Pagi harinya Zion masih bergulung dengan selimut, bahkan ia tak tau jika Sebastian berada dikamarnya berdiri sambil menatap dengan tatapan datar.Sebastian berjalan pelan lalu duduk disamping Zion yang masih tertidur pulas, tangannya refleks mengelus lembut rambut Zion, namun elusan Sebastian justru membuat Zion semakin nyaman dalam tidurnya.
"Zion".
Sebastian mencoba untuk membangunkan Zion, tapi nihil remaja jadi-jadian itu masih bermimpi indah dalam tidurnya. Bahkan elusan tangan Sebastian pada kepalanya, sama sekali tak menganggu tidur Zion.
"Bandel pulang malam, lihatlah sudah pagi belum juga bangun" Kata Sebastian tersenyum.
"Kau seperti pangeran tidur, pantas saja dia mengincarmu, Karena wajahmu benar-benar bak pangeran dongeng" Ucap Sebastian pelan.
"Tapi aku sangat kesal, kenapa wajahmu harus mirip dengan Maria. Aku tak terima, padahal anakku Altas sangat tampan tapi lihatlah wajahmu".
Sepertinya Sebastian lebih suka berbicara dengan kondisi Zion yang tertidur, sebab jika kondisi Zion sadar sudah dipastikan Sebastian harus bersabar dengan ucapan dan tatapan tajam dan datar yang Zion layangkan.
Taklama Zion mulai menggeliat, Sebastian yang melihat itu hanya tersenyum menahan gemas, lihatlah wajah cucunya yang terlihat sembab, dan lagi rambut Zion yang acak-acakan.
"Morning, Zion" Sapa Sebastian.
"Huh??" Linglung Zion.
"Pergi mandi, setelah itu sarapan lalu berangkat sekolah" Titah Sebastian.
"Siapa?" Tanya Zion tiba-tiba.
"Ini Opa, ayo cepat mandi nanti kau bisa telat sekolah" Jawab Sebastian.
Zion masih nampak tak fokus, jujur ia masih mengantuk dan malas melakukan apapun. Tapi mendengar ucapan Sebastian, mau tak mau ia harus bangun.
"Handuk" Bingung Zion.
"Ini" Sodor Sebastian.
"Ah, ya terimakasih" Ucap Zion, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sebastian terkekeh gemas, ini pertama kalinya ia melihat Zion mode tenang dan damai. Ia pikir Zion benar-benar berubah, tapi ternyata Zion masih sama seperti yang dulu cuma dalam versi terbaru.
Setelah mandi dan memakai seragam, Zion sedikit heran kenapa Sebastian masih ada dikamarnya. Tapi Zion hanya diam, ketika Sebastian memasangkan dasi dikerah kemeja seragamnya.
Layaknya anak kecil yang patuh, Zion benar-benar diam saja ketika Sebastian memasangkan dasi, mengeringkan dan menyisir rambutnya. Bahkan Sebastian yang memasukkan peralatan tulis,
buku kedalam tasnya."Ada yang tertinggal?" Tanya Sebastian.
"Nyawa" Jawab Zion.
"Astaga, kau masih mengantuk" Kata Sebastian.
"Ya" Sahut Zion.
"Hahaha, dasar bayi" Tawa Sebastian mengusak rambut Zion.
"Tck" Decak Zion.
Setelah bersiap tadi kini Zion sedang menikmati sarapannya, walau sesekali Arion mengajaknya ngobrol dan bercanda, tapi respon Zion ya gitu-gitu aja.
"Berangkat sekolahnya, mau Abang anter ga?" Tawar Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : The Death I Want 'Disconnected'
RandomNOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - * SLOW UPDATE * "Terimakasih karena kehadiranmu, membuat kematian yang ku inginkan terwujud" - Zion Jersey Daviandra. "Keinginan kita sama, tapi kenapa hanya keinginanmu yang terwujud" - Danu Dan...