Ditengah malam yang sepi, terlihat seorang pemuda yang melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibu kota.
Tanpa ragu ia terus menambah kecepatan laju motornya, ia nampak sangat santai seakan tak peduli akan keselamatannya.
Danu Danuarta 24 tahun, pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan cafe untuk menyambung hidupnya.
Setelah dirinya keluar dari rumah yang menurutnya adalah neraka, tempat yang terus memberikan sumber luka baginya.
Danu tinggal disalah satu kos yang sederhana dan cukup untuk dirinya sendiri, tentu saja dengan harga terjangkau karena ia juga butuh asupan untuk tubuhnya.
Danu bekerja hanya untuk dirinya sendiri, apapun ia lakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain disetiap langkahnya.
Bahkan Danu tak melibatkan keluarganya, karena keluarganya lah yang membuat Danu memutuskan untuk pergi menjauh... Dan tak ingin berurusan dengan keluarganya lagi.
Saking mandirinya Danu tak mempunyai teman dekat atau sahabat, ia hanya punya sekedar teman satu kerjaan saja selebihnya ia tak punya, sebab Danu membatasi dirinya berinteraksi dari orang-orang agar tak kembali terluka seperti yang ia rasakan dimasa lalunya.
Seringkali Danu melakukan hal gila, hanya untuk membuatnya lupa akan rasa sakit dihatinya... Ia bahkan sudah beberapa kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya, namun selalu gagal dan berakhir ia masih hidup sampai sekarang.
Terlalu banyak luka dan penderitaan yang Danu rasakan, bahkan ketika dirinya beranjak dewasa dan keluar dari ruang lingkup sumber lukanya... namun itu tak menjadikan hidupnya tenang karena ia masih saja diusik membuat hidupnya tak setenang yang orang lihat.
Danu sering kali mendapat teror dan hal tak terduga lainnya, bahkan ia sering kali adu jotos dengan orang yang tiba-tiba mencegat atau mengikutinya.
Sungguh miris hidup Danu yang hanya seorang diri, banyak hal sudah ia lewati dan banyak juga luka yang ia rasakan.
Danu sendiri menjadi pribadi yang tertutup dan dingin, bahkan Danu sangat cuek terhadap sekitar saking cueknya orang-orang yang melihat Danu pasti langsung memalingkan wajah mereka entah takut atau apa, yang pasti Danu tak peduli akan pandang orang-orang padanya.
_'kulkas dua pintu'_ itulah julukan Danu dari teman sepekerjaannya, karena Danu memang sangat minim bicara bahkan jika ada yang mengajak ngobrol pun Danu hanya berekspresi datar dan dingin.
Dan tak ada kata yang terucap dari bibirnya selain, _'apa?' , 'hmm' , 'oh'_ .... Dan ya, seperti itulah kata-kata yang keluar dari mulut seorang Danu Danuarta si kulkas dua pintu.
** Back to story **
Danu masih melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sesekali ia tersenyum tipis kala jalanan ibukota terlihat sepi dan kosong.
Namun tak berselang lama ketenangannya terganggu, kala ia melihat dari kaca spion ada beberapa mobil yang melaju kencang dibelakangnya.
Awalnya Danu cuek mungkin mobil-mobil itu emang lagi buru-buru atau apa, tapi lama kelamaan Danu mulai sadar jika mobil-mobil itu ternyata tengah mengikutinya.
"Sialan" Umpat Danu.
Dengan cepat Danu melajukan motornya kearah jalanan yang benar-benar sepi, setelah cukup jauh Danu melambatkan laju motornya lalu berhenti dan segera turun dari motor, untuk menunggu apakah benar mobil-mobil tadi mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want 'Disconnected'
RandomNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - * SLOW UPDATE * "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Dan...