Kini ruangan itu nampak sunyi, hanya ada suara Elektrokardiograf (EKG) yang menunjukkan kurva detak jantung Zion... Altas masih tak beranjak dari tempatnya, ia terus duduk disamping anaknya itu.
Altas menatap sendu Zion, ia terus menggenggam erat tangan Zion... Rasanya seperti mimpi Zion kembali koma, Altas bahkan tak tidur sama sekali demi menemani Zion.
Bahkan Sebastian sudah menyuruh Altas untuk beristirahat sebentar, dan yang lain akan bergantian menjaga Zion... Namun Altas menolak, ia ingin bersama Zion sampai anaknya itu bangun dari tidurnya.
"Apa mimpimu seindah itu?... Apa mimpimu membuat kamu nyaman berada disana?... Lantas bagaimana dengan Daddy, tolong bangunlah... Jangan bermimpi terlalu lama".
"...."
"Zion... Apa lelaki bajingan itu bernama Demian?? Jika iya, Daddy akan mencari dan membunuhnya... Daddy berjanji akan membunuhnya, dia akan merasakan penderitaan yang kamu rasakan".
"...."
"Zion... Ayo bangun, Daddy mohon... Jangan hukum Daddy seperti ini".
"...."
"Ayo pukul Daddy, marahi Daddy... Tapi jangan tinggalin Daddy... Daddy tak sanggup, Zion".
Altas terisak sambil menggenggam erat tangan Zion, bahkan Altas tak peduli dengan Gustav yang sedari malam menemaninya... Ia tak peduli juga dengan Sebastian, yang baru saja datang bersama dengan Arion, Ryu dan Zeon.
"Dad... Daddy harus istirahat" Ucap Arion.
"Tidak" Tolak Altas.
"Ayolah Dad, Daddy semalaman disini... Daddy juga belum makan" Ujar Zeon.
"Tidak" , Altas tetap menolak.
Sebastian menghela nafasnya lalu meminta botol air minum dari Ryu, lalu berjalan dan memberikan botol air itu kepada Altas.
"Ini minumlah, agar kau tak dehidrasi... Dan jangan lupa untuk makan" Titah Sebastian.
Tanpa curiga Altas meminum air putih itu, namun taklama kemudian kepala Altas terasa pusing dan ia juga merasa mengantuk... Dan akhirnya Altas tumbang, namun tubuhnya lebih dulu ditahan oleh Sebastian.
Sepertinya Altas tak tau jika air minum tadi sudah diberi obat tidur, itu ide dari Zeon yang khawatir dengan Altas yang tak tidur sama sekali.
"Gustav, bawa Altas ke ruang sebelah" Titah Sebastian.
"Baik tuan" Sahut Gustav.
Setelah kepergian Gustav yang membawa Altas untuk beristirahat, kini Sebastian yang duduk dikursi samping bangsal... Ia mengelus lembut kepala Zion yang masih betah memejamkan matanya.
"Bodoh" Kata Sebastian.
"Bahagia? Senang? Apa itu bualan semata hmm, sampai kapan kau akan berbohong Zion" Ucap Sebastian.
"Kau keterlaluan bocah, membohongi diri sendiri dan juga orang lain... Apa itu membuatmu bahagia".
"...."
"Sayang sekali... Opa pikir kamu benar-benar mau berubah dan menerima semuanya, tapi sekarang kau membuktikan jika usaha kami sia-sia... Kenapa Zion?".
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Sebastian.
Arion, Ryu dan Zeon terdiam, mereka hanya bisa memandangi wajah damai dan pucat Zion... Wajah pucat itu semakin pucat dan terlihat tenang, seperti tak ada beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want 'Disconnected'
AléatoireNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - * SLOW UPDATE * "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Dan...