Hari ini, mungkin menjadi hari paling bahagia bagi seluruh elemen di Gloryfeld. Mereka begitu bersemangat sebab Grand Duke telah menemukan calon pasangan hidupnya. Kabar penyatuan dua keluarga antara Gloryfeld dengan Oakvale memang sudah bukan sekedar rumor semata. Selayaknya pagi ini, tepat saat Matahari muncul dengan malu-malu dari ufuk timur, seluruh manusia yang ada dalam Manor mulai bersiap dengan pekerjaan mereka masing-masing. Para Koki pun telah bersiap dengan berbagai macam hidangan. Aroma dari asap yang mengepul dibalik cerobong dapur Kerajaan semerbak wangi.
Para tukang kebun juga bersiap dengan taman indah di penuhi bunga serta burung-burung yang telah di jinakkan. Hari pertama Ele di Manor disambut dengan Perayaan besar yang membuatnya semakin takjub dan memiliki keinginan kuat untuk tinggal disana. Ele sempat bertanya kepada seorang Pelayan di Manor, bagaimana mungkin burung-burung itu tampak begitu riang padahal tengah dikurung dalam sangkar kaca? Dan mereka menjawab, burung-burung itu akan dipotong sayapnya sebelum di jinakkan. Ele bergidik, pasti sakit sekali kan? Melihat seekor burung kecil berterbangan ke arahnya sembari mematuk makanan yang di sebar oleh Ele, membuat Ele mengulas senyum kecil.
"Mereka semua yang tinggal disini tampak berbahagia." Gumamnya. Ele mengamati hiruk pikuk di sekitarnya. Hari ini, Ele memang tidak disarankan untuk bekerja. Ayahnya meminta Ele untuk melihat-lihat situasi Manor terlebih dahulu. Jadilah dia disini, seorang diri.
"Eleanor?" Ele menolehkan kepalanya tepat saat seorang pria tampan yang kemarin menjemputnya, berjalan mendekat dengan sebuah dagger dihiasi batu permata berwarna mahogani. Arthur menyodorkannya pada Ele.
"Untuk berjaga-jaga. Tinggal di Manor mungkin adalah sesuatu hal yang kau dambakan tapi ada beberapa hal yang mungkin kau akan terkejut nantinya. Aku memberimu ini, paling tidak bisa kau gunakan untuk melindungi dirimu." Ele mengernyit,
"Ini sebuah dagger yang indah, Arthur.
Terima kasih." Arthur mengangguk."Aku dan ksatria lainnya akan pergi hari ini. Sore nanti acara pertunangan Grand Duke, jika kau kesepian bermain seorang diri, kau bisa melihat-lihat Ayahmu di Villa. Beliau sedang merancang bunga-bunga segar untuk di letakkan di Villa." Ele segera mengangguk paham.
"Hati-hati, Arthur!" Arthur mengangguk dengan menekuk lututnya. Ia selalu bersikap sopan. Memberi salam seolah Ele adalah Lady Bangsawan. Begitu kepergian Arthur, Eleanor lekas menyimpan dagger miliknya pada sebuah kain yang mengikat pinggangnya. Ia menyelipkannya disana. Lalu Ele manutupnya dengan luaran baju lain agar aman dari pandangan.
"Hey! Siapa kau? Aku baru pertama kali melihatmu di Manor?!" Ele kembali memusatkan diri pada sumber suara. Sebuah suara lembut namun terdengar frontal sebab menegurnya dengan cara yang cukup mengejutkan. Ele menatap gadis yang ia tafsir...mungkin seusia dengannya? Mengenakan gaun berwarna kuning di penuhi payet serta motif bunga yang begitu anggun. Surainya di gerai kemudian ada hiasan bunga kecil dan beberapa perhiasan dari berlian yang ada pada telinga serta lehernya. Ele bukannya tak paham situasi. Ia segera membungkukkan badannya, sembari menekuk lututnya memberi hormat. Ia tahu, gadis yang ada di hadapannya mungkin bisa saja anggota Manor. Dandanan yang begitu mewah, mustahil jika hanya orang biasa kan?
"M-maaf bukan bermaksud lancang, Your Grace. T-tapi saya adalah anak dari Paman tukang kebun di Gloryfeld. Ini kali pertama saya datang ke Manor, mohon maaf jika saya tidak mengenali anda." Diluar nalar. Ele pikir ia akan mendapat amarah atau tamparan sebab menyinggung keluarga kerajaan. Namun yang ia dapati justru gadis itu terkekeh sembari menarik tangan Eleanor.
"Tenang saja. Aku hanya orang asing juga di Manor ini. Aku Chaerona, datang dari Arlen. Namamu siapa?" Ele mengernyit. Ia sontak melepas tangan Chaerona dan membungkuk serendah-rendahnya. "Your Grace, maafkan kelancangan saya karena tak mengenali anda. Anda patut memberi saya hukuman, saya akan menerimanya." Chaerona menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Assembly Of Elderwine
Fantasy"Siapa namamu, Lady?" Pria dengan setelan kemeja putih serta celana bahan itu mengulurkan tangan sembari menekuk kakinya sopan. Membungkuk, menjabat tangan sang puan yang berhasil merebut atensinya selama perburuan. "Eleanor Guinevere Elderwine, and...