?" Pria dengan setelan kemeja putih serta celana bahan itu mengulurkan tangan sembari menekuk kakinya sopan. Membungkuk, menjabat tangan sang puan yang berhasil merebut atensinya selama perburuan. "Eleanor Guinevere Elderwine, and...